Happy reading....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Baek..hiks Baekhyun hyung" Lirihnya
Baekhyun terkejut, perasaan ia tak mengenal namja ini.
Tak lama namja ini memeluk baekhyun
"Hiks Hyung aku kangen sekali sama Hyung hiks" Isaknya, baekhyun yang terkejut melepas pelukan itu dengan lembut
" Maaf, apa kau mengenalku" Tanya baekhyun, namja itu mengangguk
"Apa baekki Hyung tak kenal aku" Tanya balik namja itu, baekhyun menggeleng
"Aku mark Hyung, anak yang pernah Hyung tolong" Jelas namja itu yg teryata mark.
Baekhyun berfikir sejenak, ingatannya berputar sebentar hingga ia ingat, matanya melotot kaget melihat wajah itu.
"Mark.. " Lirih baekhyun, mark mengangguk
"Iya Hyung ini aku" Kata mark, baekhyun memeluk mark lagi
"Mark teryata ini kau, kau sudah sangat besar sekarang" Mark mengangguk dalam pelukan baekhyun.
Pelukan terlepas baekhyun tersenyum tulus.
" Aku sungguh merindukanmu markya" Mereka pergi kekasih setelah mendapat ayam baekhyun.
Mereka ingin segera bertukar cerita yang sudah terlewatkan.Di mansion park chanyun sedang bersiap untuk pergi sesuai janji mereka pada teman-teman, setelah siap ia menglangkah menuju kamar sang adik.
Mengetuk pintu
"Chankiie apa kau sudah siap" Tanya chanyun, Tak ada respon, suara di belakang membuat ia menoleh
"Ada apa Hyung" Itu ada chankiie
"Aku kira kau di kamar, kenapa kau belum siap" Heran chanyun
"Sepertinya aku tak bisa ikut Hyung, Tiba-tiba badanku tak enak, jadi aku menyuruh bibi untuk membuatkan aku teh agar badan ku hangat" Kata chankiie
"Apa kau sakit, wajahmu sedikit pucat" Khawatir chanyun
"Tak apa Hyung, Hyung lebih baik pergi nanti Hyung terlambat"kata chankiie
" Aku tak jadi pergi"
"Loh, aku tak apa hyung sungguh" Yakin chankiie
" Apa kau yakin" Dibalas anggukan mantap oleh chankiie, chanyun menghebuskan nafasnya.
"Baiklah kalau terjadi sesuatu cepat telpon aku, kau paham" Chankiie mengangguk.
Chanyun pergi dan chankiie masuk ke kamarnya. Dari mereka berdua chankiie lah yang mudah sakit apalagi kalau ia punya beban pikiran ia akan mudah jatuh sakit, munkin gen dari eomma nya yang ia ambil.
Sedangkan chanyun bahkan sangat jarang sakit, kalaupun sakit ia akan sembuh 1-3 hari.
Chankiie masuk duduk di kasur meminum teh nya, memeluk boneka puppynya dan memutar kotak musik.
Chankiie berbaring memejamkan matanya, membayangkan seolah nya sedang mengelus kepalanya. Lama-lama mata chankiie memberat dan ia tertidur.Disinilah baekhyun dan mark sekarang duduk di tepi sungai Han.
"Bagaiman kabarmu" Tanya baekhyun
"Aku baik Hyung, sekarang aku sudah menikah Hyung" Jelas mark
Baekhyun melotot
"Apa? Secepat itu? " Kaget baekhyun
"Setelah Hyung pergi aku mendapat beasiswa untuk bersekolah sampai SHS, aku sekolah sambil bekerja dan di sanalah aku bertemu suamiku kami memutuskan untuk menikah setelah tamat dari SHS, usia pernikahan kami sudah 1 tahun dan sekarang aku sedang mengandung anak pertama kami" Baekhyun tersenyum bangga teryata mark sudah menjadi sangat dewasa sekarang.
" Tak peduli apa yang terjadi, Hyung sangat bangga dengan mu markya, hiduplah dengan bahagia" Kata baekhyun,Mark masuk dalam pelukan baekhyun
"Terima kasih Hyung" Baekhyun mengangguk.Chanyun tiba di cafe tempat mereka janjian
"Oii chanyun, di mana chankiie" Tanya soobin
"Dia lagi tak enak badan, jadi tak ikut" Jawab chanyun, mereka mengangguk
Mereka terus bercengkrama hingga jam 11 mereka pulang. Chanyun sampai di mansion dan melangkah menuju kamar adiknya untuk mengecek chankiie.
Ia membuka pintu dan melihat chankiie yang tertidur sambil memeluk boneka puppy, ia menutup pintu dan masuk ke kamarnya sendiri.
Chanyeol memarkirkan mobilnya ia berjalan sempoyongan, hal biasa yang ia lakukan.
Keadanya kacau ia mabuk berat tapi ia masih bisa menyetir mobil.
Chanyeol masuk ke dalam mansion
"Baekhyun aku pulang" Racaunya
"Hik kau tak hik menyambut ku sayang hik" Rasanya terus menerus, ia berjalan ke sofa dan melempar tubuhnya kesana hingga terlelap
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE!!! ANGGAP AKU
Romansa"aku benar-benar lelah dengan semua ini, aku ingin berteriak, aku ingin menangis dan aku benar sudah tak sanggup, kenapa tidak ada satupun yang memberikan ku sandaran. aku hanya ingin di lihat, di anggap dan di terima. Kalian tak pernah mengangg...