Bagian 19: The Chance; Kuncir Haje

32 8 9
                                    

Dipersembahkan oleh: Bayobayway__ Bayobayway__

🍑🍑🍑

"Abis kelas gue selesai kita bicarain ini!"

Perkataan Gita setelah memergoki Brian, si pelaku yang selama ini memberinya sekotak susu strawberry dan sandwich setiap kelas paginya

Dan ya Brian gak bisa trus sembunyiin ini kan, dan sekarang Brian udah ada di cafetaria perpustakaan universitas sambil nunggu Gita yang kata Sky 5 menit lagi selesai

Lonceng pintu cafe berbunyi menandakan ada orang baru yang datang dan yap, itu Gita yang kini tengah berjalan menuju meja dimana ada Brian disana.

Gita mendudukkan dirinya, keduanya masih terdiam tanpa pembicaraan apapun, dan tiba-tiba aja ada pelayan cafe yang datang sambil bawa milk shake rasa strawberry buat Gita

Gita bingung kayaknya dia baru datang belum pesen apa-apa deh
"Ini lo yang pesenin?" Tanya Gita pada Brian

"Bukan"

"Trus?"

"Cowo brengsek"

Gita terdiam, menatap Brian yang tampak berbeda hari ini. Kata-kata itu mengusik hatinya. mau dibilang kesel atau enggak sama Brian ya jelas masih lah, dia mencoba menahan perasaan itu. Tapi kenapa Gita yang selalu terjebak dalam permainan perasaan ini?

Sky pernah bilang ke Gita buat jangan terlalu benci ke Brian, dia bilang sikap Brian sekarang itu bukan sifat asli dia, tapi apapun alasannya kenapa harus Gita yang di permainan.

"Sekarang jelasin! Maksud lo apaan kasih gw susu kotak sama sandwich"

Brian menghela napas panjang."Gue...Pengen aja"

Sumpah Brian bingung banget sekarang harus jawab Gita kaya gimana, satu hal yang jadi penghalang buat dia yaitu 'gengsi' ulangi ya G.E.N.G.S.I ✨ GENGSI ✨

Gita pun natep Brian bingung "jangan bercanda, gue nanya serius ya" kesal Gita

"Gue cuma mau minta maaf, Sorry Git gw emang cowo brengsek yang gak bisa hargai perasaan lo ke gue"

Gita membisu. Kata-kata itu menghantam hatinya lebih keras dari yang dia kira. Sebenarnya, itulah yang dia butuhkan-sebuah permintaan maaf. Tapi perasaan itu tak secepat itu hilang. Dia telah lama menyimpan luka. Bagaimanapun, Gita masih mencintai Brian, meskipun logikanya berkata lain. Tapi cinta saja tidak cukup. Dia harus melindungi dirinya sendiri.

Tapi mau sedalam apapun perasaannya ke Brian Gita gak mau percaya gitu aja, jujur Brian bisa dikatakan cinta pertamanya, sejelek apapun sifatnya Brian, Gita masih saja menyukainya tapi Gita gak mau sakit hati lagi untuk yang kedua kalinya.

"Lo tu pengecut! Kenapa sih gw harus ngasih perasaan ini ke cowo bajingan kaya lo, seharusnya gw benci sama lo, gue pengen bales dendam ke lo!"
Suaranya mulai pecah, dadanya terasa sesak, matanya kian memanas

"Lo boleh benci gue, lo boleh taruh dendam sedalem apapun ke gue g- "

"Gak bisa... " Suara Gita kian melemah, untuk membuka suara saja rasanya Gita hanya akan semakin terbawa emosinya, ia menarik nafas dalam-dalam

"Gue yang tolol! bisa-bisanya gue gak bisa lupain perasaan ini setelah apa yang lo lakuin Brian, suka sama lo itu berasa ngarahin belati ke diri gue sendiri tau gak, ini sakit Brian sakit" pecah sudah tangisan Gita yang selama ini ia pendam.

Brain terdiam, ia tak menyangka Gita akan terbawa emosinya sampai seperti ini, Brian raih tangan Gita lain ia genggam dengan erat

Gita hendak menarik tangannya namain Brian menahannya
"Gue tau kata-kata maaf gue gak bakal balikin semuanya, ge juga bodoh gak nyadar perasaan gw ke elo, gue bodoh nganggep lo sama kaya cewe-cewe yang selama ini deketin gue"

Bitter-SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang