Typo Bertebaran Dimana-mana!!! Harap Waspada 🚨🚨🚨
********
Leonard masih terisak di samping tempat tidur Rara. Air matanya bercucuran tanpa henti, dan tubuhnya seakan lumpuh, tidak mampu bergerak.
Seluruh dunia terasa runtuh di hadapannya. Gadis yang selama ini ia pikir telah tiada, ternyata masih hidup.
Namun, perasaan lega itu datang bersamaan dengan perasaan bersalah yang begitu menghancurkan.
Nathan berdiri di sudut ruangan, membiarkan Leonard meresapi kenyataan ini.
Dia tahu bahwa pertemuan ini akan berat bagi sahabatnya, namun ia juga menyadari bahwa kebenaran tidak bisa disembunyikan lebih lama lagi.
”Bagaimana ini bisa terjadi?”Suara Leonard parau, matanya tidak lepas dari Rara yang masih terbaring lemah di atas tempat tidur.
Nathan menghela napas panjang, berusaha mencari kata-kata yang tepat.
”Semua ini terjadi karena aku ingin menyelamatkan nyawanya. Aku tahu apa yang kamu rasakan saat itu, Leonard, tapi aku tidak bisa membiarkan Rara mati begitu saja. Setelah kejadian itu, dia masih punya kesempatan untuk hidup. Jadi aku memutuskan untuk membawanya ke sini, ke rumah sakit ini, untuk memberinya kesempatan kedua.”
Leonard menggeleng, tidak bisa menerima kenyataan ini begitu saja. ”Tapi kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal? Kenapa kamu membiarkanku hidup dalam penyesalan dan kesakitan selama ini?”
Nathan terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada pelan, ”Karena aku tahu kamu belum siap, Leonard. Kamu harus belajar dari penyesalan mu. Kamu harus mengerti betapa besar kesalahan yang telah kamu buat, dan bagaimana kamu harus bertanggung jawab atas itu. Dan jujur, aku sendiri tidak tahu apakah kamu bisa memperbaiki semua ini.”
Leonard meremas tangannya, mencoba menenangkan perasaannya yang berkecamuk. ”Apa dia... akan baik-baik saja?”
Nathan mengangguk sedikit. ”Secara fisik, dia perlahan pulih. Tapi dia belum sadar, Leonard. Dan ketika dia bangun, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Trauma fisik bisa sembuh, tapi luka di hatinya... mungkin tidak akan pernah hilang.”
******
Leonard merasa semakin tenggelam dalam rasa bersalah. Ia memikirkan segala perlakuan buruk yang ia berikan pada Rara—semua luka, kekerasan, dan penghinaan yang ia lontarkan.
Sungguh mustahil membayangkan bagaimana Rara bisa memaafkannya, jika ia sendiri tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
Nathan menatap Leonard dengan penuh simpati, tetapi juga tegas. ”Leonard, aku memberitahumu hal ini karena aku berharap kamu bisa berubah. Kamu masih punya kesempatan, meski kecil, untuk menebus kesalahanmu. Tapi itu semua tergantung padamu.”
Leonard hanya bisa diam, tidak tahu harus berkata apa. Ketika Nathan meninggalkan ruangan, dia tetap duduk di samping tempat tidur Rara, memandangi wajah tenangnya yang tertidur.
”Aku tidak pantas mendapatkan pengampunan mu," bisik Leonard dengan suara serak. "Tapi... jika suatu saat kau bangun, aku berjanji akan melakukan apapun yang bisa aku buat untuk menebus semua yang telah kulakukan.”
Waktu berlalu dengan perlahan. Hari-hari Leonard kini hanya dihabiskan dengan bekerja dan menunggu di samping Rara.
Ia mengesampingkan pekerjaannya sebagai konselor KDRT dan fokus mengurus perusahaan keluarganya, namun pikirannya selalu kembali pada Rara.
Setiap hari dia berharap ada sedikit perubahan, tanda bahwa Rara akan membuka matanya.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Penyesalan
RomanceCerita ini dibuat dengan bantuan AI. --- Al-Khaira Ramadhani, seorang wanita berhijab yang sederhana, menjalani pernikahan yang dipaksakan setelah kakaknya, Rania, memilih melarikan diri demi kariernya. Suaminya, Leonard , yang masih terikat pada...