26: Project XVII

6.6K 658 24
                                        

Cahaya lilin menari-nari di atas meja mereka, menciptakan bayangan lembut di wajah Jeff yang masih dipenuhi sisa euforia kemenangan. Aroma pasta dan wine memenuhi sudut tersembunyi restoran Italia kecil ini, jauh dari keramaian sirkuit dan sorot kamera.

"Jadi," MJ memainkan wine di gelasnya, "gimana rasanya menang di Monza?"

Jeff tersenyum lebar. "Honestly? Masih terasa nggak nyata. Kamu lihat kan tadi cavalieri di tribun? The sea of red... nothing comes close to that feeling."

"Mm-hmm, apalagi pas mereka teriak nama kamu waktu podium."

"Yeah," Jeff tertawa kecil. "Tapi tau nggak? Di tengah semua euforia itu, aku jadi inget anak-anak Project XVII."

MJ menaikkan alisnya. "Project XVII?"

"Ya," Mata Jeff berbinar, sangat antusias dengan proyek ini. "Tujuh belas bukan cuma nomor balap aku atau tanggal kemerdekaan kita. It's about giving these kids their own independence. Kebebasan untuk mengejar mimpinya. Itu project yang aku bangun tiga tahun lalu. Fokusnya di grassroot racing development sama education buat anak-anak Indonesia."

Jeff meneguk wine-nya. "Tiga tahun lalu, aku ketemu anak kecil di Jakarta, namanya Dean. Umurnya sebelas tahun, punya talenta luar biasa di karting. Tapi keluarganya nggak mampu buat support dia. And it hit me, berapa banyak Dean lain di luar sana? Kids with dreams but no means to pursue them,"

MJ menatap Jeff lekat-lekat, melihat bagaimana wajahnya melembut saat bercerita. "Kamu seharusnya lebih banyak memperlihatkan sisi ini ke publik, Jeff."

"It's easier to let them see what they want to see—the party boy, the playboy driver. But these kids... they remind me why I really race. It's not just about winning or proving something to Papa."

"It's about giving back."

"Yeah. Kita udah bangun lima fasilitas karting di daerah-daerah yang belum punya akses ke motorsport. Set up scholarship programs, mentoring..." Jeff berhenti sejenak. "Tau nggak apa yang paling bikin aku happy? Bukan pas mereka menang race. Tapi pas lihat nilai sekolah mereka naik."

"Education is part of the program?"

"It's the foundation of it. Racing is the dream, but education is the wings that'll actually take them there." Jeff tersenyum. "Kita punya rule: maintain your grades, then you can race."

MJ merasakan dadanya menghangat melihat passion dalam suara Jeff. "That's... that's beautiful, Jeff."

"Aku tau gimana rasanya punya mimpi yang terasa sangat tinggi dan besar. Dan mungkin aku nggak bisa kasih mereka semua kesempatan yang kudapat. Tapi setidaknya..." Jeff menggenggam tangan MJ di atas meja, "aku bisa membantu mereka."

"Sekarang Dean gimana kabarnya?"

Senyum Jeff melebar. "He's in British F4. Top of his class. And you should see him, Michelle Jane. The way his eyes light up every time he's in the car. It reminds me why I fell in love with racing in the first place."

"You really care about them, don't you?"

"They remind me of myself," Jeff mengaku pelan. "Not the privileged part, obviously. But the dream part? The pure love for racing?" dia terdiam sejenak, "kadang aku mikir karirku atau semua ini... mungkin bukan hanya sekadar menang. Mungkin untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak yang nggak seberuntung aku."

MJ merasakan sesuatu yang hangat mengembang di dadanya. Di sinilah dia, Jeff yang jauh dari sorotan kamera. Jeff yang berbicara tentang anak-anak dengan mata berbinar dan suara yang penuh passion. Jeff yang menggunakan privilege-nya untuk sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.

"Next time," MJ berkata tanpa pikir panjang, "I want to visit Project XVII with you."

Jeff menatapnya terkejut. "Serius?"

"Serius," MJ tersenyum. "I want to see this side of you more, Jeff."

AN: Udah ganteng, 3x wdc, kaya, good with kids, hatinya mulia banget lagi, KURANGNYA APA KM JEFFFFF?!

Rule Number Five [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang