37. Pengganggu Luna🌙

83 30 4
                                    


HAPPY READING 🌙

Setelah membeli secup kopi, Ben kembali naik ke kamar rawat Luna. Sesekali perawat atau pun dokter menyapa Ben tapi hanya di balas senyuman saja.

Saat membuka pintu kamar rawat, ia dikejutkan dengan suara tangis wanita dan seorang bayi.

"LUNA!"

Ben terkejut bukan main melihat Luna berada di lantai sedang memangku Cean yang sedang menangis kencang.
Luna yang melihat Ben sudah datang langsung meminta tolong agar segera mengambil Cean.

"Tolong ambil Cean...". Ujarnya lirih tapi masih dapat di dengar oleh Ben.

"Sayang apa yang terjadi?". Tanya Ben panik dan mengambil alih Cean yang masih menangis. Belum juga luna menjawab, Luna sudah pingsan lebih dulu.

"Luna! Hey sayang!". Ben menggoyangkan tubuh luna tapi tak ada pergerakan dari wanita itu. Dengan cepat Ben berdiri lalu menekan tombol yang ada di atas ranjang .

Tak lama dokter dan 1 suster datang dan terkejut melihat pasiennya terbaring di lantai.

"Tuan..."

"Cepat tolong istriku!".

Dokter itu pun langsung mengangkat luna ke atas ranjang dan suster membenarkan Selang infus di tangan Luna yang mengeluarkan darah.
Setelah itu dokter mulai memeriksa luna "Suster tolong pasang O2".

Beberapa menit kemudian dokter telah melakukan pemeriksaan pada Luna dan berbalik menghadap ke arah Ben.
"Menurut diagnosa saya istri anda sepertinya mengalami syok karena tekanan darahnya menurun dengan cepat dari terakhir kali, juga saya melihat bekas cengkaram di tangan istri anda". Jelas dokter itu, yang membuat Ben membulatkan mata.

"Cengkaraman?"

"Iya tuan, anda bisa melihat ini". Dokter itu menunjuk pergelangan tangan Luna yang terdapat bekas jari yang memerah.

"Aku tadi hanya keluar sebentar membeli kopi dan langsung kembali, bagaimana mungkin ada orang yang masuk ke sini?".

"Jika seperti itu anda bisa tanyakan langsung pada istri anda jika sudah sadar tentang apa yang terjadi ".jelas dokter itu.

"Baiklah,terima kasih ".

Dokter dan suster itu keluar meninggalkan kamar rawat Luna.

Ben berjalan ke arah sofa dan mendudukan Cean di sana yang terlihat mulai tenang. Mata dan pipi anaknya tampak merah dan masih ada bekas air mata yang keluar. "Cup cup cean minum dulu ". Ben mengambil botol minum cean dan mengarahkan sedotan pada bibir balita itu. Dengan rakus Cean minum karena kehausan.

"Ada yang sakit?". Tanya Ben lembut. Cean pun paham dan langsung menyentuh kepalanya.

"Sini daddy usap" Ben mengusap kepala balita itu lembut dan hal itu membuat Cean menguap, mungkin karena tadi menangis hingga sekarang ia merasa mengantuk. Ben membuka tas keperluan Cean dan mengambil Empeng dalam sana lalu memberikannya pada Cean.

Balita itu langsung memasukkan empeng kedalam mulutnya dab langsung membaringkan kepala pada paha Ben. Ben tersenyum melihat sang putra yang tenang dan nyaman dengannya.

"Aku harap kita tetap seperti ini, daddy minta maaf ...". Batin Ben.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PARTY NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang