threatened

130 16 1
                                    

Tan dan ayahnya tampak sedang menonton tv seraya memakan sarapan mereka.

"Huh bagaimana bisa seorang pecandu narkoba bisa tampil di tv tanpa rasa malu"ujar sang ayah

"Hah? Siapa yang ayah maksud?"tanya Tan

"Orang itu, namanya Pavel naret, 6 tahun lalu aku yang menangkapnya sendiri karena menyelundupkan narkoba, namun itu tak lama karena di harus pergi ke pusat rehabilitasi, dia juga mengkonsumsi narkoba itu"jelas sang ayah

"Benarkah, lalu kenapa dia ada di perusahaan itu?"

"Aku dengar dia sekarang menjadi presiden direktur di savage group, bagaimana bisa mereka mempercayakan perusahaannya pada orang seperti dia "

Tan ber oh ria
"Ohh sekarang aku mengerti mengapa anak itu tampak sangat di banggakan oleh dosen wan"
Gumamnya sambil tersenyum

***

Pooh sedang berjalan menuju tempat kerjanya.

Meskipun dia tampak fokus menatap jalanan, namun pikirannya tak bisa fokus,

Dia masih memikirkan perkataan Pavel Minggu lalu,

Diapun mengeluarkan hp nya dan menatapnya ragu,

Ini sudah seminggu dan seharusnya Pavel menemuinya seperti janjinya, namun dia tak kunjung menunjukkan wajahnya ,

Pooh menatap sedih Nomor hp seseorang yang dia harapkan itu,

"Benar! Dia tidak menyukaiku, dia Hanya membutuhkan partner sex dan bukan aku, seharusnya aku tidak berharap terlalu banyak padanya"gumam Pooh dalam pikirannya

Pooh menyimpan kembali hp nya, hingga akhirnya dia sampai di tempat kontruksi bangunan,

Diapun mulai bekerja seperti biasa, mengangkat beberapa barang dan semen

"Pooh! Kemarilah!"ujar seniornya

Pooh menghampiri nya,
"Apa ada masalah?"tanya Pooh

"Aku sudah berusaha menggali tanah ini dengan derek, tapi itu terus terpantul , sepertinya ada batu besar di dalamnya, bisakah kau menggalinya dengan sekop "

"Oh baiklah, aku akan melakukannya"jawab Pooh seraya mulai melakukan perintah seniornya

Beberapa menit dia menggali hingga Pooh mengerutkan keningnya
"Sepertinya ini bukan batu"

Pooh menggali dengan tangannya untuk melihat lebih dekat benda yang ada di dalamnya

Matanya tampak membola saat dia melihat sebuah peti besar .

**

"Pembangunan museum sudah mulai di lakukan sejak 2 Minggu lalu" ujar jin

Pavel tampak terdiam
"Apa aku terlalu kasar menolaknya seperti itu, lagipula dia tidak mengatakan ingin menjadi pacarku, kenapa aku menolak nya mentah mentah, hhh... Tapi itu lebih baik daripada memberikan harapan palsu padanya " isi pikiran Pavel saat ini.

"Oh baiklah "
Ujar jin seraya menutup telponnya

"Boss... Boss!"
Ujar jin berusaha menyadarkan Pavel

"Hm katakan "
Jawab Pavel saat dia sadar

"Sepertinya ada masalah di lokasi kontruksi "jawab jin

"Masalah apa?"

"Aku rasa kau harus melihatnya sendiri "

1 jam kemudian,

Pavel sudah berada di depan lokasi, dia bisa melihat puluhan kotak peti berisi obat merah yang selalu dia pakai.

under the moonlightWhere stories live. Discover now