"Kamjong cepat katakan dimana calon suamiku." Rengek Baekhyun mengacaukan jam kerja Jongin.
"Apa-apaan kau memanggilku dengan sebutan itu. Aku ini bosmu jika kau lupa." Nyalak Jongin tak terima dengan sebutan baru dari mantan modelnya itu.
"Yak..ya tapi itukan dulu sebelum aku keluar dari agensimu. Sekarang aku ini calon istri dari Park Chanyeol jadi status kita sama." Jawab Baekhyun santai tak memperdulikan tatapan jongin yang seakan ingin membunuhnya.
"Kenapa juga aku harus menyetujui saat si Park sialan itu memintaku untuk menandatangi surat pengunduran dirimu. Akhh aku kehilangan sumber keuanganku." Keluh jongin memijit plipisnya.
"Itu karna kau bodoh."
"Yak...."
"Sudahlah jangan mengalihkan pembicaraan. Cepat katakan dimana Chanyeol."
"Mana aku tau." Jongin menggoreskan tinta penanya kembali membubuhkan tanda tangan di atas namanya yang tertera pada lembar kertas perjanjian
"Kau kan temannya, pasti kau tau dimana keberadaannya."
"Aku tidak tau Baekhyun." Jongin menghela nafasnya, kerjaannya tertunda hanya untuk melayani rengekan Baekhyun dari dua jam yang lalu.
"Kau membohongiku."
"Untuk apa aku membohongimu! Aku bukan asistennya yang harus tau dia dimana dan sedang apa. Jika kau ingin tau kenapa tak tanya langsung saja pada istrinya." Teriak Jongin.
Rasa bersalah datang begitu saja di hati Jongin saat melihat pria mungil di hadapannya hanya diam menunduk sambil memilin ujung kemejanya. Ia menyadari ucapannya yang terakhir menyakiti hati sahabat kekasihnya.
Ia menarik tangan Baekhyun untuk mendekat dan menggenggam kedua tangannya. "Maafkan aku." Suaranya melembut, ia menengadah untuk melihat wajah simungil yang masih setia menundukan wajahnya.
" Dengar, Sama sepertimu sudah sebulan lebih aku juga tak berkomunikasi dengannya. Jika kau tak bercerita pada kekasihku mungkin sampai saat ini aku tak mengetahui apa alasan Chanyeol menghilang seperti ini."
"Berarti kau tau apa yang tengah terjadi padaku?" Tanya Baekhyun, Pria tan itu mengangguk kemudian beralih memeluk tubuh yang lebih kecil.
"Aku merindukannya." Lirih Baekhyun. Jongin dengan lembut mengelus punggungnya sekedar memberi semangat.
"Kamjong jika aku tak bisa menemukan Chanyeol berarti kau yang harus menikahiku."
"Baiklah jika kau mau menjadi yang kedua." Jawab Jongin di iringi kekehannya.
"Tak masalah asal bagian harta warisanmu 70% milikku."
"Dasar matre." Mereka tertawa bersama dengan tangan yang masih merangkul satu sama lain.
"Apa ini? Berpelukan sambil membahas harta warisan?" Sosok pria bermata bulat tiba-tiba masuk dan berjalan menghampiri mereka membuat rangkulan keduanya terlepas.
"Mmmm benar, Jongin akan memberikan separuh hartanya untukku jika aku mau menjadi kekasih keduanya." Jawab Baekhyun enteng. Sedangkan dua pria lainnya hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan pernyataan konyol Baekhyun.
"Kau sudah meminum susumu?" Tanya kyungsoo si pemilik mata bulat itu.
"Sudah." Baekhyun mendekati kyungsoo dan duduk di sebelahnya.
"Apanya yang sudah. Dari pagi kau hanya menganggu pekerjaanku." Saut Jongin.
"Diam kau kamjong." Baekhyun menatap Jongin tajam. Oh ayolah Sahabatnya yang bermata bulat ini pasti akan menceramahinya.
"Baekhyun kenapa kau tak pernah mendengar anjuran dokter dan perkataanku? Lepaskan saja kedua telingamu, percuma jika kau memilikinya namun tak pernah terpakai." Benarkan apa yang Baekhyun bilang Kyungsoo alias Do Kyungsoo ini sangat ahli dalam bidang marah-memarahi.
"Dasar Kamjong sialan." Rutuk Baekhyun dalam hati.
"Iya iya aku janji setelah ini akan meminum susunya." Baekhyun melirik kearah kyungsoo takut-takut.
"Aku bosan mendengar janjimu."
"Mau sampai kapan kalian akan berdebat? Aku bosan setiap kalian bertemu hanya meributkan masalah susu?" Jongin menghampiri Baekhyun dan memberikan note kecil bertuliskan alamat perusahaan. Baekhyun mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Ku dengar Chanyeol di pindah tugaskan ke perusahaan ayahnya. Dan perusahaan yang di pegang Chanyeol sementara di ambil alih oleh pamannya, Suho."
"Kau yakin?" Tanya Baekhyun memastikan dan Jongin mengangguk meyakinkan.
"Cobalah kesana, datang dengan pakaian rapih jika kau tak ingin dianggap gembel. Juga hilangkan sifat bar-barmu agar tak di usir, ku ingatkan perusahaan calon mertuamu itu perusahaan besar."
"Ayey ayey siap kapten, Omong-omong terimakasih Jongin. Chuuupp." Satu kecupan mendarat mulus di bibir Jongin membuat sang empu hanya diam sambil menyentuh bibirnya, d.o sang kekasih menggeram kesal menatap tajam kearah si mungil.
"Boncel beraninya kau mencium kekasihku." Kyungsoo mengepalkan kedua tangannya.
"Aku hanya mencicipi sedikit soo, Maafkan aku,hehe." Dengan tidak tau dirinya Baekhyun pergi begitu saja sambil tertawa.
"Terimakasih Kamjong." Teriak Baekhyun lalu meninggalkan ruangan dalam keadaan panas yang sengaja ia ciptakan.
"Manis, pantas saja Chanyeol tergoda." Jongin masih memegangi bibirnya.
"Kau bilang apa?"
Astaga Jongin lupa jika kekasih bulatnya masih ada bersamanya.
"Apa? Aku tidak mengatakan apa pun." Belanya pada diri sendiri.
"Kau pikir aku tuli?"
"Hey ibu hamil tidak baik marah-marah seperti ini." Penuturan Jongin sukses membuat amarah Kyungsoo meningkat. Bagaimana dirinya bisa hamil sedangkan di tusuk saja belum pernah.
"Kim Jong...Hmmmpt...eunghhmmm." Ucapannya terhenti akibat serangan tiba-tiba Kai, namun sebenarnya memang ini yang Kyungsoo inginkan semenjak kedatangannya.
Di lain tempat Baekhyun mengemudikan mobil dengan perasaan senangnya. Semoga saja kali ini pencariannya membuahkan hasil.
Jika ingin mengeluh tentu ia sangat ingin, dia ingin membagi keluh kesahnya bersama sang kekasih dimana saat ia merasakan mual di pagi hari dan terbangun di tengah malam karena ingin memakan sesuatu. Harusnnya Chanyeol ada untuk menemaninya, memeluknya, tapi pada nyatanya selama sebulan penuh ia kehilangan Chanyeol.
Setelah kejadian itu Chanyeol benar-benar menghilang seperti di telan bumi. Mencari informasi keberadaan Chanyeol sudah seperti rutinitas Baekhyun setiap harinya, ia selalu mendatangi rumah kekasihnya untuk memastikan jika mereka sudah kembali namun hasilnya selalu nihil. Bahkan Baekhyun sempat diusir dari perusahaan Chanyeol saat ia datang karena sedikit memaksa untuk menemui Prianya.
Baekhyun sudah pasrah dan tak ingin memaksa, jika takdir memang tidak mengijinkannya untuk bersama Chanyeol ia akan merelakannya dengan ikhlas. Walaupun harus menelan pahitnya kegagalan cinta untuk kedua kalinya tapi Baekhyun tak merasa kapok untuk kembali mencintai.
Benar, Baekhyun kembali mencintai makhluk yang kini tumbuh di dalam rahimnya. Untuk itu ia bersikeras ingin menemui ayah dari calon buah hatinya, Ia hanya ingin memberitahu Chanyeol jika saat ini ada keturun Park yang telah hadir diperutnya, dan jika kelak anaknya lahir di perbolehkan untuk memakai marga sang ayah.
Lagi-lagi Baekhyun tersenyum melirik hadiah untuk Chanyeol yang sudah ia persiapkan dari sebulan yang lalu. Namun senyumnya hilang tergantikan dengan wajah masam karena melihat tampilan dirinya yang sangat-sangat berantakan. Mau tak mau Baekhyun harus membelokan stirnya ke arah mall terdekat untuk memperbaiki penampilannya agar terlihat lebih cantik.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga
Teen Fiction"Bagaimana jika istrimu melihat kita?" Baekhyun semakin menggoda chanyeol dengan melingkarkan kedua kakinya di pinggang pria jangkung itu. "Jika dia melihatnya aku tak masalah, lagipula ia sedang tak berada dirumah." Chanyeol mengecup bibir mungil...