BAB 27

926 70 9
                                    

Setelah percintaan mereka yang panas, Gahar masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan tubuhnya yang penuh keringat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah percintaan mereka yang panas, Gahar masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan tubuhnya yang penuh keringat. Sementara Urfi, perempuan itu masih duduk di tepi kasur, sudah memakai baju tidur. Urfi sudah mandi terlebih dahulu dari Gahar. Urfi mengambil testpack yang dia simpan di dalam tas kerjanya. Guratan senyuman itu kembali tercetak di bibirnya saat memandangi testpack yang berada di genggamannya.

Bagaimana cara Urfi memberitahu Gahar perihal kehamilannya? Apa Urfi langsung melemparkan testpack itu kepada Gahar? Enggak, dong! Urfi harus membuatnya terlihat lebih rahasia agar Gahar merasa terkejut. Urfi mencari-cari kotak yang bisa dia gunakan untuk menyembunyikan testpack itu.

Urfi membuka laci nakas di samping kasur, ada kotak kalung. Urfi mencoba memasukkan testpack ke dalamnya, berdecak, tidak muat. Urfi kembali mencari kotak lain, dan matanya tertuju kepada kotak bekas ponselnya. Segera Urfi mengambil kotak ponsel yang berada di atas lemari, meniup debu yang menempel di kotak itu.

Urfi memasukkan testpack ke dalam kotak ponsel, menyembunyikannya di sana. Urfi melirik kotak yang dia taruh di kasur, jantungnya berdegup kencang menunggu Gahar keluar dari kamar mandi. Urfi menghembuskan napas pelan, mengusap dadanya, di dalam sana sedang tidak karuan. Jantungnya memukul-mukul kencang, kegugupan terlihat begitu kentara.

Urfi terlonjak ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka. Urfi tersenyum melihat Gahar yang keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya, rambut laki-laki itu masih basah mengakibatkan beberapa tetesan air terjatuh.

“Dari tadi senyum-senyum terus, Fi? Senang banget, ya?” Gahar bergerak mengambil baju dan celana tidurnya di lemari.

Urfi mengulum senyum, memperhatikan Gahar yang sedang memakai baju di dekatnya. “Aku ada sesuatu buat kamu”

Gahar mengernyit. “Sesuatu?” ulangnya. Baju Gahar sudah terpasang dengan sempurna, handuk yang tadi di lilitkan di pinggang dia gunakan untuk mengusap rambutnya agar tidak terlalu basah.

Urfi menganggukkan kepalanya, tangannya bergerak mengambil kotak ponsel yang dia taruh di sampingnya, memberikannya kepada Gahar. “Ini buat kamu”

Kerutan di dahi Gahar semakin bertambah, meskipun bingung dia mengambil kotak ponsel itu. Seingatnya, ulang tahunnya masih beberapa bulan lagi, dan hari ini juga bukan hari yang spesial. Jadi, untuk apa Urfi memberikannya hadiah?

“Buat aku?” tanya Gahar, memastikan.

Urfi mengangguk, mengulum senyuman.

“Ada hari spesial yang aku lupain?” Urfi menggelengkan kepalanya, membuat Gahar semakin bingung. “Aku rasa aku nggak lagi ulang tahun, kamu kasih aku HP buat apa?”

“Buka aja” suruh Urfi, mengangkat kepalanya menatap Gahar yang berdiri di depannya.

Gahar mengangkat bahu. “Padahal HP aku masih bagus, kamu udah kasih aku HP baru aja” ucapnya. Tangan Gahar bergerak membuka kotak ponsel yang Urfi berikan.

Mari, Berbagi Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang