04. MPLS IV: Diluar Prediksi

816 109 13
                                    

Maap kalo banyak typo nya (⁠⇀⁠‸⁠↼⁠‶⁠)
Yaa sudah, lanjut~
___

Semua mata tertuju pada orang yang tiba-tiba mengangkat tangan nya, itu adalah Fae. Dari kerutan di kening nya, jelas ia tidak menyukai ini, lalu.. Kenapa dia mengajukan diri?

"Len pasti lelah setelah berlari ke lantai tiga... Dia bisa saja pingsan karena sesak nafas nanti"-Fae

"aku tidak selemah itu bang—" sebelum menyelesaikan kalimatnya, Len terdiam lalu kembali duduk di lantai dengan tenang. Sebelum kemudian roboh ke samping, tertidur di lantai sambil memeluk gitar nya, menyadari adanya kesempatan baginya untuk lepas dari ini. "kalau ada dia, kenapa harus aku.."

Mendengarkan itu, Eugene dan Hael saling memandang lalu berhenti untuk membujuk Len. Namun, kedua nya juga tidak banyak berkomentar atau bahkan menyemangati Fae, dan malah ikut duduk di lantai.

"Hey... Kepala mu bisa sakit, duduklah disini." ucap Hael sambil menepuk-nepuk pangkuan nya, sementara Eugene menggapai kaki Len, berniat untuk mengurut kaki nya namun ia malah mendapat tendangan dari Len.

"Akhh! Perut ku.."-Eugene

"jangan sentuh aku bang*at."

"Heeeyy.. Aku hanya mencoba untuk membuat mu merasa lebih baik, kau tau?!"-Eugene

"dan aku tidak butuh itu."

"ekhem!" Hael berdehem, sambil kembali menepuk-nepuk pangkuan nya. Sementara Len yang kebetulan merasa tidak nyaman berbaring di lantai, dengan santai nya mengangkat kepala nya dan menyandarkan kepala nya di pangkuan Hael tanpa niat terselubung, ia benar-benar hanya ingin tidur dengan nyaman.

"Len... Aku pergi dulu." ucap Fae sambil berjongkok di depan Len.

dia pamit? cuma untuk maju ke depan?

"ya."

"Len..."-Fae

"...kau mau apa dari ku? mau ngerental kaki ku karena kamu ga percaya diri sama kemampuan lari mu?" ucap Len sambil membuka mata nya dan menatap Fae.

"Bukan begitu.. Hanya saja—"-Fae

Sebelum Fae bisa menyelesaikan kalimatnya, Jefano sudah berisik meminta perwakilan tiap kelompok untuk maju, sehingga Fae segera bangkit dan pergi, meninggalkan Len dengan tatapan berharap yang membuat Len merasa bingung.

"Waahh.. Kejam sekali kau"-Eugene

___

Kini Fae sudah berdiri di garis start yang telah ditentukan panitia MPLS dan terlihat bersiap. Disana dia melepas masker nya, menampakkan wajah tampan nya yang langsung membuat para siswi disana menjerit, terpesona dengan ketampanan Fae. Namun berbeda dengan yang lain, perhatian Len justru tertuju pada seseorang dengan rambut pirang di samping Fae, Kairi. Seseorang dengan nama yang sama seperti di sampul novel misterius yang ia temukan kemarin.

"...dia terlihat seperti seseorang yang bakal tersandung dengan mudah, waktu jalan." gumam Len sambil menatap Kairi, sebelum kemudian ia menoleh kearah Eugene yang aneh nya tidak berkicau seperti sebelumnya.

Disana, Len mendapati sesuatu, semua mata tertuju pada si Kairi itu, termasuk Eugene, Fae hingga Jefano. Membuat Len merasa bingung, kenapa mereka tiba-tiba seperti itu.

Mencoba untuk mengabaikan situasi aneh itu, Len mengganti posisi tidur nya, terlentang menghadap Hael yang sedang menatap nya.

"...apa daritadi kamu menatap—"

"Aku tidak menatap mu, aku hanya lelah mendongak dan ingin menunduk saja." ucap Hael, memotong perkataan Len.

"yasudah..." ucap Len sambil menghela nafas sebelum kemudian memejamkan mata nya, sembari menempelkan tangan nya di atas mata nya untuk menutupi nya dari cahaya lampu yang menerangi auditorium itu.

[BL] Take it Easy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang