BAB 31

1.1K 72 8
                                    

Follow akun aku ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow akun aku ya guys

Biar kalian tahu semua update terbaru dari cerita aku

*******


Semua orang menyusul Urfi dan Gahar ke rumah sakit. Gahar membawa Urfi ke rumah sakit sendirian dengan mengendarai mobilnya. Gahar menunggu di luar ruangan di mana Urfi tengah di periksa oleh dokter. Dengan gelisah dan perasaan bersalah, Gahar menundukkan kepalanya, terduduk di kursi yang berada di depan ruangan Urfi.

Derap langkah kaki terdengar mengisi lorong rumah sakit yang sunyi, kedua orang tua mereka melangkah mendekati Gahar. Dewi duduk di samping Gahar, mengusap lengan anaknya itu, menenangkan.

“Gimana keadaan Urfi?” tanya Dewi.

Gahar menggelengkan kepalanya lemah.

Linda yang melihat itu terjatuh di pelukan Wandi. Segala pemikiran buruk mampir di benaknya. Linda menggelengkan kepalanya berulang kali. “Kandungan Urfi baik-baik aja, kan, Gahar?”

Gahar mengangkat kepalanya. “Aku nggak tahu, Ma. Dokter lagi meriksa Urfi di dalam”

Linda merasa sedikit lega, tapi matanya menatap Gahar tajam. “Kalau sampai terjadi sesuatu sama cucu Saya. Saya akan membunuh kamu, Gahar! Kamu ingat kata-kata Saya! Kamu penyebab anak Saya jadi seperti ini!”

“Ma, udah” Wandi menenangkan Linda yang masih marah dengan Gahar. “Kita tunggu dokter yang periksa Urfi dulu”

Gahar terdiam, tidak membantah. Memang dirinya yang menjadi penyebab kehancuran dari rumah tangganya. Urfi pendarahan juga karenanya yang membuat Urfi menderita. Semua salah Gahar.

Semua orang mengalihkan pandangan ke arah pintu ruangan yang terbuka. Seorang laki-laki yang mengenakan baju dokter keluar dari sana, di dampingi oleh seorang perawat. Dokter itu menghela napas, membuka kaca matanya.

“Boleh Saya berbicara dengan suami pasien?”

Gahar segera mendekati dokter yang bernama Dito itu. “Saya suaminya, Dok”

“Untung Bapak membawa ibu Urfi ke rumah sakit dengan cepat, jadi beliau baik-baik aja”

“Bagaimana dengan kandungannya, Dok?” tanya Gahar, menatap Dokter dengan cemas.

Dokter Dito tersenyum. “Anak Bapak baik-baik saja. Tapi, kandungan Ibu Urfi sangat lemah. Beliau mengalami stres berat, dan itu berpengaruh dengan kondisi kandungannya. Saya sarankan untuk tidak memberitahu Bu Urfi masalah yang bisa membuatnya kepikiran. Ibu hamil itu rentan, Pak. Nggak boleh banyak pikiran, apalagi kondisi kandungan yang lemah seperti Ibu Urfi”

Gahar menganggukkan kepalanya, merasa lega karena anak di dalam kandungan Urfi baik-baik saja. “Terima kasih, Dok”

Dokter menganggukkan kepalanya, berpamitan kepada semua orang yang menunggu di luar ruangan. Linda merasa begitu lega, dia terjatuh di dalam pelukan Wandi, anaknya baik-baik saja.

Mari, Berbagi Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang