Langkah kaki seseorang terdengar menggema di atas lantai marmer sebuah kantor,
Suara tongkat golf yang di seret menjadi teman dari suara sepatu yang mengetuk disana,
Dia membuka pintu ruangan dengan tatapan dingin,
Terlihat di dalam sana sudah ada pria yang sedang berlutut di samping meja kerjanya,
Orang itu melangkah hingga dia ada di hadapan orang yang berlutut.
"Maafkan aku tuan Joong, aku sungguh tidak bermaksud... Ak..aku.."
Bug!!
Joong langsung menghantam kepala top dengan tongkat itu hingga dia tersungkur ke lantai,
Joong menekan tongkat itu di atas kepalanya
"Bukankah aku sudah bilang untuk tidak melukai Pavel!!"
Teriaknya"Tuan.. bawahanku melakukan kesalahan, targetnya adalah anak itu, bukan Pavel, sungguh, si pecandu itu datang tanpa bisa diduga"
Jawab top sedikit meringis"Dasar tidak berguna!!"
Joong menendang top hingga dia berguling ke arah lain , tentu dengan kepala yang sudah berdarah.Joong menatap lukisan dirinya di dinding dengan tatapan marah,
"Kita bisa menduga, hubungan mereka bukan seperti yang kita pikirkan, Pavel bahkan berani menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan anak itu" lanjut top bicara setelah dia bangkit dari posisinya
Joong mengeratkan genggaman tangannya di tongkat itu,
"Jangan bertindak gegabah lagi, atau aku benar benar akan membunuhmu"ucap Joong penuh penekanan
Setelah itu dia kembali pergi dari ruangan itu.
***
Pooh dan Pavel berjalan ke sebuah gedung apartemen dimana Pavel tinggal.
"Phi.. kenapa mengajakku kemari?"tanya Pooh
"Kau pernah bilang tidak tahu harus menemui ku dimana, ini tempatku, jadi mulai sekarang kau bisa datang kapanpun kau mau"jawab pavel seraya memasukkan sandi rumahnya
Tak lama pintu terbuka , Pooh dan Pavel masuk ke dalamnya.
"Duduklah, kau ingin teh atau kopi? Hm atau wine?"tanya Pavel seraya berjalan ke dapur
"Tidak apa-apa, aku minta air putih saja"jawab Pooh seraya duduk di bangku minibar yang ada disana.
Pavel tersenyum simpul seraya memberikan air yang dia minta,
Diapun ikut duduk di samping Pooh.
"Jadi .. selama ini kau tinggal disini?"tanya pooh seraya meratapi tempat itu
"Hm"
Jawab pavel sambil meminum air nya."Syukurlah"
Ucap Pooh seraya tersenyum lega."Kenapa? Kau pikir aku akan tinggal di tempat kumuh seperti tempatmu?"
"Setidaknya itu tempat yang nyaman bagiku saat ini"
Mendengar jawaban Pooh membuat Pavel sedikit merasa bersalah.
Diapun meminum airnya.
Hhh...
Mulutku sudah terbiasa untuk bicara kasar seperti itu, tapi anak ini bahkan masih bisa tersenyum menjawabnya.
Pikir Pavel."Phi .."
"Hm"
"Jadi mulai sekarang, kita bisa kencan bukan?"
Pavel mendengus
"Kencan? Cih .. aku bukan anak remaja yang suka akan hal seperti itu, ak.."Pavel menghentikan perkataannya saat melihat perubahan dari wajah Pooh.
YOU ARE READING
under the moonlight
Fanfiction"kau akan pergi lama dan itu membuatku khawatir"ujar Pooh "Kita tidak memiliki hubungan apapun, khawatirkan saja dirimu, semoga beruntung" Jawab Pavel seraya pergi berjalan keluar dari rumah Pooh Jawaban yang sama kembali Pooh dengar , itu membuat...