Di tengah aktivitas nya, Pooh mulai bercerita lebih tepatnya menceritakan awal mula dirinya menyukai menggambar."Dulu... Saat aku menjadi satu-satunya orang yang selamat dalam kecelakaan mobil , aku tinggal di panti asuhan karena tak punya keluarga lain , kecelakaan itu merenggut nyawa kedua orang tuaku, sejak aku di panti, aku tidak bisa berinteraksi dengan semua orang, aku selalu merasakan ketakutan, hingga tiba-tiba ada seorang kakak laki-laki yang memberiku alat tulis dengan pensil warna yang lengkap, dia mengatakan, 'kau bisa melukis kan perasaanmu di kertas ini, dengan begitu kau tidak akan kesepian' "
Ujar PoohMendengar itu,Pavel mengangguk mengerti.
"Kakak itu pasti sangat memperhatikan mu, hingga dia tahu kau kesepian ""Yah... Dia satu-satunya yang mengerti perasaanku, saat itu aku punya gangguan ekpresi. Dimana aku tidak bisa mengenali apa itu menangis apa itu tertawa, hingga saat melihat kakak itu tersenyum seraya memberikan alat tulisnya, aku bisa merasakan hatiku menghangat, walau aku tidak tahu ekpresi seperti apa yang aku tunjukkan, tapi aku rasa orang itu tahu aku sangat berterimakasih padanya"
Lanjut Pooh bicara"Yahh setidaknya ada satu orang yang mengerti, itu lebih bagus daripada tidak sama sekali "
Pavel menjatuhkan rokoknya yang sudah habis itu ke lantai.Tangan Pooh mulai terhenti di bagian pantat Pavel, sepertinya dia mulai ragu untuk melanjutkan aktivitas nya.
Pavel tersenyum simpul saat dirasa tubuhnya tak lagi merasakan sentuhan seseorang,
Diapun kembali berbalik hingga kembali terbaring,
"Tidak ingin melanjutkan?"tanya Pavel
Pooh terdiam, masih dengan mata yang tertutup dasi hitam itu.
"Bolehkah aku membuka dasinya?"tanya Pooh
Pavel mendengus
"Kau ingin melihat tubuhku yang tanpa sehelai kain pun?"Pooh mengangguk sebagai jawaban,
"Hmmm.. tidak, aku tidak mengijinkannya" jawab pavel
Alhasil itu membuat wajah Pooh menekuk, dia kecewa mendengarnya.
Dan terdengar suara Pavel terkekeh disana,
"Aku bilang kau tidak boleh melihat nya tapi aku tidak bilang kau tidak boleh menyentuhnya"
Lanjut Pavel bicaraPooh mengangkat kepalanya untuk menatap pavel meski matanya tetap tak bisa melihat,
Pavel lalu mengiring tangan Pooh untuk menyentuh milik nya,
"Kau bisa memuaskanku dengan tanganmu kan?"tanya Pavel
Pooh menelan ludahnya sendiri saat tangannya bisa merasakan benda panjang yang sempat dia bayangkan tadi,
Pooh terdiam sesaat, lalu dia mulai mendekatkan wajahnya ke benda panjang itu ..
Dan langsung melahapnya sekaligus.
"Aishh.."
Reaksi terkejut Pavel tampak nyata saat matanya membola melihat apa yang Pooh lakukan"Bajingan ini, aku menyuruhmu melakukannya dengan tanganmu! ahh.. hati-hati dengan gigi mu"
Pavel tampaknya ingin marah, namun merasakan lidah seseorang yang mulai mengelus miliknya sungguh di sayangkan jika dia melewatkan nya begitu saja.
Pavel mulai menengadahkan kepalanya dengan mata terpejam menikmati service yang dia dapatkan tiba-tiba dari orang lain,
"Haa ahh... Sial... Aku bilang awas dengan gigi mu!" Ujarnya sedikit kesal
"Apa ini pertama kalinya kau melakukan nya?"tanya Pavel seraya menatap kepala Pooh yang bergerak di bawah sana
YOU ARE READING
under the moonlight
Fanfiction"kau akan pergi lama dan itu membuatku khawatir"ujar Pooh "Kita tidak memiliki hubungan apapun, khawatirkan saja dirimu, semoga beruntung" Jawab Pavel seraya pergi berjalan keluar dari rumah Pooh Jawaban yang sama kembali Pooh dengar , itu membuat...