BAB 2 : VELANTHRE?

48 17 0
                                    

'VELANTHRE' sebuah nama dari salah satu geng motor yang jarang dikenali oleh sebagian orang. Karena mereka itu lebih meutamakan berkumpul, dibanding geng lain pada umumnya. Mereka jauh lebih berbeda dan tidak melakukan seperti; tawuran, balapan ilegai, dan selainnya.

Walau begitu jangan anggap remeh, loh.

Walau jarang tampil dipublik, kalau ada yang berani mengganggu salah satu antara mereka. Pasti akan dibalas dua kali bahkan tiga kali lipat oleh mereka. Untuk membalas dendam kepada siapapun yang telah menjadi pengganggu di antara mereka.

Pemimpin dari geng itu juga tidak bisa diremehkan. Rumor tentang pembantaian satu geng motor itu, memang nyata adanya. Ia sendiri yang melakukan itu, bahkan tanpa campur tangan orang lain. Dia adalah
Ashlan Virendra, yang memiliki wajah setenang lautan tapi begitu berbahaya seperti sebuah ombak pada lautan. Dan itu bagi siapapun yang menjadi lawannya.

Ia juga mempunyai satu sahabat. Namanya Elgara Reynold, wakil ketua yang kedua. Rumor bilang dia ini terlalu 'friendly' terhadap gadis manapun. Karena memiliki wajah begitu tampan dan mempunyai warna kulit yang seputih susu, yang membuat gadis manapun akan terpesona dengannya.

Kulitnya putih sekali, bahkan semua anggota di dalam gengnya sampai kalah putih dengannya.

Oh, jangan lupakan Zyran Virendra.
Marga dia sama dengan Ashlan, bukan? Itu karena mereka bersaudara tapi bukan kandung, hanya sebatas sepupu.

Ia wakil pertama dari geng tersebut. Rumornya nih' ya, dia ini paling sangar dan galak, daripada Ashlan dan Elgara. Kalau dibandingkan sama preman pun, lebih serem dianya sih' sebenarnya.

Enggak, cuman bercanda, kok.

Kini seorang gadis sedang berbaring di kasur miliknya, sambil memainkan ponsel yang ada di tangannya, yang tidak lain Adalah Arnovea. " Ternyata jarang main dipublik, yah?..., pantas gue sampai gak tau sebelumnya."

Tukk!! Tukk!! Tukk!

Suara ketukan pintu terdengar ketelinga gadis itu, membuat pandangannya terangkat dari layar ponselnya.  "Ara, ini Mama. Boleh Mama masuk?" panggil seorang wanita yang tidak lain adalah mama dari Arnovea. Namanya Anita.

"Iya masuk saja, Ma. Tidak dikunci."

Kreet...

Pintu terbuka perlahan dan terlihat sekali dari ekspresi Anita, bahwa ia dalam suasana hati yang tidak begitu baik sekarang.

"Kamu dapat surat dari pihak kampus lagi." ucap Anita sambil berjalan masuk dan berhenti di hadapan Arnovea yang masih dalam posisi berbaring di kasurnya.

"Oh, kirain apa tadih." sahutnya dengan santai, tanpa ada reaksi apapun saat mendengar informasi itu dari mulut mamanya.

"Ara, sampai kapan kamu begini terus? Kamu sudah kuliah, loh. Jangan membuat Mama pusing terus, dengan kelakuan kamu yang tidak ada habisnya."

"Sampai Ara mati. Baru nanti Ara berhenti."

"Ara! Mulutnya!" ucap Anita dan langsung mendaratkan satu pukulan, tepat pada bibir gadis itu, yang lagi berbaring di hadapannya.

"Shh...sakit tau, Ma!" ucap Arnovea merubah posisinya menjadi duduk dan mengusap bibir yang baru saja dipukul oleh Mamanya.

"Kamu itu harus berhenti melakukan hal buruk begini, Ara. Percuma kamu kuliah, kalau kelakukan kamu saja seperti ini terus." tegas Anita.

Will I recover?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang