34. Kemarahan Abraham!

636 82 37
                                    

HAPPY READING 🌙

Brakk!.

Suara pintu yang di buka dengan kasar menggemadi ruangan yang serba putih itu.

Terlihat seorang pria dengan nafas yang tersengal-sengal memasuki ruangan itu. Dirinya tampak kacau dan mengejutkan semua yang berada di dalam ruangan itu.

"Maaf sir anda sebaiknya tunggu di luar" ucap seorang suster menyuruh pria itu keluar.

"Bagaimana aku keluar istri ku sedang terluka SIALAN!". Bentak Ben.

Ya pria yang tampak kacau itu adalah Benjamin adison. Saat dia mendengar anak buahnya memberi informasi tentang kecelakaan Luna dirinya langsung terkejut bukan main dan rasa bersalah langsung menggerogoti hatinya.

Ben pun menitipkan cean pada baby sitter nya dan langsung menuju rumah sakit.

"Sir, mohon maaf tapi kami tidak bisa bekerja dengan fokus jika anda berada di dalam, kami mohon anda menunggu di luar ".

"BERANI NYA KAU !...". Ucapan Ben terpotong kala mendengar dokter bersuara.

"Jika anda tidak ingin keluar maka kami tidak akan menangani istri anda, sir". Ujar dokter itu.

Ben langsung tertegun dan berjalan pelan mendekati Luna yang tidak sadarkan diri. Tubuh wanita itu penuh darah dan bagian kepala juga berdarah.

"Lakukan semua yang terbaik untuk nya...". Lirih Ben lalu menyentuh jemari Luna sebelum dirinya berjalan lesuh keluar dari ruangan UGD itu.

Di luar ada anak buahnya yang tadi ia suruh untuk mengikuti Luna.

"Bagaimana semua bisa terjadi?". Tanya Ben dengan amarah yang tertahan.

Anak buahnya pun menunduk takut dan perlahan mulai menjelaskan apa yang terjadi.
"Awalnya nyonya Luna mengendarai mobil dengan normal sir. Namun, saat di perempatan dan lampu berubah merah, mobil nyonya Luna tetap melaju dan tak lama dari arah kanan melaju sebuah truk besar dan langsung menabrak mobil nyonya". Jelas anak buah Ben.

"Bagaimana dengan supir truk itu?"tanya Ben lagi.

"Untuk supir truk nya, beliau tewas di tempat sir".

Deg...

Ben seketika menahan nafas mendengar itu.

"Apa yang sudah kau perbuat Benjamin....semua ini terjadi karena dirimu". Batin Ben. Pria itu mendudukkan dirinya di kursi depan UGD dan menatap khawatir pintu putih itu.

Dia berharap jika Luna baik baik saja. Sungguh saat ini rasa penyesalan yang besar hinggap di hatinya. Rasanya sangat sesak melihat wanitanya terbaring penuh darah tadi.

"I'm sorry Luciana".

Keduanya menunggu di depan UGD. Tak lama Juan datang menghampiri Ben.

"Sir".

"Kau sudah mengantar cean pulang?". Ya Ben tadi menyuruh Juan untuk mengantar cean dan baby sitter nya pulang.

PARTY NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang