18

29.6K 2.1K 429
                                    

Nih buat reader-nim yang suka panjang-panjang.

Maaf kalo ada typo dan kesalahan penempatan kata yang tidak tepat. Karena lagi mager buat ngedit atau baca ulang. Jadi suka gak suka mohon di sukai aja.

Terimakasih atas dukungan kalian

Selamat membaca...




Baekhyun melangkahkan kaki mungilnya ke loby kantor perusahaan park corporation yang ia tau adalah milik dari orang tua kekasihnya.

"Besar sekali." Gumamnya sesaat setelah melewati pintu loby utama.

Matanya melirik kesana kemari mengagumi bangunan yang menurutnya sangat megah untuk ukuran sebuah perusahaan, baginya tempat ini lebih mirip dengan hotel di banding kantor perusahaan.

Si mungil masih fokus menolehkan kepalanya untuk melihat-lihat sebentar sebelum mendatangi meja resepionis, Sampai netranya tak sengaja menangkap siluet tubuh seseorang yang dicarinya selama satu bulan terakhir ini hendak keluar dari dalam lift.

"Chanyeol." Pekik Baekhyun sambil tersenyum. Sosok yang di panggil menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

Matanya membola menatap si mungil yang kini mulai melangkahkan kaki kerahnya.

"Baekhyun." Gumam Chanyeol.

Chanyeol yang tengah berada dalam lift untuk menyusul istrinya yang sudah lebih dulu berada di kafetaria kantor, seketika mengurungkan niatnya saat melihat Baekhyun. Secepat mungkin ia harus menghindarinya.

Tangannya segera menekan tombol lift angka teratas dari gedung pencakar langit tersebut, Sebelum pintu lift tertutup Chanyeol dapat melihat kekasih mungilnya yang tengah berlari kecil dan beberapa kali berteriak memanggil namanya. Ia mengedarkan penglihatannya ke arah lain agar tak melihat kristal bening yang sebentar lagi mungkin akan terjatuh dari mata indah Baekhyun.

Pintu lift tertutup sempurna, menyisakan si mungil yang menggedor-gedor pintu lift itu secara berutal mengundang tatapan mata dari beberapa pegawai yang kebetulan sedang melintas di loby utama.

"Biarkan saja." Security yang awalnya akan mengusir pria mungil yang sudah membuat keributan itu tertahan oleh sebuah larangan dari petinggi perusahaan tersebut.

Petinggi sekaligus pemilik dari perusahaan Park Corporation yang sudah menyaksikan kejadian itu dari awal kini meninggalkan loby dan memilih jalan lain memasuki lift pegawai untuk segera sampai di ruangannya.

Baekhyun yakin jika yang di lihatnya adalah Chanyeol, kekasihnya. Matanya masih seratus persen masih normal jadi tak mungkin jika ia salah lihat atau pun berhalusinasi, karena ia melihat dengan jelas gerak bibir pria jangkung itu menyebutkan namanya sehingga ia semakin percaya jika itu benar-benar kekasihnya.

"Kau lihat nak? Yang tampan itu, dia Daddy-mu. Mungkin Daddy sedang sibuk sehingga belum bisa menemui kita, bersabarlah nak." Usapan Baekhyun pada perutnya di iringi tetesan bening yang mengalir tanpa permisi.

Sadar akan tatapan orang-orang, perlahan Baekhyun mundur dan menghapus air matanya secara kasar dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain menggenggam erat kotak hadiah untuk Chanyeol.

Ia menghampiri meja resepsionis mencoba meminta pertolongan agar bisa menemui Chanyeol walau hanya sebentar.

"Ada yang bisa kami bantu tuan." Tanya resepsionis ramah mengabaikan sikap bar-bar yang sudah si mungil lakukan, Karena bagaimana pun Baekhyun seorang tamu.

"Tolong bantu aku, aku ingin menemui Chanyeol." Ucap Baekhyun menunjukan wajah memelasnya.

"Maksud anda Tuan muda Park Chanyeol?"

TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang