BAB 23

999 47 1
                                    

Tiga hari lamanya Urfi tidak masuk kerja karena insiden terjatuh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari lamanya Urfi tidak masuk kerja karena insiden terjatuh itu. Selama itu juga Gahar menjaga Urfi dengan baik, ke mana pun Urfi pergi, Gahar akan membimbingnya. Laki-laki itu juga tidak masuk bekerja selama tiga hari karena menjaga Urfi. Sudah sering Urfi menyuruh Gahar untuk masuk bekerja saja, tapi Gahar selalu menolak dengan alasan ingin menjadi suami yang baik bagi Urfi.

Urfi yang sedang sakit pun hanya bisa pasrah saja, dia tidak bisa memaksa Gahar. Berhubung badannya sudah tidak sakit lagi, Urfi memutuskan untuk segera masuk kerja. Banyak pekerjaan yang tertunda selama dirinya sakit, pekerjaan Gahar pasti juga tertunda.

“Beberapa hari yang lalu Tio dengar suara desahan di parkiran” bisik salah satu karyawan perempuan kepada temannya yang berada di sebelahnya.

“Masa, sih? Kapan? Masa ada yang berbuat mesum di parkiran”

“Katanya, sih, tiga hari yang lalu, pas itu parkiran lagi sepi, makanya ada yang berani seks di sana. Mana suara desahannya kencang banget kata Tio”

Temannya satu lagi berdecak-decak. “Nggak tahu malu banget berbuat gitu di kantor. Kayak nggak ada tempat lain aja. Kan, bisa sewa hotel”

“Nggak modal kali” sahut temannya sambil tertawa.

Mereka tergelak membicarakan pasangan yang bercinta di parkiran tanpa tahu jika pasangan yang tengah mereka bicarakan berdiri di belakang mereka. Saat pintu lift terbuka di lantai 2, tiga orang karyawan itu keluar dari lift, menyisakan Urfi dan Gahar.

Urfi merasakan tangannya gemetar ketika sadar dirinyalah yang di bicarakan oleh ketiga karyawan tadi. Dia yang bercinta dengan Gahar di dalam mobil di parkiran beberapa hari yang lalu. Urfi tidak menyangka jika saat masuk bekerja dia di sambut dengan berita pasangan bercinta di parkiran. Desahannya di dengar oleh karyawan lain, dan Urfi merasa sangat malu, dirinya hina.

“Nggak usah di dengerin apa yang mereka omongin, sayang” Gahar menatap Urfi yang terdiam. Dia tahu jika Urfi pasti merasa sangat malu, mengira jika mereka yang tengah di bicarakan, beranggapan percintaan mereka di dengar karyawan lain. “Mereka juga nggak tahu kan kalau itu kita. Bisa aja ada pasangan lain yang ngelakuin hal yang sama”

Urfi menggelengkan kepalanya. “Kita yang ngelakuinnya di parkiran tiga hari lalu, Har” Urfi yakin jika mereka tersangkanya, hanya mereka yang bercinta di sana. “Aku nggak tahu malu banget, Har. Aku minta bercinta di mobil, padahal aku tahu kalau kita masih di kawasan kantor”

Gahar menghadapkan tubuhnya ke arah Urfi, memegangi kedua bahu istrinya itu. “Hei, kamu jangan__” ucapan Gahar terjeda ketika melihat Urfi menangis. “Sayang, jangan nangis. Nggak apa-apa, kita suami istri, kita nggak berbuat mesum seperti apa yang mereka omongin”

Urfi tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba menangis hanya karena mendengar ucapan dari karyawan itu. Mereka tidak tahu jika Urfi dan Gahar yang melakukan tindakan tidak sopan itu di parkiran. Urfi harusnya tidak perlu khawatir, tapi dia merasa ingin menangis begitu saja. Malu, menyesal, dan merasa dirinya hina karena melakukan hubungan intim di tempat umum.

Mari, Berbagi Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang