23. Someone Special In His Heart

49.3K 3.6K 2.6K
                                    

Padahal restoran yang berada di puncak gunung ini menawarkan pemandangan indah dan masakan yang menggugah selera, tapi perhatian Gracia terfokus pada pria berkaus hitam yang duduk tegap hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal restoran yang berada di puncak gunung ini menawarkan pemandangan indah dan masakan yang menggugah selera, tapi perhatian Gracia terfokus pada pria berkaus hitam yang duduk tegap hadapannya. Rambut legamnya jatuh dengan alami terlihat berkilau di bawah pencahayaan temaram. Hati Gracia berdegup kencang, mengira orang-orang di sekitar mereka berpikir bahwa pasangan yang cocok; sama-sama tampan dan cantik.

"Udah lama nggak ngerasain fine dining. Thank you, Gal." Gracia senyam-senyum, menyesap cocktail sambil melirik ke arah sosok lelaki sempurna itu sesekali.

Galen membalas senyuman Gracia, tangan kekarnya mengaduk spaghetti yang sudah mau habis. "Kalau boleh tau, kenapa lo lebih sering main sama anak UKM musik dibanding sama temen-temen cewek lo?"

"Sebenernya sih gue suka main sama mereka, tapi mereka ninggalin gue mulu, Gaal. Gue kayaknya cuma dianggep sampah deh sama mereka. Beda sama lo-lo pada yang selalu ada buat gue." Gracia berdusta.

Sebenarnya, Melda dan Shindy justru sering menganggap Gracia sombong karena lebih pilih main dengan para cowok. Tapi Gracia terpaksa menjelekan mereka supaya Galen iba padanya.

"Makanya, gue tuh takut banget lo semua ninggalin gue, ngelupain gue, apalagi kalian sekarang digosipin deket sama MABA terus. Terutama lo," lanjutnya, menyeruput minumannya hingga tetes terakhir.

Galen mengangguk pelan, mengelap mulut dengan serbet setelah makanannya selesai dan menghela napas berat. Tatapan teduhnya yang tiba-tiba berubah tajam membuat dada Gracia bergemuruh.

"Gracia," panggil Galen lembut tanpa melepas pandangannya pada Gracia. "sebenarnya gue ngajak lo ke sini buat ngomong serius sama lo."

"A—Apa?" Gracia makin deg-degan, senyumnya mengembang.

"Gue pengen lo jangan terlalu berharap sama gue."

Senyum Gracia sirna dalam sekejap.

"Maksud lo?"

"I already have someone special in my heart," ungkap Galen sungguh-sungguh. "Jadi ... gue nggak akan bisa ngasih perhatian lebih ke lo kayak Eizen, Mikael, Lorenzo atau Bian."

Hati Gracia mencelos. Jauh-jauh Galen mengajaknya ke sini cuma untuk mematahkan hatinya?

"Mumpung kita lagi di sini gue mau kasih tau, walau misalkan kita nanti digosipin pacaran, bisa aja aslinya gue pacaran sama yang lain," lanjut Galen kembali menoreh luka di hati Gracia.

"Cleo, kan?" tuduh Gracia langsung, nadanya meninggi. "Someone special yang lo maksud itu Cleo kan?"

"What if i say yes?"

Sunyi sejenak di antara mereka. Suara latar dari restoran yang sebelumnya terdengar riuh seolah lenyap. Gracia menunduk, menatap kosong pada sepiring salad yang belum dia sentuh sama sekali.

"Gue udah tau yang lo maksud pasti Cleo." Suara Gracia gemetar.

"Ya emangnya kenapa kalau dia, Gracia?"

LOVEHOLIC: SECRET MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang