BAB 42

6.4K 189 14
                                    

Varsha keluar dari Secret dengan wajah kesal, menggerutu tidak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varsha keluar dari Secret dengan wajah kesal, menggerutu tidak jelas. Mata perempuan itu menatap nyalang ke arah mobil Baskara yang terparkir tidak jauh dari Secret. Laki-laki itu meneleponnya berulang kali sampai Varsha terpaksa harus mengangkatnya. Di telepon Baskara mengabarkan jika dia sudah berada di depan Secret, menyuruh Varsha menghampirinya. Tentu saja Varsha menolak, tapi Baskara mengancam akan mendatanginya ke Secret jika tidak mau keluar.

Varsha masuk ke dalam mobil Baskara, membanting pintunya dengan kasar. “Ada apa?” tanyanya ketus.

“Di mana kau mendapatkan uang 20 juta, Varsha?” tanya Baskara balik, menatap Varsha menyelidik.

Varsha mendengus kasar. Apa Baskara menemuinya hanya untuk menanyakan itu? “Bukan urusanmu!”

“Tentu urusanku, kau masih istriku. Sebelum kau membayarnya lunas, kau tetap istriku. Kau tidak boleh menjual dirimu ke orang lain!”

Varsha menatap Baskara tajam. “Aku bukan perempuan yang suka menjual diri!” ucapnya penuh penekanan. “Aku memang menjual diriku padamu, tapi bukan berarti aku tidak punya harga diri”

Mata Varsha memanas, di saat seperti ini, dia malah merindukan Baskara. Biasanya laki-laki itu akan memeluknya, berkata lembut padanya, tapi semuanya sudah berbeda, hubungan mereka sudah berubah, mereka akan kembali ke masa di mana awal mereka bertemu.

Baskara menganggukkan kepalanya. “Bagus. Kau tidak boleh menerima pelanggan lain selagi kau masih terikat kontrak denganku”

Varsha mendengus lagi. Tanpa Baskara suruh, dia juga tidak ada niat untuk menerima pelanggan lain. Menjalani kontrak kerja dengan Baskara saja sudah sangat melelahkan.

“Apa Clara menghubungimu?”

Varsha menarik matanya untuk menatap Baskara, dia sedikit terkejut. “Untuk apa Clara menemuiku?” tanyanya, pura-pura tidak tahu.

Baskara menatap Varsha, mencoba mencari kebohongan di balik mata perempuan itu. Baskara tersenyum miring. “Kau tidak pandai berbohong, Varsha”

Varsha mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Jika kau tidak punya hal penting yang ingin kau bicarakan, kau bisa pulang. Jangan menemuiku lagi”

Baskara menahan tangan Varsha yang hendak keluar dari mobilnya, dia juga segera mengunci pintu. “Aku akan tetap menemuimu, kau masih punya hutang 10 juta padaku”

Varsha menatap Baskara kesal. “Aku akan membayarnya! Kau tidak perlu menemuiku! Aku akan mentransfernya saat sudah punya uang”

Jika Varsha terus bertemu dengan Baskara, dia akan kesulitan melupakan laki-laki itu. Varsha tidak boleh melihat Baskara lagi agar perlahan wajah laki-laki itu bisa dia lupakan dengan segera.

“Terserah padaku ingin menagihnya langsung atau tidak” Baskara ingin menagih langsung agar memiliki alasan untuk menemui Varsha, dia ingin melihat keadaan Varsha setelah memutuskan pergi dari rumahnya.

BAYAR DI MUKA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang