Setelah kejadian itu, Arnovea terus saja disalahkan oleh Anita karena membuat Arya dirawat di rumah sakit akibat benturan terlalu keras yang ia peroleh dari Arnovea.
Arnovea tidak tahan. Kenapa dia yang disalahkan di saat ialah yang jadi korban sebenarnya? Dijelaskan pun percuma, Anita seolah sudah dibutakan oleh cinta. Ia bahkan tidak mendengar sedikitpun dari penjelasan anaknya sendiri.
Saat pelulusan sekolah Arnovea pun, ia tidak datang. Hal hasil Arnovea menerima raport tanpa berdampingan orang tua.
Sekarang ia di Surabaya. Tepatnya di pesantren milik Pamannya, saudara dari Mamanya. Yaitu Ammar.
Anita bilang pada dirinya lebih baik diam bersama Pamannya supaya tidak menimbulkan masalah apapun lagi. Hah! Jadi selama ini dia hanya Anak bermasalah di mata Mamanya?
Beberapa hari berlalu...apa yang ia dapatkan? Hanya menyendiri, suka menjauh dari yang lain. Karena Arnovea ini anaknya emang susah bergaul, sama Laurelia saja ia awalnya selalu menjauh tapi karena Laurelia tetap kekeh ingin berteman, akhirnya mereka dekat dan menjadi sahabat.
Sudah satu minggu Arnovea tetap saja jadi pendiam, ia tidak tahu bagaimana untuk menanggapi semua orang yang ingin mendekatinya, hal hasil ia memilih menjauh.
"Arnovea.."
Sebuah panggilan terdengar di telinganya, membuat ia tersadar dari lamunannya.
"Iya? Ada apa Paman?" tanyanya yang melihat seolah lelaki berumur tiga puluh tahunan berjalan ke arahnya yang tidak lain Ammar.
"Paman lihat kamu selalu menjauh saat ada yang mau berteman sama kamu, kenapa?" tanya Ammar sambil duduk di sebelah gadis itu.
"Sebenarnya..Ara itu kurang bisa bergaul sama mereka..di pesantren ini anak-anaknya asik, kok! Apa lagi saat jam pelajaran tapi..Ara saja yang susah buat bergaul.." ucap gadis itu sambil nunduk.
"Gak apa, Paman mengerti. Perlahan saja ya, Ra? Kamu pasti bisa kok berteman sama mereka."
Gadis itu tersenyum tipis mendengar perkataan Pamannya itu.
"Arnovea mau gak, Paman sekolahin di umum?"
Mata gadis itu terbelalak kaget dengan perkataan yang baru saja keluar dari mulut lelaki itu. Emang bisa?
"Emang bisa?"
"Bisa. Nanti Ara tetap belajar di pesantren tapi supaya pelajaran umum kamu gak kurang, kamu sekolah di umum juga. Tenang nanti paman cariin sekolah khusus cewe buat kamu."
Gadis itu kembali nunduk. "nanti kalau nyusahin Paman gimana? Nanti Mama marahin Ara lagi.." lirih dari gadis itu.
"Mama kamu gak bisa marahin Paman, percayalah."
Gadis itu akhirnya ngangguk setuju, ia tidak mau meambil pusing itu semua. Gadis itu terdiam sebentar, ia ingin menceritakan masalahnya kepada Pamannya ini tapi ia takut nanti di salahin juga seperti Mamanya lakuin padanya.
"Paman..Ara mau cerita tapi jangan salahin, Ara ya?"
Ammar mengangkat satu Alis karena heran dengan perkataan gadis itu, lalu ngangguk.
"Baiklah Paman akan dengar cerita, Ara. Paman janji gak akan menghakimi Ara apapun itu ceritanya."
Gadis itu menarik napas dalam- dalam bersiap menceritakan semua hal pada Pamannya bertujuan untuk lepas bebannya.
Arnovea mulai cerita dengan Pamannya itu mendengar tanpa menyela satu pun dari pembicaraan gadis itu.Setelah mendengar semua itu, Arnovea kira tanggapan Pamannya sama dengan Mamanya, tapi terlihat dari wajah lelaki itu seperti menahan amarah yang kapan saja bisa keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will I recover?
Romance[SEBELUM BACA FOLLOW DULU!!!!] --•0•0•0-- "Kalau gue hari ini merasakan sakit, itu berarti gue harus bikin orang lain lebih sakit dari gue rasakan hari ini." "Pundak gue sudah tidak kuat. Terlalu banyak beban yang gue tanggung di sini." "Rumah aku b...