Maap kalo banyak typo nya (⇀‸↼‶)
Yaa sudah, lanjut~
___
-
-"apa maksud nya reinkarnasi Kairi?" ucap Len sembari berdasar di kursi. Dimana atas saran dari Shien mereka bertiga pindah ke sisi lain ruangan yang dimana terdapat meja kursi yang biasanya digunakan untuk menjamu tamu.
"Aku sudah bilang kan, kalau si bajing*n itu Imortal? Kamu tidak berpikir leluhur kita bisa begitu saja menyegel nya kan? " ucap kakek dengan nada sarkas nya, sembari menyesal kopi yang di sajikan Shien. "Kairi itu... Ahh, Siapa nama nya dulu.... Entahlah aku tidak ingat, Pokoknya si Kairi Kairi itu dulu adalah kekasih nya, Dia cinta mati pada Kairi dan leluhur kita memanfaatkan hal itu untuk bisa mengalahkan nya."
"Dan semuanya jadi semakinmerepotkan karena Malaikat Fujo itu... " gumam Shien sambil tersenyum, namun Len dapat merasakan ke kedalam dalam suara lembut Shien.
"Malaikat Fujo?"
"Dia yang membuat Kairi terus bereinkarnasi sejak kematian nya di dimensi satuan. Dan Malaikat itu jugalah yang menciptakan sistem second gender di dunia ini setelah tau si Katsumi Akio itu di bawa kemari." ucap Shien sambil mengayunkan tangan nya, dengan sihir nya ia membuat sebuah buku melayang mendekat kearah mereka. Buku itu lalu mendarat di depan Len dengan halaman yang terbuka, menampakkan sebuah lukisan dan beberapa tulisan dengan huruf yang asing disana.
"apa ini...? buku dongeng bergambar? " ucap Len sambil membolak-balikan halaman buku itu. Walaupun huruf di buku itu asing, Len bisa berpendapat kalau itu buku dongeng karena disetiap halaman nya ada lukisan yang berbeda seakan-akan menggambarkan apa yang terjadi di setiap lembar nya.
"Ada seorang Malaikat bodoh yang terpesona dengan kisah cinta Katsumi dan Isaiah, atau sekarang nama nya Kairi. Katsumi Akio adalah Jendral dari Kekaisaran di kontinen Utara yang tamak, mereka terus menjajah tanpa henti wilayah-wilayah di sekitar mereka.. Hingga akhirnya mereka sampai di Kekaisaran kita, Kekaisaran Chandastira. Disanalah dia bertemu dengan Isaiah. Intinya... Isaiah itu adalah assasin kita, tapi dia malah jatuh cinta pada Katsumi dan menghambat segalanya. Ditambah cinta mereka di dukung dan diberkati langsung oleh Malaikat Uriel. Tapi untung saja Isaiah itu sadar diri akan posisi nya dan tidak menutup mata atas jutaan nyawa yang melayang di tangan Katsumi." ucap Shien panjang lebar sambil memberikan tatapan sinis ke buku yang di pegang Len.
"Sudah cukup. Aku membawa mu ke sini agar kamu memperbaiki segel nya bukan untuk menceritakan mu dongeng." ucap kakek sambil menyesap kopi nya.
"sudah aku bilang aku tidak bisa. aku bahkan tidak pernah mendengar tentang ini sebelum nya apalagi cara untuk memperbaiki segel nya. aku bukannya punya kekuatan atau semacam nya."
"Ya, kamu punya." / "Tentu saja ada."
"...aku tidak bisa menggunakan kekuatan apapun. aku tidak mengerti."
"Bocah ini benar-benar merepotkan. Astaga.. Leher ku... " gerutu kakek sambil menekan bagian belakang leher nya sambil bangkit dari kursi nya lalu pergi dari sana.
"Aku akan mengajarkan mu.. Kamu bisa mulai datang ke ruang OSIS di setiap jam istirahat siang untuk pelatihan privat ini. " ucap Shien sambil tersenyum, lalu mengayunkan jari telunjuk nya dengan anggun. "Sampai jumpa di sekolah kalau begitu.. "
Tepat setelah Shien berkata seperti itu, ia menjentikkan jarinya dan dalam satu kedipan mata Len tiba-tiba terjatuh ke tempat tidur nya, di kamar nya.
"astaga.. padahal aku mau ngomong tentang buku 'aku yang kamu pilih'... yasudah, kapan-kapan aja deh. "
Keesokan harinya, Len bersiap untuk pergi ke sekolah nya saat jam sudah menujukan pukul 6.45, sementara kelas di mulai pukul 7.00! Sehingga tentu saja, ia dapat mendengar Fae terus menekan nya untuk cepat-cepat.
"Aku tidak mau memanjat pagar lagi, Len."-Fae
"...kalau gitu, balik kanan bubar jalan aja. apa susah nya? "
"Tapi hari ini ada tugas dari guru killer.."-Fae
" tugas? emangnya ada tugas? bukannya hari ini itu ulangan harian? "
"Hah?! Hari ini ada ulangan harian? "-Fae
Keduanya terdiam sambil saling memandang, sebelum kemudian keduannya secara bersamaan mengatakan 'hah?' dengan ekspresi bingung.
" tunggu, kita kan beda kelas. " ucap Len setelah menyadari itu, sambil dengan santai memakan snack di meja kamar nya. Sementara Fae membantu Len memasang dasi nya.
"Kamu... Benar. " ucap Fae pelan, sambil sesekali merlirik ke bibir Len yang sibuk mengunyah snack. Sementara Len yang menyadari arah tatapan Fae dengan santai mengulurkan snack nya pada Fae.
"Aaa.. " ucap Fae pelan sambil membuka mulut nya, sementara tangan nya masih berkutat dengan dasi Len. Mengerti dengan maksud Fae, Len segera menyuapi Fae.
Baru saja masuk ke dalam mulut Fae, ia langsung tersedak dan langsung melepeh snack yang ia makan ke dalam bak sampah.
"Asin!" ucap Fae sambil menoleh kearah Len yang makan dengan tenang tanpa ekspresi khusus, seakan-akan snack itu biasa saja, padahal rasanya sangat sangat asin!
"ohh.. kemarin aku ga sengaja numpahin garam terlalu banyak, karena tutup nya lepas waktu aku mau nambahin garam." ucap Len dengan santai sambil mengambil lagi snack itu lalu menjilati nya, kemudian dengan senyum mengjek Len mengulurkan snack itu pada Fae. "nih, udah ga ada garam nya."
Sambil terkekeh pelan, Len menarik tangan nya sendiri kembali, hendak memakan snack itu. Tapi degan cepat Fae memakan nya.
"Ya.. Ini lebih baik." ucap Fae sementara Len terdiam disana sambil menatap Fae dengan tatapan skeptis. Lalu beberapa detik kemudian, Len memukul perut Fae dan segera mengambil almamater nya, kemudian keluar dari kamar nya.
Karena terlambat, keduanya kini terpaksa berjalan menuju sekolah karena ketinggalan bus. Dan selama di jalan, Len benar-benar jalan dengan langkah kecil, benar-benar jalan dengan santai. Sementara Far terlihat panik dan gelisah.
"aku cape... aku mau absen aja hari ini. " ucap Len sambil berbalik, berniat untuk kembali pulang namun segera di hentikan oleh Fae yang dengan sigap mencengkram bahu Len.
Disaat keduanya sibuk berdebat di sana, sebuah mobil suv berhenti di dekat mereka. Saat jendela mobil di buka, seorang pria paruh baya tersenyum pada mereka.
"Nak, kalian dari SMA Acala ya? Kalian akan terlambat jika berjalan... Apa kalian butuh tumpangan?"-
"Tidak perlu, terimakasih. " ucap Fae dengan tatapan curiga yang diarahkan ke supir mobil itu. Sementara Len terdiam, mempertimbangkan, jika dia ikut dia akan bisa sampai di sekolah tanpa lelah. Tapi jika begitu, rencana Len untuk absen hari ini akan gagal.
"... ya, tidak perlu pak. karena kami ingin pulang. " ucap Len sambil balas tersenyum lalu mengambil langkah menjauh, sebelum kemudian Fae kembali menghentikan langkah Len.
"Kami Ikut!" ucap Fae dengan cepat, agar Len tidak memiliki alasan untuk absen.
Saat pintu belakang terbuka, keduanya melihat seorang siswa laki-laki yang dikenali Len. Itu adalah siswa dari kelas yang sama dengan Len!
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Take it Easy!
General FictionWARNING! INI CERITA BL (BOYS LOVE) / MLM / YAOI /GAY [slow up] kalau kalian nyari bl yang fokus ke 'hubungan' fisik nya, bisa skip aja! karena ini, adalah tentang plot cerita nya. __ - TAKE IT EASY, adalah idiom (inggris) yang kerap digunakan dalam...