18. pertemuan random🌙

386 68 18
                                    

HAPPY READING 🌙

"Aku tidak akan menyesal telah melakukan ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak akan menyesal telah melakukan ini". Semakin mendekatkan bantal pada wajah pucat itu. Mata Ben semakin menajam.

Bersamaan dengan bantal yang kini sudah sangat dekat dengan wajah Luna. Tak lama, bantal itu sudah menempel sempurna pada wajah Luna yang pucat. Ben langsung menekan bantal itu dengan kuat .

Karena tak mendapat oksigen, Luna langsung saja sadar dan memberontak karena seseorang sudah membekap wajahnya dengan bantal hingga dia kesulitan untuk bernafas.

"Hmmm...!". Jeritan tak terdengar Luna.

Namun Ben seakan gelap mata dan semakin menekan bantal itu

Hingga...

"Hhmmmmppp..t-tolonghh..aaarrrg..".
Jeritan Luna yang tak bisa terdengar membuat Ben kini tersenyum smirk. Seiring dengan tubuh Luna yang mulai melemah.

Hingga wanita itu benar-benar sudah tak bergerak. Ben baru mengangkat bantalnya. Terlihat wajah pucat itu sudah tak bergerak lagi, dan semakin pucat Pasih.

"Mati kau!".
Nafas Ben memburu dan seketika tubuhnya tersadar. Seakan bisikan itu langsung pergi tepat setelah melihat Luna yang sudah tak bernyawa.

Tubuh Ben langsung gemetar, dan menatap tangannya yang masih memegang bantal sofa.
"Tidak...a-aku tidak melakukan ini!"
"Tidak!".

"Hei bangun!". Ben mengguncang tubuh Luna namun tak ada reaksi dari wanita itu.
"Sialan aku bilang bangun!".
"Luna bangun!".

Sudah terlambat, Ben sendiri langsung terdiam karena menyadari jika dirinya yang sudah membunuh istrinya sendiri. Wanita yang selalu saja ia harapkan kepergiannya kini benar-benar pergi karena dirinya.

Luna benar-benar sudah pergi dan Ben masih terdiam kaku di samping ranjang pesakitan itu.

"TIDAK !".

Huft...huft...huft

Ben seketika tersadar dan langsung melihat sekitar . Ruangan ini masih sepi dan hanya terdengar suara beberapa orang yang berbincang di luar kamar inap Luna.

"Aku menghayal?".

Ben langsung menjauhkan bantal sofa yang dia genggam dan masih berada di atas wajah Luna.
"Sialan!". Hampir saja Ben membunuh Luna.

Tapi bisa-bisanya dia mengkhayalkan hal itu. Ben kembali menatap wajah Luna yang tampak tenang. Shit

Ada apa dengan ku?.

Tidak aku bukan pembunuh, sial sial sial!.

Ben terus saja merutuki dirinya, jantungnya masih berdegup kencang karena mengkhayalkan hal yang tidak semestinya. Sama saja dia akan menghancurkan dirinya kalau sampai berani membunuh Luna. Dia pasti akan di penjara dengan waktu yang lama.

PARTY NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang