pavel

122 17 1
                                    

" kau bisa berjalan-jalan seperti ini tampaknya lukamu sudah membaik, kau sembuh dengan cepat"lanjut Joong bicara

Pavel tersenyum menyungging
"Sudah lama sejak aku terakhir kali bertemu dengan keluarga mu, puterimu ternyata sudah besar"

Joong tertawa renyah
"Yah cepat atau lambat kita pasti akan bertemu lagi"

"Sebenarnya aku berharap tidak, karena aku merasa mual setiap melihat mu"

"Ck ck hahaha.. kenapa kau sangat kejam, tapi aku suka kata-kata kasarmu.."
Joong mendekatkan wajahnya di samping telinga Pavel

"Menurutku kau tampak sexi jika mengumpat "lanjut Joong berbisik seraya menatap Pooh yang ada di belakangnya

Tangan Pavel memegang erat lengan Pooh di belakang, seolah tahu apa yang Pooh rasakan saat ini,

Joong tersenyum smirk lalu kembali menjauh,

"Pokoknya aku turut senang karena kau baik-baik saja, lain kali cobalah untuk lebih berhati hati lagi.."
Joong melangkah melewati Pavel lalu menepuk pundak Pooh

"Kau juga"
Ucap Joong pada Pooh.

Diapun pergi meninggalkan Pavel yang terdiam sesaat, membuat Pooh menatap belakang kepalanya bingung.

Dia bisa merasakan getaran tangan pavel di Tangannya.

Merekapun menaiki mobil untuk kembali ke apartemen.

Tidak ada pembahasan atau pembicaraan apapun.

Pavel kembali ke wajah datarnya yang serius, tawa yang beberapa jam lalu Pooh dengar seolah tak pernah terjadi.

Hal itu membuat Pooh banyak berpikir, siapa pria itu, mengapa dia bisa sampai membuat Pavel menahan marah seperti ini,

Apakah hubungan mereka pernah se dekat dirinya saat ini,

Atau mungkin lebih dari itu?

Pooh ingin menanyakan semua itu, namun dia memilih menelan semua itu dan beralih melihat keluar jendela.

Rasanya meskipun saat ini dia ada di tempat dan ruang yang sama dengan Pavel, tetep saja dia merasa seperti ada dinding yang menghalangi mereka.

Tak lama merekapun sampai di rumah.

Bersamaan dengan Pavel yang baru saja mendapat telpon.

"Hallo.."

"Boss, ketua ingin kau datang ke kantor"
Ujar jin

"Sial, bahkan di waktu istirahat ku pun dia terus memanggilku seenaknya"

"Dia akan menunggumu"

"Hm baiklah, aku akan segera datang" ucap Pavel lalu menutup telponnya.

Dia lalu berjalan mendekati Pooh yang ada di depan sana.

"Pooh sepertinya aku harus kembali ke kantor, ingat untuk tidak membuka pintu untuk orang asing, kau tidak perlu menungguku, makan dan tidurlah " ucap Pavel seraya mengusap pipi pooh

Pooh menatap Pavel seperti menahan sesuatu, dia ingin bertanya namun dia takut Pavel akan mengatakan hal yang sama seperti dulu,

Dia takut dia terlalu melewati batas. Tapi...

Bukankah wajar, karena sekarang mereka sepasang kekasih.

Pavel hendak kembali membuka pintu untuk pergi,

Namun suara Pooh akhirnya menghentikannya.

"Siapa... Siapa pria itu?"tanya Pooh

Pavel kembali berbalik, dia menatap Pooh da tersenyum menyungging

under the moonlightWhere stories live. Discover now