Entah berapa lama mereka berjalan, sehingga saat Chanyeol sadar ia telah berdiri tepat di depan kamar inap yang ia kenali, Luhan memang sengaja membawanya untuk menemui Baekhun.
"Cepat temui, dia menunggumu..." Luhan memberi tepukan pada bahu Chanyeol.
"Kenapa menatapku? Masuklah dan temui dia. Jangan membuat Baekhyun semakin kecewa atau kau akan menyesal untuk ke dua kalinya."
Menyesal untuk kedua kalinya. Chanyeol tergugu, awalnya ia tidak mengerti namun kata-kata Luhan cukup menerobos keraguan serta mengembalikan ingatan penyesalan beberapa hari lalu.
Mungkinkah kehilangan?
Tapi Baekhyun baik-baik saja, lantas mengapa Luhan berbicara seperti itu?
Meski bimbang Chanyeol tidak ingin mengulang kesakitan atas kehilangan itu lagi, jadi ia menatap Luhan sejenak dan memberi anggukan sebelum akhirnya dia memberanikan diri melangkah selangkah lebih dekat dan bergegas membuka pintu ruangan. Sayangnya perhatian Chanyeol seketika hanya tertuju pada Baekhyun karena mendengar suara lembut yang sedang menyenandungkan lullaby untuk bayi dalam gendongannya. Sehingga dia tidak menyadari jika Luhan menghilang tepat setelah dia memutar gagang pintu.
Senandung Baekhyun terhenti saat mendengar langkah seseorang mendekatinya, namun sesaat kemudian ia melanjutkan kembali senandungnya tanpa sedikit pun menoleh, seolah tak peduli.
Chanyeol yang terabaikan semakin berkecil hati, rasa bersalah semakin meraja rela menyebar ke seluruh ruang di hatinya.
Dia memeluk tubuh Baekhyun dan menjatuhkan dahinya di bahu sempit itu. Terisak pelan sambil menggumamkan kata maaf secara berulang, meskipun Chanyeol tau kata maaf itu tak sebanding dengan kecewa yang sudah dia berikan.
"Ku kira kau tidak akan datang untuk menemani kepulanganku." Sederet kalimat yang di ucapkan Baekhyun membuat isak tangis Chanyeol berhenti.
Chanyeol menjauhkan kepalanya dan memutar tubuh Baekhyun membuat mereka saling berhadapan. "Pulang?"
"Ya, pulang." Jawab Baekhyun dengan suara rendah.
"Bukan kah kau masih dalam masa pemulihan?"
"Aku sudah pulih dan baik-baik saja. Bahkan saat ini Appa dan Umma sedang mempersiapkan kepulanganku." Chanyeol menatap Baekhyun memastikan perkataannya. Dan benar, dia melihat wajah Baekhyun yang lebih cerah dari terakhir kali mereka bertemu juga pipi dan bibirnya menunjukan rona merah tidak sepucat seperti biasa meski kantung hitam di sekitar area mata tetap bertahan.
Tapi Chanyeol masih ragu, dia tidak percaya jika seseorang melakukan operasi caesar bisa pulih hanya dengan hitungan hari apa lagi Baekhyun sempat mengalami koma, "Kau tunggu disini, aku akan menemui Dokter."
"Untuk apa?" Baekhyun menghalangi jalan Chanyeol.
"Berkonsultasi, bagaimana bisa dia mengijinkanmu pulang."
"Tapi aku sudah sembuh! Aku sudah tidak merasa sakit lagi."
"Baekhyun...." Keduanya saling menatap dengan keinginan masing-masing.
"Aku baik-baik saja Chanyeol. Aku sudah tidak sakit, bahkan aku tidak merasakan apa-apa lagi."
"Benarkah?"
Baekhyun mengangguk, "Bahkan aku jauh lebih baik karena kau ada disini, semua bebanku hilang. Keinginanku untuk melihatmu terpenuhi, jadi tetap disana dan kita habiskan waktu bersama sebelum aku..." Baekhyun tersendat dengan kata-katanya, "...a-aku,, pulang."
Ada rasa tidak nyaman di hati Chanyeol setelah mendengar perkataan Baekhyun, ia tak mengerti apa itu sehingga mengabaikannya dan memilih menuruti permintaan Baekhyun untuk tetap tinggal meski pun masih enggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga
Teen Fiction"Bagaimana jika istrimu melihat kita?" Baekhyun semakin menggoda chanyeol dengan melingkarkan kedua kakinya di pinggang pria jangkung itu. "Jika dia melihatnya aku tak masalah, lagipula ia sedang tak berada dirumah." Chanyeol mengecup bibir mungil...