BAB 12: Gathering time.

34 12 4
                                    

Pagi hari yang cerah. Burung- burung berkicau dengan kemerduannya. Angin sepoi-sepoi yang menyempurnakan suasana pagi ini bersamaan daun berembun yang mulai berguguran.

Langkah kecil tapi riang yang berasal dari seorang gadis yang bernama Laurelia, yang berjalan begitu santai sambil menikmati udara di pagi hari.

Dari kejauhan ia sudah melihat gerbang kampusnya yang terbuka lebar dan beberapa murid di sana mulai berdatangan.

Ia terus berjalan santai. Hingga terdengar suara knalpot yang familiar di telinganya, yaitu knalpot dari sepeda motor ninja 250.

Laurelia menengokkan kepalanya ke belakang terlihat dari kejauhan sepeda motor itu menuju ke arahnya, ia sudah bisa menebak siapa itu.

Orang itupun menyamai kecepatan motornya dengan langkah kecil dari gadis itu.

"Nama kamu, Lia ya?"

"Iya, nama aku Lia."

"Boleh aku ramal?"

"Ramal? Emang kamu dukun?" ucap gadis itu dengan tawaan kecil.

"Bukan tapi aku bisa meramal."

"Yaudah, apa ramalan kamu?"tanya Laurelia dengan penasaran.

"Aku ramal, kamu lagi punya uang dua ribu di kantong baju kamu." ucapnya.

"Eh?! Kok kamu tau?!" teriak Laurelia tidak percaya.

"Taulah, kan' aku mau minjam buat parkir." ucapnya membuat wajah gadis itu langsung cemberut.

"Ayang ih!!!" teriak kesalnya dan memukul lengan Abian. Yah, siapa lagi kalau bukan lelaki ini?

"Kamu juga aneh-aneh, sejak kapan parkir di kampus kita bayar?" tanya Laurelia walau masih kesal.

"Emang aku ada bilang parkir di kampus kita, hm?" bukan menjawab lelaki itu malah tanya balik kepada Laurelia.

"Terus? Kalau bukan di mana lagi?"

"Iyakan aku maunya parkir di hati kamu, bidadari ku." ucapnya.

Klepek-klepek tuh sudah Laurelia jadinya.

"AYANG!! APASI!!" teriak Laurelia yang begitu salting sekarang dan dibalas oleh tawaan dari Abian.

"sini naik, Sayang." ucap Abian menghentikan sepeda motornya, setelah itu menepuk jok belakang sepede motornya.

Laurelia pun tersenyum lebar, ia langsung naik ke belakang jok belakang sepeda motor milik Abian. setelah itu melingkarkan lengannya ke pinggang lelaki itu dengan memeluk erat setelah itu menyandarkan dagunya pada bahu kekasihnya itu.

"Siap Sayangku?"

"Siap!!"

Dengan itu Abian pun melajukan sepeda motornya perlahan menuju gerbang kampus yang begitu dekat dengan mereka.

Oh, kalian pikir mereka berdua tidak punya penonton?

Dua orang yang sadari tadi melihat pemandangan itu hanya terdiam dengan mulut yang ternganga.

"Gue mau muntah. Ambilin gue plastik, Nov!!"

"Lah, mana ada plastik di sini kocak! muntah di tas lo aja sana!"

Yah, dua orang itu adalah Alisha dan Arnovea.

"Baru kali ini gue lihat Dilan, Milea, versi drak." ucap Arnovea.

"Mereka yang melakukan, gue yang merasa malu..." ucap Alisha

Kebucinan mereka berdua emang tidak dapat tertolong lagi.

Will I recover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang