Setelah memberitahu letak tempat persembunyian ibunya, nata menyuruh anak buahnya untuk segera membawa wanita itu ke hadapannya.
"buka ikatannya" perintah nata pada salah satu anak buahnya
Pria itu segera membuka ikatan phuwin, setelah ikatan terbuka pria manis itu bergegas mendekati prianya yang terbaring lemah, napasnya tersengal dan wajahnya pucat.
Mata phuwin berkaca-kaca, air matanya mulai membasahi pipi lagi, membentuk aliran pelan yang penuh kepedihan. Suasana begitu sunyi, hanya terdengar isak tangisnya yang tertahan, menggema dalam kesunyian malam yang dingin.
Dengan tangan gemetar, ia menggenggam tangan kekasihnya yang semakin lemah, seolah ingin menghangatkannya. Tatapan mereka bertemu, dan di mata pria itu terlihat senyum tipis, penuh kesadaran bahwa waktunya kian singkat.
"bertahanlah kak, aku ada di sini" bisik phuwin
Suara gaduh tiba-tiba terdengar saat beberapa pria bertubuh kekar berusaha menyeret seorang wanita paruh baya yang memberontak.
Wanita itu meronta dengan sekuat tenaga, tubuhnya melawan dalam gerakan liar, berusaha melepaskan cengkeraman mereka. Napasnya terengah-engah, rambutnya yang beruban acak-acakan, sebagian menutupi wajahnya yang memerah karena amarah dan ketakutan.
"Jangan! Lepaskan aku!" teriaknya keras, namun hanya dibalas dengan cengkeraman yang lebih kuat.
Kakinya menendang, mencoba menghambat langkah pria-pria itu, dan suara gesekan sepatu di lantai menambah ketegangan.
Saat mereka mengikat tubuh wanita itu di kursi, wanita itu semakin menggila, berusaha memberontak.
"Shut up, you bitch!!" teriak nata tegas
Seketika suasana hening, wanita itu dia terkejut mendengar teriakan itu, tatapannya membeku ketika melihat pria di hadapannya.
Wajahnya pucat, matanya melebar, seolah tak percaya pada apa yang dilihatnya. Sosok itu orang yang selama ini ia pikir telah lama meninggal berdiri di hadapannya dengan tubuh nyata, seolah tak tersentuh waktu.
Tangan wanita itu gemetar, napasnya tercekat, mencoba menahan luapan emosi yang mendadak memenuhi dadanya. Ada ketakutan, ada kemarahan, dan ada kebingungan bercampur dalam tatapannya.
"kau-"
"hello mom!" sapa nata dengan seringai di wajahnya
"sialan, kenapa kau masih hidup!" teriak wanita itu marah
Melihat itu nata tertawa, ia tertawa bak iblis. Perlahan tawanya mereda dengan tatapan nya yang menajam seolah-olah menusuk wanita di hadapannya.
Nata menodongkan pistol kearah wanita itu membuat wanita itu terkejut, tubuhnya mulai bergetar ketakutan.
"phuwin, tolong ibu nak, selamat ibu dari iblis ini" histeris wanita itu meminta pertolongan pada anak keduanya
"jika kau ingin menyelamatkan ibu maka kau harus merelakan kekasih mu" ancam nata pada phuwin
Phuwin yang melihat itu kebingungan, hatinya gelisah ia ingin menyelamatkan ibu nya namun di sisi lain ia tak ingin merelakan kekasihnya.
"kumohon kak, hentikan. dia ibu kita" mohon phuwin sambil bersimpuh.
"dia bukan ibu kita phuwin." tegas nata
"kumohon kak, jangan seperti ini" mohon phuwin sambil menggosokkan kedua tangannya
"aku akan menghitung mundur, kau memilih kekasih mu atau ibu" ucap nata dingin.
Phuwin menggeleng, tangis nya semakin kencang, wajahnya menampilkan pergulatan batin yang intens mata yang berkaca-kaca, tubuh yang gemetar, dan hati yang seakan terbelah dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Startel [End]
RomanceNatachai Nalendra Maurer, sosok laki-laki manis yang merasakan rasa sakit yang mendalam di hati nya seperti ada beban berat yang menghimpit tanpa pernah melepaskannya. Di dalam dada, perasaan itu membara sekaligus dingin, mengombang-ambingkan hati a...