2DUNIA (Super Senpai)

[CHAPTER 22] Teknik Baru

"Ingatan itu menghantuiku"
-Aryani

-WARNING!!!-

Vote dulu sebelum membaca
Dan follow akun ig
@naray_211

Maaf jika ada sedikit typo. Author sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak typo. Selamat membaca ><

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

"Itu apa, Nak? Apakah wanita itu ada kaitannya dengan ini?" tanya Raja Felits dengan tangannya mengelus pipi Aryani dengan lembut.

Aryani pun lantas menggelengkan kepala "Tidak pah, wanita apa yang papah maksud tadi? Aryani tak mengatakan kata wanita tadi"

"Benarkah? Apa mungkin papah salah dengar ya tadi?" Raja Felits lalu mengerutkan keningnya, tetapi menurutnya dia tak salah dengan. Dia mendengar dengan jelas Aryani berkata satu kata yaitu 'wanita'.

"Mungkin papah salah dengar" Aryani lantas tersenyum manis dan Raja Felits hanya menghela nafas panjang lalu tersenyum sendu.

Ia pun mengusap kepala Aryani tetapi dengan sekejap senyuman Aryani memudar membuat Raja kebingungan "Ngomong-ngomong..." lirih Aryani membuat Raja kebingungan.

"Apakah teman-temanku terluka parah? Apakah mereka marah kepadaku pah?" Aryani menundukkan kepalanya dan ekspresi wajahnya begitu sedih.

Raja pun tersenyum tipis, ketika Raja ingin menjawab pertanyaan tersebut. Codric terlebih dahulu menyela ucapannya.

"Hei Ra!" sapa Codric dengan berteriak, Aryani mengenal suara tersebut membuat dirinya mendongakkan kepalanya kembali "Bagaimana keadaanmu? Apakah dirimu sudah membaik?"

"Sepertinya begitu..." lirih Aryani dengan ekspresi dengan yang masih terlihat sedih. Codric lalu mencoba mendekatinya untuk menghibur Aryani.

Belum sempat Codric menghiburnya tiba-tiba saja Isya menyela ucapannya "Hei Ar! Kamu pasti akan tertawa mendengar hal ini"

Syafia yang berada disampingnya pun mengangguk setuju "Benar, kamu akan benar-benar tertawa terpingkal-pingkal"

Tapi lagi-lagi Aryani masih menampakkan ekspresi yang penuh kesedihan, ia pun tersenyum sendu "Apakah kalian semua baik-baik saja?"

Codric, Isya dan Syafia saling pandang memandangi. Mereka bertiga tahu bahwa Aryani akan seperti ini. Isya pun maju lalu ia duduk di tepi kasur disisi lain, dimana tempat Raja Felits duduki.

"Kita baik-baik saja kok, tenang saja. Kejadian itu sudah berlalu dan biarkan berlalu" Isya lalu menggenggam tangan kanannya dan mengelus tangan itu dengan lembut "Sudah tak usah dipikirkan hal itu, oke?"