Selamat membaca
05.30 pagi
"Udah semua bang?" Tanya zean kepada Gito dan gracio yang memasukkan koper ke dalam mobil. Ya hari ini zean, gracio, Gito, Anin dan juga shani akan terbang ke kanada untuk menemui oppa perwira.
"Udah tinggal berangkat" jawab gito menutup pintu bagasi mobil.
"Yaudah ayo" ucap zean lalu dirinya menaiki mobil Jeep Rubicon berwarna putih itu. Gito dan gracio juga masuk ke dalam mobil dengan Gito yang menyupir.
"Kita ke apartemen dokter Anin dulu" ucap gracio dan hanya di jawab dengan anggukan oleh Gito.
Gito melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena mereka masih mempunyai banyak waktu.Sebenernya mereka terbang pukul 7 pagi tapi untuk menghindari macet zean memberi tahu jika mereka akan berangkat dari rumah setengah 6 karena mereka harus menjemput nin dan juga shani.
Ya sesuai dugaan jalanan begitu longgar karena kebetulan hari ini bertepatan dengan hari Minggu mungkin orang orang masih menikmati tidurnya di hari libur ini.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh mereka sampai di depan lobby apartemen Anin. Saat gracio ingin naik ke lantai unit milik Anin gracio sudah melihat Anin keluar dari lift terlebih dulu. Gracio melambaikan tangan nya ke arah Anin, sang empu yang merasa di lambaikan melihat orang yang melambaikan tangan ke arahnya.
Saat Anin melihat siapa yang melambai ke arahnya Anin tersenyum lalu menambah kecepatan pada langkahnya sembari menarik koper miliknya.
"Mari saya bantu dok" ucap gracio saat anin sudah di hadapannya."Eh nggak usah pak, biar saya aja pak gracio buka aja bagasinya" ucap anin. Lalu turun lah zean dari dalam mobil membukakan pintu bagasi untuk Anin. Gracio dan anin segera menghampiri zean tapi sebelumnya gracio langsung mengambil alih koper milik Anin dan menghampiri zean serta memasukan koper Anin.
"Bang cio di belakang aja biar gue yang sama bang gito" ucap zean langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan gracio dan anin.
"Mari dok" ucap gracio sambil menutup pintu bagasi dan membukakan pintu untuk Anin.
"Terimakasih pak gracio" ucap anin tersipu, tak menunggu lama Anin langsung masuk ke dalam mobil. Gracio berlari memutar untuk menuju pintu yang satunya lalu dia masuk dan duduk bersama dengan anin.
"Udah" ucap gito.
"Jalan" ucap gracio.
Gito kembali menjalankan mobil untuk menuju ke kediaman shani.
"Aduh akword deh" ucap anin dalam hati karena di dalam mobil sangat lah sepi dia mencuri pandang ke arah gracio.
"Oh iya dokter Anin, panggil aja saya gracio tak usah memakai embel embel pak saya belum setua itu" ucap gracio tiba tiba untuk memecah kecanggungan. Sedangkan zean jangan di tanya zean sudah memejamkan matanya untuk ke alam mimpi.
"Ah iya gracio, panggil saya Anin aja jangn dokter anin kan kita ga lagi di RS" ucap anin.
Gito hanya menyimak obrolan abangnya yang kaku, dia sedikit menertawakan abangnya yang sangat kaku ini. Tak terasa mobil Jeep putih itu sudah kembali berhenti tepat nya berhenti di kediaman shani.
"Ze" ucap gito membangunkan zean.
"Emmmhh, udah dimana?" tanya zean yang sudah membuka matanya.
"Kita di depan rumah nya dokter Shani" ucap gito lagi. Zean hanya membalas dengan anggukan. Zean melihat ke arah belakang yang ada hanya gracio disana.
"Loh dokter Anin mana" tanya zean lagi.
"Udah masuk" jawab gracio lalu zean hanya mengangguk dan ikut turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
heal with love
Teen Fictionseorang keturunan mafia besar yang jatuh cinta dengan seorang dokter cantik. pada awalnya si dokter tak ingin jatuh cinta dengan si mafia. karena mafia yang mempunyai sifat dingin.