20. Shock Di Taman

35 0 0
                                    

Typo Bertebaran Dimana-mana!!! Harap Waspada 🚨🚨🚨

------

Hari itu, taman mansion tampak tenang, dikelilingi oleh bunga-bunga yang bermekaran.

Rara duduk sendirian di bangku, meresapi suasana yang seharusnya damai. Helena dan Edward sedang dalam perjalanan bisnis, meninggalkannya tanpa pengawasan.

Pelayan yang biasanya setia menemani Rara pun pergi mengambil cemilan dan minuman, meninggalkan Rara terisolasi dalam kesunyian yang menyakitkan.

Tiba-tiba, sosok Rania muncul, senyumnya terlihat penuh dengan niat jahat yang tersembunyi.

Rania mendekati Rara dengan langkah percaya diri. ”Rara,”Panggilnya dengan suara lembut.

”Aku perlu berbicara denganmu, ini sangat penting.”

Rara menatap kakaknya dengan bingung. ”Tentang apa?”Tanyanya. Merasakan ketidaknyamanan.

-----

Tanpa kata Rania langsung duduk di sebelahnya, mengamati wajah adiknya

”Aku tahu banyak tentangmu dan Leonard. Banyak yang tidak kau ketahui tentang pernikahan kalian.”Rania mengedarkan pandangannya.

Rania mastikan tidak ada pelayan dan penjaga serta orang yang akan melihat dirinya, sebelum melanjutkan rencananya.

”Leonard tidak pernah memperlakukanmu dengan baik. Dia bukan suami yang baik.”

Mendengar kata-kata itu, Rara merasakan hatinya bergetar. Dia masih belum sepenuhnya mengingat masa lalunya, termasuk pernikahannya dengan Leonard.

Rania terus melanjutkan ceritanya, menggambarkan semua cara Leonard telah menyakiti Rara, bagaimana suaminya mengabaikan dan memperlakukannya dengan dingin.

-----

Rania berbicara dengan penuh emosi, seolah-olah mengangkat beban yang selama ini ditahannya.

”Aku mendengar semuanya dari Ibu dan Ayah,”Tambah Rania, menyelipkan nama orang-orang yang dikenal Rara.

”Mereka semua tahu betapa buruknya Leonard padamu. Aku tidak ingin kau hidup dalam ilusi tentang pria itu. Kau pantas mendapatkan yang lebih baik.”

Kata-kata Rania meresap dalam pikiran Rara. Ia merasa bingung, berusaha mengingat kembali kenangan-kenangan yang hilang.

Namun, rasa sakit yang diceritakan Rania hanya menambah kebingungannya. ”Tapi… dia suamiku,” jawab Rara, suaranya bergetar. ”Aku tidak bisa membencinya.”

’Sialan! Susah sekali mengelabui gadis bodoh ini. Apa salahnya tinggal iyakan saja.’ Batinnya geram.

Dengan menahan geram, kesal dan marah Rania memasang senyuman manis.

Senyum yang dingin dan penuh tipu daya. ”Kau tidak tahu siapa dia sebenarnya, Rara. Jika kau terus bersamanya, kau hanya akan hancur. Kau seharusnya tahu betapa bodohnya dia memperlakukanmu. Kau seharusnya merasa benci padanya.”

------

Dengan setiap kata yang diucapkan Rania, Rara merasa kepalanya semakin berdenyut.

Tiba-tiba, pusing menyerang. Dalam sekejap, Rara memegangi kepalanya dan jatuh pingsan ke bangku taman.

Kebetulan, seorang satpam yang baru saja keluar dari mansion mendengar suara keras.

Ia segera berlari menghampiri Rara yang tergeletak. Melihat situasi itu, ia mengusir Rania dengan tegas, ”Apa yang kau lakukan di sini? Pergi sekarang juga!”

Jejak PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang