"Pintar sekali memberi nasihat, tapi saat terjadi pada diri sendiri malah gatau harus gimana."
-Ashlan VirendraDi pagi hari yang cerah ini, sepasang kekasih yang tidak lain Laurelia dan Abian sedang berbisik satu sama lain. lantaran mereka mendapati si ratu penyiksa dengan penampilan yang begitu berantakkan hari ini.
"Sayang, kamu lihat gak penampilan Arnovea hari ini?" bisik Abian ke telinga Laurelia.
"Iya, dia seperti habis mengalami masalah begitu besar, gak si?" balas Laurelia juga berbisik ke telinga Abian.
Mereka bisa lihat, dari mata yang sembab, ada beberapa memar di sisi wajahnya, rambut yang berantakan sedikit, dengan pakaian yang juga sedikit kusut.
Orang yang selalu bersemangat setiap hari. Apa lagi soal menyiksa orang lain atau membolos.Tapi sekarang? hanya diam dan melamun dengan tatapan kosong. Entah ke manakah hilang semangat kehidupannya itu.
"Sayang, ayo kita hibur Arnovea." bisik Laurelia dan diangguki oleh Abian tanda setuju olehnya.
"Tapi kamu saja, yah? Kan, yang sahabat sejatinya itu kamu." jawab Abian membisik juga ke telinga Laurelia.
"Eh! Kamu pacar aku bukan si? Bantu aku juga dong!" ucap Laurelia dengan kesal.
Abian mengeluarkan erangan pelan, ia benar-benar tidak dapat menolak permintaan dari gadis kesayangnya ini.
Di saat mereka berdua begitu asik berbisik dan melihat Arnovea dibalik kaca jendela dari kelas gadis itu. Seorang Dosen berjalan perlahan mendekati mereka berdua.
"Hayo lagi ngintip siapa?" ucapnya membuat keduanya langsung tersentak kaget dan berteriak. Lebih parah malah berpelukan.
"Hey! Gak sopan berpelukan di depan saya!" ucapnya dan memukul kepala Abian dan Laurelia dengan buku yang ada di tangannya itu.
"Aduh! Salah bapak sendiri kenapa ngagetin kami!" teriak Abian sambil mengusap kepalanya yang habis dipukul oleh Dosen tersebut.
"Dan kenapa kalian juga di sini?! Kembali sana ke jurusan masing-masing!!" teriaknya membuat keduanya langsung lari begitu kencang.
--•0•0•0--
"Kalian mau apasi? gue mau pulang." gerutu Arnovea dengan kesal.
entah apa yang diinginkan sepasang kekasih ini. Memaksa dirinya ikut acara makan seblak lagi kesekian kalinya. Tapi kali ini beda, Abian yang bayar. Tentu saja harus dipaksa oleh Laurelia dulu.
"Bisa diam, gak? Mumpung gue lagi baik hati nih' buat meneraktir lo kali ini." ucap Abian sambil membawa nampan yang berisi seblak mereka bertiga
"Iya! Jadi makan dengan kenyang, yah!" ucap Laurelia juga dan menyerahkan semangkuk seblak ke depan gadis itu.
"Gue lagi tidak mood makan." tolak Arnovea mendorong sedikit mangkuk di depannya itu.
"Dih?! lo gak nerima ngehargain banget, sih! Gue lagi baik hari ini, tinggal makan aja apa susahnya, sih?!" ucap Abian yang mulai merasa menyesal karena sudah meneraktir gadis di depannya itu.
"Hm, Ara seperti tidak menghargai pemberian kami..."ucap Laurelia berpura-pura sedih dan menunduk.
Wajah yang sok imut itu lagi! Arnovea paling benci dengan ekspresi dari sahabatnya itu. Jijik, tau gak?
"Ck, iya gue makan dan berhenti seperti itu, Lia. gue jijik lihatnya." ucap Arnovea dan menarik pelan mangkuk berisi seblak itu, setelah itu mengambil garpu dan sendok.
Kedua sepasang kekasih itu pun bertatapan dan tersenyum lebar. Mereka berdua saling tos di balik bawah meja.
Acara makan bersama itu menjadi tenang. Tidak ada yang memulai bicara dari siapapun, sampai Laurelia pun angkat suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will I recover?
Romance[SEBELUM BACA FOLLOW DULU!!!!] --•0•0•0-- "Kalau gue hari ini merasakan sakit, itu berarti gue harus bikin orang lain lebih sakit dari gue rasakan hari ini." "Pundak gue sudah tidak kuat. Terlalu banyak beban yang gue tanggung di sini." "Rumah aku b...