Bagian 15: About Han

20 6 5
                                    

Dipersembahkan oleh : __Mirror kembarantupai_

🍑🍑🍑

Pagi yang mendung, Han dan keluarganya menikmati sarapan bersama. Sambil menyantap sarapannya, Han mikir. ini berangkat pake celana pendek dulu kali ya terus pake jas hujan biar celananya ga basah. Nanti gantinya bisa di kamar mandi sekalian copot jas hujan di kamar mandi biar ga malu kliatan pake boxer doang.

"Ayah udah daftarin kamu beasiswa S2 yang kata Ayah kemarin."

Kalimat ayahnya membuyarkan lamunan random Han.

"Malaysia?"

"Iya, kamu kalo ga ambil magister mau ngapain setelah lulus emang?"

"Han punya rencana, kok Yah." Han sebenernya marah dan kecewa ayahnya mengambil keputusan tanpa persetujuan Han terlebih dahulu. Tapi dia tutupi karena males ribut pagi-pagi.

"Apa emang? Main musik? Nge-band? Musik ga akan bisa kasi kamu apa-apa, Han. Udah kamu sekolah lagi aja, nanti lulus langsung minta surat rekomendasi sama Prof Soman, kamu ngajar di kampus."
Semudah itu memang, semulus itu juga karier Han diatur ayahnya yang notabenenya adalah rektor universitas JYP. Seharusnya Han senang dan bersyukur, tapi dari awal itu bukan mimpinya Han.

Han juga sudah berusaha patuh buat menekuni bidang ayahnya, Sains murni, Matematika. Han kira setelah ia lulus, akan bebas menentukan cara hidupnya, tapi rupanya ayahnya itu ingin menyetir hidupnya hingga putranya ini mati.

Han pergi gitu aja tanpa ngabisin sarapannya. Ibunya ikut bangun menyusul Han, tapi dia jeburu cepat pergi.

Sampai di kampus, Han ga langsung ke gedung fakultas. Tadi di jalan kena hujan, dan bajunya lumayan basah walau sudah pakai jas hujan. Beruntungnya Han sudah bawa baju cadangan. Han memarkirkan motornya di depan gedung UKM. Ya, Han berniat mau bolos kuliah hari ini.

Dia bad mood abiz. Sekali-kali bolos ga masalah lah, lagian ayahnya itu ga pernah ngehargain apapun yang Han lakuin selama ini, selalu kurang dimatanya.

Han jadinya ganti baju di sekre UKM saat pintu tiba-tiba terbuka.

"EEE EH!" Rere tertegun, lalu dengan cepat balik badan menghadap tembok. "SORRY! Gue ga tahu ada orang di sini!"

Han, yang setengah topless itu PANIK. Cepat-cepat cowok itu meraih kemejanya dan memakainya.

"Ya ampun, lo dateng tiba-tiba bikin orang jantungan," ujar Han sambil berusaha bersikap santai meski mukanya merah.

Rere yang masih membelakangi Han, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Maaf, gue ga ngira bakal ketemu pemandangan... ehm gini."

Han sudah selesai pake kemejanya dan menepuk bahu Rere, ngasi isyarat aman untuk berbalik.

"Udah-udah, gue udah pake baju kok," kata Han sambil cengar-cengir.

Rere berbalik pelan, masih merasa canggung, tapi coba dia sembunyikan kejutannya itu. "Sumpah gue kaget. Lo ganti baju disini tanpa kunci pintu? Kurang takut apa lo ketemu manusia?"

Han mengangkat bahunya. "Ya siapa juga yang mau liat gue? Lagian, gue pikir sekre ini bakal kosong."

"Lo tumben kok pagi-pagi kesini?" Han memulai percakapan untuk menghilangkan kecanggungan yang masih ada. Dia berusaha biasa aja padahal MALU MAMPUS.

"Iya kelas gue dibatalin, karena habis ini ada kelas lagi, gue disini aja males bolak balik pulang."

Han mengangguki jawaban Rere.

Bitter-SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang