Chapter 19

293 18 1
                                    

Saat ini nata sedang menemani archen makan siang bersama kliennya, pria manis itu melihat ke sekitar berusaha menghilangkan rasa bosan yang melandanya sedari tadi.

"saya yakin dengan kerja sama kita ini dapat membawa keuntungan yang besar,tuan archen"

ucap pria itu seraya berdiri dari tempatnya

Archen menjabat tangan kliennya itu "saya harap begitu, senang bekerja sama dengan anda tuan bellky"

Setelah itu mereka bersama-sama menuju parkiran, archen dan nata masuk kedalam mobil lalu mereka meninggalkan restoran itu.

Saat di perjalanan semua hening, nata sibuk dengan pikirannya. Sebuah dering di ponselnya mengalihkan perhatiannya.

"ya halo daou"

"nat, cepat ke rumah sakit. fourth pingsan di sekolah nya tadi, aku melihat banyak darah di

sekitar wajahnya, mungkin dia mimisan sebelum pingsan" jelas daou di sebrang sana

"APA, aku akan ke sana sekarang"

Tutt

Nata memtusukan telpon, tubuhnya mulai gemetar, perasaan cemas mulai menjalar di hati nya.

"Tuhan, ku mohon jangan lagi" bantinya

"chen, bisa ke rumah sakit xxx sekarang, fourth masuk rumah sakit" lirih nata

Tanpa bertanya lagi archen yang sedari tadi mendengar percakapan nata dan orang di telpon

segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Selang beberapa menit mereka tiba di rumah sakit, dengan cepat nata berlari mencari ruangan

adiknya itu.

"daou, bagaimana keadaan fourth sekarang?" tanya nata sambil terisak

"dia masih di tangani dokter nat" lirih daou

Nata terduduk dilantai rumah sakit, tangisnya pecah

"kumohon tuhan, dia satu-satunya yang kupunya" batin nata

Meliha nata yang terpuruk archen segera membawa nata kedalam pelukannya.

"tenang lah chai, aku yakin fourth akan baik-baik saja" ucap archen menenangkan nata sambil

mengusap lembut punggung pria manis itu

+++

Setelah sekian lama seorang dokter keluar dari ruangan fourth, dengan cepat nata bangkit dari duduknya lalu menghampiri dokter itu.

"bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya nata cemas

"anda kakak kandungnya?" tanya dokter itu

"iya dok"

"kalau begitu anda bisa ikut keruangan saya, saya akan menjelaskan sesuatu kepada anda" ucap dokter itu

Setelahnya nata mengikuti dokter itu keruanganya, melihat kepergian nata. Archen berniat untuk mengikuti nata namun tangannya ditahan oleh daou.

"biarkan nata sendiri dulu" ucap daou menatap tajam kearah archen

Archen mengangguk ia paham maksud daou "baiaklah"

Didalam ruangan nata sangat terkejut mendengan penuturan dari dokter yang menyatakan adiknya mengidap leukimia.

"tapi anda tidak perlu khawatir karena peluang untuk sembuh lumayan besar karena jenis penyakit adik mu leukimia mieloid akut dan terdeteksi lebih awal jadi kita bisa melakukan pengobatan dengan cepat" jelas dokter berusaha menenagkan nata

"lakukan yang terbaik dok, saya kan membayar berapa pun itu demi kesembuhan adik saya"

"saya akan mengusahakan yang terbaik untuk adik anda tuan nata"

+++

Beberapa saat kemudia kini nata sedang menemani adiknya itu yang masih setia menutup matanya di atas brankar, ia mengusap lembut punggung tangan adiknya itu. mengecupnya dalam sambil merapalkan doa-doa agar adiknya itu segera bangun.

Archen mendekati nata, ia mengusap lembut kepala nata "chai, kau harus pulang untuk membersihkan diri dulu" ucap archen

"tidak chen, aku ingin menemani adik ku disini"

"chai, ada daou yang menjaganya. kau harus jaga kesehatan juga" tegas archen

Seteleh perdebatan beberapa menit akhirnya nata mengalah, kini ia sedang di mobil archen menuju rumahnya.

Tatapannya kosong, rasa hampa kini menyelimuti dirinya. Bayang-bayang akan dirinya dulu bertemu fourth kembali terngiang, semua hal menyenangkan yang mereka lalui bersama.

"Chen, hentikan mobilnya" ucap nata tiba-tiba

"apa maksud mu chai" tanya archen bingung

"hentikan mobilnya, aku mau turun"

"kenapa chai, kau mau kemana?"

"aku ingin pergi ke suatu tempat"

"biar ku antar"

"aku ingin kesana sendiri chen"

"tap-"

"kumohon chen"

Akhirnya archen mengalah, ia menatap sedih punggung nata yang turun dari mobilnya lalu berlalu meniggalkan nya.

Nata dengan pandangan kosong berjalan ke suatu tempat yang tidak jauh dari posisi nya sekarang.

Itu adalah sebuah pantai, di mana ini adalah tempat pelarian nya setiap kali memiliki masalah.

Pasir yang lembut menyambut langkah nya, pria manis itu berjalan ke pinggir laut. Menatap langit yang kini berwarna oranye, cahaya matahari yang lembut memancarkan sinar keemasan di atas air, menciptakan kilauan yang indah. Suara ombak yang lembut menghantam pantai terdengar seperti lagu lembut, membawa rasa tenang dan damai.

"akhh, tuhann kenapa aku harus merasakan sakit ini lagi. Aku tidak ingin kehilangan orang yang kusayang untuk kesekian kalinya" teriak nata pada laut, melupakan segala pikiran nya.

Nata menjatuhkan tubuhnya di atas pasir, bersimpuh membiarkan ombak menghantam tubuh nya.

Tubuhnya bergetar, kembali ia terisak dalam kesendirian. Menepuk-nepuk dadanya yang sesak, tanpa sadar seseorang memperhatikan nya dari jauh.

Orang itu berjalan mendekati nata yang masih menangis di pinggir pantai.

"apakah sesakit itu chai" ucap orang itu yang berdiri di samping

Nata moneleh kearah orang itu dan mendapati archen yang menatapnya dalam.

Archen mendekat ke arah nata lalu duduk di samping nata.

"aku tahu kau takut kehilangan lagi, tapi menyiksa dirimu seperti ini bisa jadi membuat mu juga hilang"

"biarkan sakit itu menghampiri mu chai, lalu mereka akan pergi dengan sendirinya. Semua sudah di atur"

"kau tidak sendiri chai, ada aku di sini bersama mu"

Nata tidak menjawab ucapan archen sama sekali, mereka kini saling bertatapan dalam. Saling menikmati keindahan yang terpancar pada mata mereka masing-masing.

Mereka menyatukan bibir mereka, saling berbagi keresahan yang mendalam melalui ciuman itu.

Nata dan archen larut dalam ciuman mereka, senja di pantai sore itu menjadi saksi akan kesedihan pria manis itu.



+++





Ayo gaiss jangan lupa meninggalkan jejak bantu vote dan follow nya yah gaiss!!!

Startel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang