"Hoek.... Hoekk.." Baekhyun berjongkok di depan kloset memuntahkan cairan bening dalam perutnya yang terasa mual.
Baekhyun sedikit mengeluh karena morning sickness yang di alaminya sejak 3 minggu terakhir. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang meremas perutnya dari dalam, bahkan tak jarang ia akan jatuh lemas setelahnya.
"Hoek!"
Mata Luhan mengerjap merasa terganggu dalam tidurnya. Ia menolehkan kepalanya, benar saja Baekhyun tak ada di sampingnya hanya ada guling pembatas yang mereka simpan di tengah-tengah kasur yang mereka tiduri.
Ibu Park selain memerintahkan ketiga pasangan itu untuk tetap tinggal di kediaman kelurga Park, ia juga memerintahkan jika Baekhyun dan Luhan harus tinggal dalam kamar yang sama.
Dan mengorbankan Chanyeol yang harus tidur di kamar tamu. Kedua menantunya boleh mengunjungi suaminya atau lebih tepatnya tidur bersama dengan waktu yang sudah Ibu Park tentukan.
Masing-masing keduanya mendapat giliran selama dua hari, jika Luhan bisa tidur dengan Chanyeol di hari senin dan selasa sedangkan Baekhyun di hari Jum'at dan sabtu.
Tentu saja hal itu mendapat protesan keras dari seorang Park Chanyeol. Baginya jika seseorang memiliki dua istri seharusnya mendapat kenikmatan yang lebih bukan semakin sengsara seperti dirinya.
Pada akhirnya siapa yang bisa menentang ibu suri di keluarga Park itu? Bukankah hal itu juga bagus sebagai hukuman bagi seorang Park Chanyeol yang telah berani menjadi penjahat kelamin?
Dengan malas Luhan tetap melangkah menyusuli Baekhyun, masuk kedalam kamar mandi yang berada di kamar mereka.
"Ck menyusahkan. Kenapa kau selalu mengganggu ketenanganku?" Walaupun sedang dalam keadaan kesal, tapi tangan Luhan dengan telaten memijat Tengkuk Baekhyun.
"Cepat selesaikan. Kau jorok sekali."
Jika perutnya dalam keadaan baik-baik saja, Baekhyun sangat ingin menyumpal bibir luhan yang kelewat cerewet itu.
Sebernanya Luhan khawatir melihat keadaan Baekhyun yang terlihat sangat mengenaskan dengan wajah pucatnya. Maka dari itu ia harus membuat Baekhyun baik-baik saja karena jika Chanyeol melihat keadaan Baekhyun yang seperti ini pasti suaminya akan memberikan perhatian lebih untuk madu tengilnya ini.
Ohh itu tak boleh terjadi!
Luhan memapah Baekhyun untuk kembali kekamar setelah pria hamil itu membersihkan mulutnya. Baekhyun juga tak banyak protes karena dia juga membutuhkan seseorang yang mau membantunya disaat-saat seperti ini.
"Minumlah, setelah itu istirahat agar kau tak merasa mual lagi." Luhan menyodorkan gelas berisi air yang memang sengaja Baekhyun siapkan tadi malam.
"Kau mau kemana?" Tanya Baekhyun yang melihat Luhan membuka pintu kamarnya.
"Memasak! Menurutmu apa lagi?"
Baekhyun hanya mengidikan bahunya mendengar jawaban ketus Luhan, lalu ia merebahkan dirinya kembali mencari kenyamanan melanjutkan tidurnya.
Belum ada satu menit mata sipit yang tertutup itu kini kembali terbuka.
"Memasak! Menurutmu apa lagi?"
Perkataan Luhan kembali hadir di benaknya, itu tak bisa di biarkan. Mulai sekarang ia tak boleh bermalas-malasan, ia harus ikut memasak agar mendapat penilaian bagus dari suami dan mertuanya.
Pria yang telah berbadan dua itu kini bergegas turun dari ranjang tidurnya, berjalan perlahan menuruni anak tangga mengabaikan rasa lemas pada tubuhnya. Ia menghela nafas lega saat melihat hanya ada Luhan yang tengah sibuk memotong sayuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga
Teen Fiction"Bagaimana jika istrimu melihat kita?" Baekhyun semakin menggoda chanyeol dengan melingkarkan kedua kakinya di pinggang pria jangkung itu. "Jika dia melihatnya aku tak masalah, lagipula ia sedang tak berada dirumah." Chanyeol mengecup bibir mungil...