BAB 16: Kenangan baru.

31 9 0
                                    

Sewajarnya emang harus sabar menghadapi seorang perempuan, jika kau tidak mempunyai kesabaran seluas lautan, lebih baik kau belajar lebih dulu sebelum bersama wanita manapun.
-Ashlan Virendra.

Teng! Teng! Teng!

Suara lonceng sudah berbunyi itu menandakan mata pelajaran untuk hari sudah selesai. Namun sayang sekali tidak ada yang dapat pulang sekarang, karena hujan turun dengan begitu deras.

Sebagian ada yang lagi neduh di dekat kampus dan sementara itu di saat hujan yang begitu deras ini turun di luar sana ada juga yang...

"Woy! Anjirt jangan narik-narik, dong!"

"Kenapa lo takut hujan?"

"Sayang!! putar aku!!"

"Siap, My princess."

Yah, mereka berempat malah bermain hujan-hujanan di halaman depan kampus mereka.

Zyran yang dengan paksa menarik Alisha untuk main hujan bersama, dan Abian yang lagi menari di bawah air hujan bersama Laurelia.

di dekat sana ada seorang gadis yang lagi duduk dengan menyilang kakinya dengan tangannya yang ada di dalam saku jaketnya yang sedang ia pakai, yang tidak lain Arnovea.

Ia dengan santai memperhatikan mereka semua yang main di bawah air hujan yang begitu deras itu, sambil mendengarkan musik dari earphone yang lagi di pakai di telinganya.

"Sudah dipastikan beban-beban hidup gue pasti sakit besok. Teruslah bermain hujan kalian para beban hidup, gue tunggu hari ketenangan tanpa kehadiran kalian semua nanti." ucap Arnovea yang berbicara sendiri dengan seringai terlihat di sudut bibirnya.

Di saat ia terus memperhatikan mereka, tiba-tiba saja kakinya merasa tersentuh oleh sesuatu membuat fokusnya teralihkan. Ia pun menurunkan pandangannya ke bawah dan melihat kaki lain yang berada di sampingnya, ia menoleh ke arah ke samping untuk melihat siapa orang itu, dan orang itu tidak lain Ashlan.

Lelaki itu tersenyum lembut padanya. "Mau?" ucapnya mengangkat segelas teh hangat di tangannya, Arnovea menggelengkan kepalanya dan mengembalikan fokusnya ke arah depan lagi.

"Gak mau bicara sama aku?" tanya darinya yang tidak ada sahutan sedikitpun dari gadis di sampingnya itu.

Ia mengangkat tangan satunya dan mencubit pelan lengan gadis itu. membuat ekspresi gadis itu terlihat kesal karena terganggu oleh perbuatannya.

"Ngapain, sih?! Gangguin, tau gak?!" ucapnya sambil melepas earphone yang lagi di telinganya itu.

"Mencari perhatian."

"Dasar caper."

"Emang."

Arnovea menghela napas kesal, susah kalau sudah berbicara sama lelaki di sampingnya itu, yang pasti ia akan kalah.

"Pergi sana, gue gak mau diganggu."

"Kenapa gak ikut main bersama mereka?" tanya Ashlan bukannya pergi malah memberi pertanya pada gadis itu.

Arnovea diam sebentar tidak menjawab langsung pertanyaan yang diberikan oleh Ashlan.

"Gak ah, kek anak kecil saja."

Will I recover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang