23

22.4K 1.5K 213
                                    

Percayalah gue ngetik ini dari kemarin malem sampe ketemu malem lagi ...

Padahal isinya kagak ada yang faedah, maaf yak kalo chapter ini gak sesuai sama ekspetasi kalian. Lagi mentok-mentonya ini tapi di paksain nulis buat up😂😂

Buat yang nunggu sehun, mohon bersabar tunggu beberap Chapter lagi mungkin untuk mengatur alurnya supaya pas.

Terus terimakasih buat reader-nim yang udah kasih banyak dukungan dengan memberikam like dan komen pada cerita ini. Gue suka kalo kalian dah nge-gas

Selamat membaca










Rasanya Chanyeol ingin bunuh diri saja, ia terlalu lelah untuk mendengar perdebatan kedua istrinya yang sedang menentukan dimana mereka akan sarapan pagi.

Untuk para lelaki di luar sana Chanyeol ingatkan jangan pernah ingin memiliki dua istri jika kalian masih ingin berumur panjang!

Akhirnya Chanyeol memutuskan untuk menyusul ibu dan ayah Park yang sudah lebih dulu pergi untuk mencari sarapan pagi di luar, Hal itu ia lakukan agar ia bisa memakan sarapannya dengan tenang, kalian tau sendiri bukan dua kesayangannya itu akan berubah menjadi sosok penurut yang anggun jika sudah berhadapan dengan ibunya?

"Chanyeorie, kenapa kau membawa kami kesini?" Si mungil memberenggut saat netranya membaca papan nama kedai yang mereka kunjungi.

"Bubur abalone? Yang benar saja! Jika kau ingin membelikan untuk bocah buncit ini memang cocok tapi tidak denganku Chanyeol." Protes Luhan.

"Tutup mulutmu pria pendek. Buncit begini karena ada bayi kecebong yang sedang tumbuh di perutku." Balas Baekhyun menatap Luhan tajam.

"Bocah buncit apa kau tidak sadar jika kau tak lebih tinggi dariku?" Timpal Luhan menyeringai merasa menang.

"Kalian akan ikut turun atau ingin terkunci dalam mobil?" Tanpa menunggu jawaban dari keduanya Chanyeol segera keluar dari mobil, ia sudah kekurangan tenaga untuk melerai perdebatan itu. Bagusnya mereka hanya beradu mulut, ia tidak bisa membayangkan jika melihat mereka beradu fisik.

Akankah mereka saling menjambak satu sama lain?

"Chanyeol"

Pria itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara dan segera menghampiri lambaian tangan ibu Park di ikuti dengan dua kurcacinya.

"Duduklah, ibu sudah memesankan untuk kalian."

Chanyeol menggeserkan dua kursi di samping kanan kirinya, memastikan kedua istrinya duduk dengan nyaman terutama untuk Baekhyun.

Ibu Park menyodorkan mangkuk berisi bubur abalone yang masih hangat kearah Baekhyun dan Chanyeol terlebih dulu. Setelahnya ia mengambil mangkuk terakhir memberikannya pada Luhan yang memang posisi duduknya sedikit jauh dengan ibu Park. "Luhan ini untukmu. Makanlah sampai habis bukankah kau sangat suka dengan bubur abalone?"

Luhan tersenyum ternyata ibu Park masih mengingatnya, padahal apa yang dia bicarakan dulu hanya kebohongan agar ibu Park senang karena membuatkannya bubur abalone. "Terimakasih ibu."

Chanyeol yang menyadari kecemburuan pada salah satu istrinya diam diam mengelus tangan kiri Baekhyun. Bibirnya bergerak tanpa suara "Tidak apa-apa."

Baekhyun yang mengerti gerakan bibir dari suaminya hanya diam mengangguk. Mungkin ia harus lebih berusaha lagi untuk mengambil hati sang ibu mertua.

Mereka mulai memakan makanan mereka dengan tenang, meresapi setiap rasa yang masuk kemulut. Berbeda dengan Baekhyun yang hanya mengaduk-ngaduk bubur itu tanpa berniat memakannya.

TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang