BAB 13: Sup hangat.

35 10 0
                                    

Jangan meninggikan suaramu kepada wanita yang jadi pasanganmu, itu hanya membuat dia akan membencimu.
-Ashlan Virenda.

{Flashback on}

3 minggu yang lalu...

"Gue gak mau disentuh sama lo."

"Iya Arnovea." sahut Ashlan dengan santai sambil merapikan semua baju dan celana Arnovea ke dalam lemarinya.

"Kok lo setuju aja, sih, anjirt?"

Ashlan pun berbalik dan menatap Arnovea."Lalu kamu maunya apa? Kalau itu yang kamu mau, aku hargain."

Arnovea pun menghela napas. "Lo terlalu sabar jadi manusia."

"Emang harus sabar menghadapi cewe seperti kamu." ucapnya dan kembali merapikan pakaian milik Arnovea. "Kamu tidur di kamar dan aku tidur di sofa depan."

Arnovea pun meangkat satu alisnya, "Kenapa gitu? Emangnya gak ada ruang tamu di sini?"

"Ada. Cuman itu milik bunda. Tidak apa aku tidur di sofa saja."

"Gak usah gue aja. Ini rumah lo bukan rumah gue."

"Tidak. Pinggang kamu nanti sakit kalau tidur di sofa, dan ini bukan hanya rumah aku saja tapi rumah kamu juga sekarang." ucapnya dan sudah selesai dan menutup pintu lemari itu.

Ia pun berjalan ke arah kasur setelah itu meambil satu bantal dan selimut yang lain yang ada di bawah kasur.

Ia pun berbalik dan menatap ke arah Arnovea. "Aku duluan, ya." ucapnya setelah itu melewati Arnovea.

Saat ia sudah membuka pintu dan siap keluar tiba-tiba Arnovea berbicara. "Lo boleh sentuh gue." ucapnya membuat langkah Ashlan terhenti.

"Tapi dengan satu syarat."

"Satu?" ulang Ashlan dan diangguki Arnovea.

"Syaratnya, lo harus bikin gue cinta sama lo dulu. Baru lo boleh sentuh gue." ucap Arnovea membuat suasana hening, Ashlan juga terdiam belum menjawab perkataan Arnovea.

"Iyaa, aku janji akan berusaha." ucapnya dengan lembut setelah itu melangkah keluar sambil menutup pintu.

{Flasback off}

Arnimovea merenung tenggelam di dalam pikirannya, semua memori pada malam setelah pembicaraan mereka itu masih segar di pikiran gadis itu.

"Dia bisa marah gak yah? Gue belum pernah melihatnya marah selama ini. Hmm...gue jadi penasaran."

Gadis itu pun merubah posisinya menjadi duduk di kasur dan melepas selimut yang ada di tubuhnya itu karena hari dingin akibat hujan yang sedang turun.

Ia berdiri setelah itu berjalan ke arah pintu dan meraih gagang pintu sambil memutarnya perlahan.

Klik...

Ia mulai berjalan keluar dan saat melewati dapur, ia mencium bau yang begitu harum bahkan membuat perutnya mulai berbunyi karena rasa laparnya mulai muncul.

Kruk..kruk..

"Lapar...." gumamnya dan mulai berjalan kearah dapur.

Saat sampai terlihat punggung seorang lelaki yang begitu besar membelakanginya. Ia sedikit mendekat dan tidak sengaja tercium bau familiar di hidungnya, ia sudah tahu siapa yang lagi memasak di depannya ini.

Orang itu melirik di balik bahunya dan melihat gadis yang kecil darinya setelah itu tersenyum lembut. "Selamat pagi, sudah lapar?" ucapnya dengan lembut.

Will I recover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang