01 | Pintu Yang Malang ....

2.4K 194 2
                                    


Hidupnya itu penuh kesialan dan petaka. Itu yang Kane tahu sejak bergabung ke organisasi.

Dan sekarang?

Bangun ditempat antah-berantah, wajah dan tubuhnya berbeda, lalu sekarang? Seorang wanita dengan riasan yang setebal kamus sedang mencaci maki dirinya setelah mendobrak dan menyelonong masuk.

" .... "

Sekarang sudah sepuluh menit lewat wanita itu terus mencaci. Dengan wajah kesal, wanita itu terus saja melontarkan hinaan— lebih mirip sindiran sinis— pada dirinya. Wanita itu Kane tidak kenal. Kane tidak tahu siapa wanita itu.

Oh—  itu berhenti. Ia bersedekap tangan, juga menatap rendah dan sinis. Kane mengangkat alis masih dengan wajah tenangnya.

"Kau mendengarkan tidak, bodoh?!" seru kesal wanita itu. Wanita itu berkacak pinggang. Bagaimana tidak kesal, padahal dirinya sudah berkata selama sepuluh menit tanpa henti. Namun, orang yang dirinya katai ini tetap tenang duduk di kursi kerjanya.

"Ah ... maaf. Aku melamun," kata Kane tenang. Ia mengusap tengkuk. Wanita itu berdecak. Amarahnya jadi ingin meledak lagi, tapi putrinya masih menunggu disekolah.

"Kali ini kau selamat! Lain kali, aku pastikan kabar ini sampai ditelinga suamiku!"

'Brak!

Setelah mengatakan itu, wanita itu pergi keluar dari ruangan. Kane tetap pada posisinya. Ia menatap pintu yang terbuka dan tidak wanita itu tutup lagi.

'Pintu yang malang ....'

✰✰✰

𝕋𝕙𝕖 𝕃𝕖𝕟𝕟𝕠𝕩

✰✰✰
.

.

.

"Fyuh ...."

Disinilah Kane sekarang. Di balkon ruang kerja, seraya menghisap puntung. Dengan tangan yang bertumpu pada pembatas, Kane menikmati setiap hembusan puntung itu. Untung saja si pemilik raga ini seorang perokok, jadi mudah bagi Kane yang merupakan seorang perokok untuk menemukan sebungkus rokok.

Pemilik raga yang bernama Kyle Cameron. Putra kedua dari Wilder Cameron, ayah kandung Kyle. Sementara wanita tadi adalah istri kedua Wilder, Clara Cameron. Ibu tiri Kyle.

Menurut informasi yang Kane dapat, Kyle adalah putra— yang yah ... bisa disebut sebagai bajingan. Kyle suka menghambur-hamburkan uang perusahaan, bermain wanita, dan bertindak semena-mena dengan bawahannya. Itu juga pasti alasan mengapa Pria Besar yang tadi memasuki ruang kerja nampak terkejut.

Dan untuk informasi lainnya, Kane malas mencari lagi. Lebih baik dirinya asik menghisap puntung seraya memproses apa yang baru saja dirinya alami. Yaitu transmigrasi. Fenomena yang dimana seseorang berpindah raga, tapi jiwanya masih sama.

"Hah ...."

Jujur, dirinya mungkin lebih memilih untuk melakukan sesi tanya jawab dengan malaikat ketimbang menjalani lagi kehidupan. Tumbuh keras diorganisasi membuat Kane hanya bisa melihat dunia yang kejam dan buruk, sementara sisanya ia tidak tahu.

Omong-omong tentang organisasi, tentu Kane penasaran kabar duka temannya. Zeke dan Jethro. Zeke tentu pasti akan frustasi, sementara Jethro mungkin juga sama. Atau bisa jadi keduanya tetap biasa-biasa saja. Tapi kalau ....

Dia.

Dia. Orang itu, pasti akan memporak-porandakan organisasi atas kematiannya. Entah mengapa Kane jadi kasihan pada anggota terbaru itu. Kemungkinan besar anggota baru itu akan diincar sebagai target pembunuh dia.

Dan, Kane bersyukur. Dirinya masih ada didunia yang sama. Yaitu 20xx, tahun yang dimana waktu maju lima tahun. Dengan begitu, dirinya bisa bertemu yang lainkan? Kehidupannya yang pahit itu masih bisa dirinya jalani kan?

"Tentu bisa. Sekalipun tidak bisa, akan aku buat menjadi bisa ...."

Segala keinginannya harus terpenuhi sesuai dengan titahnya. Walau takdir mungkin menentang, tapi Kane tidak peduli.

Kane masuk lagi kedalam ruang kerja. Sekarang sudah sore, waktu yang biasanya digunakan orang-orang yang bekerja untuk pulang. Mungkin, Kane bisa diantarkan oleh salah satu bawahan Kyle agar tidak tersesat di kota yang dirinya tidak pernah singgahi ini.

TBC ....

𝕋𝕙𝕖 𝕃𝕖𝕟𝕟𝕠𝕩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang