13. Ketahuan?

823 90 29
                                    

Maap kalo banyak typo nya (⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)
Yaa sudah, lanjut~
___
-
-

Setelah mendengarkan ceramah dari Shien yang tentunya tidak singkat itu. Mereka berempat keluar dari ruang OSIS dengan ekspresi kaku, seakan-akan mengalami trauma.

"ini salah mu." ucap Len sambil menatap sinis kearah Carlos lalu berjalan pergi dari sana tanpa sepatu. Hanya beralas kan kaos kaki nya yang berwarna putih.

Disana Fae dan Eugene langsung berjalan mengikuti Len, sementara Carlos berbalik dan pergi ke arah lain.

"kembalilah ke kelas kalian. karena aku mau ke lantai tiga." ucap Len sambil terus berjalan tanpa menoleh kebelakang.

"Biarkan aku mengantar mu.."-Fae

"Aku mau bersama mu sedikit lebih lama lagi.. Please?" Ucap Eugene yang lantas langsung mendapatkan tatapan tajam dari Fae.

"jangan buat aku mengulangi kata-kata ku. aku mau mampir ke kelas Leon, jadi pergilah ke kelas kalian, lagian bel masuk sudah berdering lima menit lalu."

"Lantai tiga? Untuk apa?"-Eugene

"...mau minjam sepatu."

"Biar aku antar."-Fae

Len menghentikan langkah nya lalu berbalik dan menatap mereka berdua. "jangan jadikan aku sebagai alasan kalian untuk bolos kelas." ucap Len, membuat keduanya terdiam dan dengan pasrah menuruti perkataan Len.

"Kamu sedang membicarakan dirimu sendiri, kan?" ucap Eugene, membuat Len menghentikan langkah nya. "Kan bisa minjam nanti aja, waktu jam istirahat siang."

"aku sengaja nyamperin dia sekarang, supaya tinggal ke kelas nya aja. ga ada yang tau kan Leon bakal kemana waktu di jam istirahat siang... karena dia terlihat seperti tipe orang yang tidak bisa diam di kelas."

"Ya.. Itu benar"-Eugene

Begitulah akhirnya Len berjalan sendirian menuju lantai tiga, lorong untuk kelas 11. Sebelum kemudian Len tiba-tiba menghentikan langkah nya di tangga saat melihat Kethan sedang bersama Kairi menuruni tangga.

Ketika Len dan Kethan melakukan kontak mata, entah kenapa Len tiba-tiba merasa merinding dan tertekan.. Sebuah perasaan yang asing tapi juga familiar.

apa.. mata merah nya memang setajam itu sejak dulu....

Karena merasa tidak nyaman, Len berbalik, tidak mau berjalan lebih dekat kearah Kethan. Namun langkah Len terhenti ketika ia merasakan sebuah lengan mencengkram leher nya dari belakang! Karena saat ini, Kethan mencekik Len!

"bajing*n! lepasin gu—"

"KETHAN! Lepasin dia! Lo mau bunuh orang?!" teriak Kairi sambil mencoba menghentikan Kethan. Namun, tenaga Kethan lebih besar dibanding dua laki-laki cantik ini. Bahkan Kethan sama sekali tidak bergeming.

"... jika aku membunuh darah murni seperti mu semuanya akan selesai. " gumam Kethan sambil mengencangkan cengkraman nya di leher Len.

Hingga Leon datang dan langsung meninju Kethan tepat di wajah nya, membuat Kethan terhuyung ke depan dan cengkraman nya lepas dari leher Len.

Saat Len jatuh ke lantai dengan nafas terengah-engah, Kairi langsung menghampiri nya sementara Kethan segera kembali berdiri tegak lalu menoleh kearah Leon.

"Jangan bertingkah seakan kamu pahlawan, ini urusan ku dan anak itu. Jangan ikut campur. " ucap Kethan dengan ekspresi yang terlihat marah sambil menatap tajam kearah Leon. Sebelum kemudian suara rintihan Len di lantai menarik perhatian Kethan.

Sebelum Kethan bisa kembali mendekat kearah Len, Leon segera menghentikan nya dengan mencengkram lengan Kethan.

"Sebaiknya lo berhenti sekarang, Lo tau kan ini bukan teritori lo? " ucap Leon sambil mengencangkan cengkraman nya di tangan Kethan.

[BL] Take it Easy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang