Brakk
Semua orang yang ada didalam ruangan itu terkejut saat archen membanting sebuah map keatas meja, matanya menatap seluruh orang yang berada didalam ruangan itu dengan tajam.
"Apa yang kalian lakukan, kenapa laporan ini sungguh berantakan" ucap archen dingin
Nata memperbaiki letak kacamatanya, ia mulai merasakan aura mencekam di sekitarnya.
"SIAPA YANG MENYUSUN LAPORAN INI, JAWAB!!"
"ma-maaf tuan, saya tuan" ucap seorang wanita mengangkat tangannya takut-takut
"Kau, apakah kau bodoh bisa-bisanya kau membuat laporan yang sangat berantakan seperti ini, kau tau saat memasuki ruangan ini maka semua harus sempurna, apakah kau tidak memeriksa ulang sebelum memberikan kepada ku?" Ucap archen menusuk
"huh jahat sekali" batin nata
Wanita yang berbicara tadi mulai terisak karena ketakutan
"kau, kenapa kau nangis bodoh" sarkas archen
"Maaf tuan, dia anak baru tuan mohon memaklumi nya"
"tidak ada alasan, saya tidak ingin memiliki karyawan yang tidak kompeten di sini"
"aku memberikan kau kesempatan satu kali, yang lain BUBAR!!"
Setelah itu semua orang meninggalkan ruangan meeting menyisakan nata dan archen di dalamnya.
Pria tampan itu memijit pangkal hidungnya menandakan bahwa ia sangat pusing.
"Kau, belikan saya coffee yang ada di café depan" perintah archen pada nata
"Baik tuan"
Tanpa membantah nata segera pergi membelikan coffee untuk atasannya itu, ia tidak ingin kena amukan dari sang bos.
Melangkahkan kakinya dengan cepat menuju caffe yang berada di depan kantor dan hampir saja ia tertabrak mobil jika bukan seseorang menarik tubuhnya.
"Kau hampir saja mati" ucap archen dingin
Nata berdeham ringan saat menyadari posisinya yang berada di dekapan sang bos, dengan cepat ia melepaskan dirinya.
"Tt-tuan, apa yang anda lakukan di sini" tanya nata
"saya berubah pikiran, saya ingin minum langsung ditempat nya" balas archen lalu menarik tangan nata
Nata sempat terkejut saat tangannya ditarik oleh bosnya itu, ia berusaha melepaskan tangan archen tapi tidak berhasil.
Alhasil dia pasrah saja di seret memasuki café itu
"Selamat datang" sapa sang barista
Pria tampan itu membawa nata duduk di meja paling pojok, selang beberapa menit seorang pelayan menghampiri mereka.
"selamat siang, apa yang ingin tuan pesan" ucap pelayan itu ramah
Nata menatap archen menunggu pria itu menyebutkan pesanan nya namun pria itu tidak membuka mulut sama sekali.
Nata berdecak kesal lalu kembali menatap pelayan itu
"coffee latte satu" ucap nata menyebutkan menu yang selalu dipesan bosnya
"dan juga matcha latte satu" lanjutnya
"Oh yah, aku ingin cheesecake satu" tambah nata
"dua" timpal archen singkat
Nata melirik sedikit sinis kearah atasnya itu lalu sibuk memainkan ponsel nya.
"Oh iya tuan, sebentar malam anda memiliki jadwal untuk makan malam bersama dengan tuan Anderson" ucap nata membuka pembicaraan
KAMU SEDANG MEMBACA
Startel [End]
RomanceNatachai Nalendra Maurer, sosok laki-laki manis yang merasakan rasa sakit yang mendalam di hati nya seperti ada beban berat yang menghimpit tanpa pernah melepaskannya. Di dalam dada, perasaan itu membara sekaligus dingin, mengombang-ambingkan hati a...