Seorang gadis yang berumur dua belas tahun sedang berjalan sendirian menuju ke rumahnya dengan langkah begitu riang. Ia baru saja pulang dari sekolahnya dan sekarang bertujuan buat pulang yang ingin menunjukan sesuatu pada Mamanya.
"Assalamu'alaikum! Arnovea pulang!"
Gadis itu masuk ke dalam rumah dengan cepat, bertujuan mencari mamanya buat menunjukan hasil ujiannya pada hari ini.
"Mama! Ara hari ini dapat seratus!" teriak gadis itu dengan gembira sambil terus mencari Mamanya di sudut rumahnya.
Sampai ia berhenti di depan kamar mamanya dengan pintu sedikit terbuka. Ia berjalan perlahan dan mengintip di sela-sela pintu itu.
"Mama lagi berpelukan sama siapa? Itu mama lagi pelukan sama cowo?" tanya polos dari gadis itu.
"Apa itu Ayah?" gadis itu tersenyum lebar, ia berharap akan tebakannya itu benar, karena sudah lama ia tidak ketemu sama Ayahnya.
Bruk!
"Ayah!"
Kedua orang yang sedang berpelukan mesra itu langsung melepaskan pelukan mereka dan menjauh saat Arnovea masuk tanpa mengetuk sama sekali. Wajah mereka panik seperti tertangkap basah oleh gadis itu.
Anita---Mama Arnovea langsung membenarkan bajunya yang berantakan dan sedikit terbuka, panik akan kedatangan Anaknya secara tiba-tiba.
"Loh...bukan Ayah ternyata..." ucap Arnovea sedih karena tebakannya yang salah, ternyata yang sedang dipeluk Anita sekarang bukan Ayahnya melainkan lelaki lain.
"Ara! Sudah berapa kali Mama bilang kalau mau masuk itu ketuk dulu pintunya!" bentak Anita membuat Arnovea nunduk sedikit.
"Ara sudah cariin Mama dari tadi...Ara panggil tapi gak nyahut.."
"Jangan mencari kebenaran di saat kamu lagi salah, Ra! Kamu itu salah dan harus mengakuinya."
Mata gadis itu berkaca-kaca mendengar bentakan dari Anita. Kenapa dia harus dimarahin sampai dibentak begini? Padahal jika dia tau juga tidak mungkin masuk seperti tadi.
"Mama...Ara hanya ingin memperlihatkan nilai--"
"Minta maaf sekarang, Ara!" bentak Anita sekali lagi memotong perkataan Arnovea yang belum selesai.
"Maaf..." nada bergetar berhasil keluar dari mulutnya, bibirnya bergetar karena ingin menangis, ia tanpa sadar mencengkeram kertas disalah satu tangannya itu dengan keras dan membuat sedikit remuk akibat perbuatannya itu.
Saat Arnovea ingin berbalik lelaki tadi tiba-tiba mengangkat suara.
"Berhenti."
Langkah Arnovea terhenti saat mendengar itu, ia kembali berbalik dan melihat ke arah lelaki itu.
"Sini." ucap lelaki itu sambil menggunakan tangannya buat memberi isyarat pada gadis itu mendekat.
Arnovea berjalan perlahan masuk makin ke dalam kamar Anita dan sekarang berdiri di hadapan lelaki itu.
"Nama kamu siapa?" tanyanya.
"Arnovea Raveena." jawab langsung oleh Arnovea, "Nama om siapa? Kok berpelukan sama Mama aku?" lanjut Arnovea dengan penasaran.
"Nama om, Arya. Salam kenal gadis manis." ucap Arya setelah itu melirik ke arah kertas yang lagi di pegang oleh gadis itu. "Kertas ulangan?" ucapnya lagi dan perlahan mengambil kertas itu dari tangan gadis itu.
"Iya, aku ujian harian hari ini." jawab Arnovea dan Arya tersenyum tipis.
"Kamu pintar, dapat seratus lagi. Hebat." ucap Arya dan mengacak-ngacak rambut Arnovea membuat gadis itu sedikit heran dengan perilakuannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will I recover?
Romance[SEBELUM BACA FOLLOW DULU!!!!] --•0•0•0-- "Kalau gue hari ini merasakan sakit, itu berarti gue harus bikin orang lain lebih sakit dari gue rasakan hari ini." "Pundak gue sudah tidak kuat. Terlalu banyak beban yang gue tanggung di sini." "Rumah aku b...