4. Luka Yang Tak Terhapuskan

29 2 0
                                    

Typo bertebaran dimana mana!!! Harap waspada🚨🚨🚨

******

Setelah kepergian Rara, dunia Leonard berubah menjadi sunyi. Tiada lagi senyuman lembut yang menyambutnya di pagi hari, tiada lagi suara hangat yang menemani malam malam sepi di rumah.

Hampa dan kesendirian menyelimuti kehidupannya seperti selimut dingin yang tidak bisa ia singkirkan.

Setiap sudut rumah mereka mengingatkan Leonard akan kehadiran Rara yang tidak akan pernah kembali.

Piring piring di dapur, bantal di ruang tamu, hingga aroma parfum yang samar samar masih tersisa di kamar tidur, semuanya menyisakan kenangan yang menusuk hatinya.

******

Leonard menjadi sosok yang pendiam dan murung. Dia jarang keluar rumah dan seringkali hanya menghabiskan waktu duduk diam di kamar Rara.

Setiap malam, ia berbicara pada bayangan Rara, memohong pengampunan atas kesalahannya, seolah berharap bahwa dapat mengulang ulang permintaan maafnya itu. Rara akan mendengar dan memberinya kedamaian.

Di tengah kesendiriannya, Leonard mulai menulis surat kepada Rara. Surat surat yang ia tahu tidak akan pernah sampai.

Dalam setiap surat, ia menuliskan semua penyesalan yang tak bisa dia ungkapkan ketika Rara masih hidup.

Setiap kata di atas surat itu adalah cerminan dari jiwanya yang hancur, penuh rasa bersalah dan harapan yang tak terwujud.

Aku menyesal tidak pernah melihatmu sebagaimana kamu sebenarnya, Ra. Aku terlalu buta dengan masa laluku dan terlalu egois untuk mencintaimu dengan tulus. Aku menyesal setiap hari, dan rasa sakit ini tidak akan pernah pergi’ Tulisnya dalam salah satu suratnya yang tercecer di lantai kamarnya itu.

*******

Hingga pada suatu hari, Leonard memutuskan untuk pergi ke makam Rara.

Setelah berminggu minggu terkurung dalam rumah, akhirnya ia memberanikan diri untuk menghadapi kenyataan yang tak bisa ia hindari.

Dengan ditemani oleh asistennya bernama Gery mereka pergi menuju tempat pemakaman.

Dan disinilah, di bawah langit yang mendung dan suram ia berdiri di depan nisan Rara membawa sekuntum bunga mawar putih, bunga yang dulu menjadi favorit Rara.

”Maafkan aku, Ra,”Gumam Leonard, suaranya penuh dengan kesedihan yang mendalam. ”Aku terlambat menyadari betapa berharganya dirimu... dan aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku.”

Air matanya tumpah, jatuh ke atas tanah yang basah. Namun meskipun rasa bersalah dan kehilangan terus menggerombol hatinya, Leonard tahu bahwa ia harus mencoba melanjutkan hidupnya.

Tidak untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Rara—untuk menghormati cinta dan pengorbanan yang telah diberikan wanita itu padanya.

*****

Beberapa bulan kemudia, Leonard mulai mencari bantuan. Ia mendatangi seorang konseler untuk berbicara tentang perasaannya yang selama ini terpendam.

Ia tahu bahwa hanya dengan menghadapi rasa bersalah dan penyesalannya, ia bisa mulai menyembuhkan luka di hatinya, meski itu adalah luka yang tidak mungkin terhapuskan.

                           🌹🌹🌹🌹

                       BERSAMBUNG

Maaf kalau ada kesamaan nama tokoh, isi cerita, judul dan karakter karena itu merupakan ketidaksengajaan🙏🙏🙏

Maaf kalau ceritanya jelek dan tidak menarik. Aku harap kalian suka dengan cerita yang aku buat. 🥰🥰🥰

Jangan lupa like, komen, dan vote karena author butuh dukungan dari kalian semua 🙏🥰🙏🥰🙏🥰

Jejak PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang