08 | Dimana Kyle?

112 23 0
                                    


"DIMANA BAJINGAN ITU?!"

"M-maaf. K-kami tidak bisa memberi akses masuk, tuan." Salah seorang penjaga tahanan organisasi menundukkan kepalanya, tak berani untuk sekedar menatap sosok dominan yang sedang dikuasai amarah.

Si dominan menatap semakin tajam, seolah siap melubangi kepala seseorang.

'Dor!

"AKU TANYA SEKALI LAGI, DIMANA BAJINGAN  ITU?!"

"D-di ruang sana, tuan." Penjaga tahanan lainnya menunjuk salah satu ruang diujung lorong. Dia sangat takut. Apalagi rekannya mati ditembak langsung tepat didepannya.

Si dominan melangkah kearah ruang yang ditunjuk tadi. Tanpa kunci, pintu ruangan itu langsung didobrak keras hingga mau terbuka. Memperlihatkan seorang laki-laki yang duduk dengan wajah penuh lebam karena pukulan. Dia segera takut saat tahu sosok yang masuk secara kasar kedalam ruang tahanannya.

'Bugh!

Pukulan telak si dominan berikan.

Si dominan terus memukul, tak peduli targetnya yang sudah terkapar tak berdaya hanya karena satu pukulannya tadi. Dia sangat marah. Setelah lima menit tadi sebuah kabar terdengar di telinganya.

'Bugh!

'Bugh!

'Bugh!

"Kau tak ingin menghentikannya?" tanya Zeke santai. Jethro menggeleng.

"Itu adalah balasan yang cukup sesuai," jawab Jethro. Dia duduk di sofa. Menonton santai adegan pembunuhan sadis didepannya. Zeke juga sama. Dia dengan santai menghisap puntungnya, seraya bersandar ke punggung sofa.

Keduanya cukup menikmati pembalasan tanpa mengotori tangan itu. Walau tangan Zeke gatal sekali ingin memberi beberapa pukulan ke wajah yang selalu sombong anak baru itu, tapi si dominan pasti tak akan membiarkan.

"Yah ... itu akibat dari membuat 'dia' mati."

✴✴✴

𝕋𝕙𝕖 𝕃𝕖𝕟𝕟𝕠𝕩

✴✴✴

.

.

.

"Sudah sore. Ayo pulang," kata Ethan setelah melirik arloji ditangan kanannya. Kane mengangguk setuju. Taman juga mulai sepi akan keberadaan anak-anak.

Keduanya bangkit dari tempat duduk. Lalu melangkah menuju mobil mewah yang terparkir tak jauh dari keduanya. Ethan sebagai pengemudi. Dan Kane, duduk di kursi sebelah pengemudi.

Saat perjalanan pulang hanya ada keheningan yang mengisi. Namun, tak bertahan lama karena Ethan yang mulai membuka suara.

"Besok kita berlibur ke pantai, bagaimana?"

Kane menoleh. Pertanyaan itu terkesan tiba-tiba.

"Untuk apa berlibur? Aku akan bekerja," kata Kane lalu mengamati lagi pemandangan diluar mobil. Ethan menggeleng kecil. Dia memelankan laju mobil.

"Tidak apa untuk sekali-kali berlibur. Lagipula, kita ini bos," kata Ethan santai. Untuk apa bekerja keras, kalau punya karyawan untuk disuruh bekerja? Karyawan digaji oleh seorang bos, dan bekerja untuk bos.

'Sombong sekali Ethan ini. Mentang-mentang dia adalah bos.' Kane melirik Ethan nyalang. Ia menghela nafas kasar.

"Terserahmu saja, asalkan jangan ke pantai," katanya acuh tak acuh. Jujur, Kane memiliki sedikit rasa trauma dengan yang namanya pantai. Makanya saat ada misi di kawasan pantai, dia selalu mencari cara lain agar terhindar dari pantai.

"Baik. Kita ke vila di bukit ya?"

"Hm."

Ayolah, Kane tak mau terbuai dengan segala perhatian yang diberikan oleh Ethan. Dia tidak mau jatuh kedalam jurang yang sama seperti dulu. Sungguh, dimana sebenarnya Kyle?

'Dimana kau Kyle si bajingan?!'

TBC ....

𝕋𝕙𝕖 𝕃𝕖𝕟𝕟𝕠𝕩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang