Chapter 6

389 26 1
                                    

Lima tahun kemudian


Seorang pria berwajah tampan dengan rahang tegas dan kulit bersih. Matanya yang berwarna abu-abu gelap memiliki tatapan tajam, seakan-akan mampu menembus setiap pikiran. Alisnya tegas, memberikan kesan serius dan penuh misteri. Ketika dia menatapmu, ada aura kekuatan dan kepercayaan diri yang sulit untuk diabaikan, membuat siapa pun yang berhadapan dengannya merasa terintimidasi sekaligus terpikat.

Saat ini pria itu sedang berkutat dengan berkas-berkas di hadapannya, selang beberapa menit sebuah ketukan mengalihkan perhatiannya.

"masuk" ucapnya lalu kembali sibuk dengan berkasnya.

Seorang pria bernama est memasuki ruangan, dia adalah tangan kanan pria yang sedang sibuk dengan berkasnya itu.

"permisi tuan, saya membawakan anda sekertaris baru" ucap est

Pria itu mengalihkan pandangannya, menatap pria berkacamata yang berdiri disamping tangan kanannya, pria itu melihat pria berkacamata itu dari atas hingga bawah.

"ck sama sekali tidak menarik" batinya.

Pria berkacamata itu menunduk gugup saat mendapat kan tatapan tajam dari atasan barunya.

"Siapa nama mu?" tanya pria tampan itu

"perkenalkan nama saya chai tuan, saya adalah sekertaris baru anda" ucapnya memperkenalkan diri

"Saya Archen Cendric Alexander, pemilik perusahaan ini"

Pria berkacamata itu menunduk sopan

"kau sudah boleh bekerja hari ini, est antar dia ke ruangannya" perintah nya pada tangan kanannya

Est segera mengantarkan pria berkacamata mata itu menuju ruangan yang terletak disamping ruangan milik archen.

"ini ruangan mu, semoga kau betah bekerja denganya" ucap est lalu berlalu pergi

Pria itu menghempaskan tubuhnya di atas kursi kerjanya.

"Huh apa-apaan tatapan menilai nya tadi itu" batin nata kesal


+++


Saat ini nata tak henti-hentinya menggurutu dalam hati, ia mengutuk atasannya itu karena membuat sangat lelah hari ini.

Bayangkan saja dihari pertama kerja nya ini dia langsung diminta untuk melakukan banyak pekerjaan. Mulai dari menyusun dan meninjau laporan, mengatur jadwal, mengagendakan rapat, bahakan beberapa kali bolak balik membelikan kopi untuk sang bos karena selalu tidak sesuai dengan keinginan sang bos.

Nata memijit kakinya yang sakit karena harus berlari kesana kemari dari café dekat kantor untuk membelikan kopi sang bos.

"Sialan, kaki ku sangat sakit" ucap nata

Tingg

Mendengar itu emosi nata kembali membucah, itu adalah bunyi alarm ketika sang bos memanggilnya.

"akhh sialan, tidak bisakah dia membiarkanku istirahat sebentar saja" gerutu nata

Dengan langkah malas ia mamasuki ruangan atasanya.

"ada apa?" Tanya nata dengan nada jengkel.

"Huh, ada apa dengan nada mu itu" ucap archen

Nata memutar matanya malas, ia sungguh muak dengan atasnya itu.

"maaf tuan, ada apa tuan memanggil saya?" tanya nata sopan namun masih tersirat nada jenkel

"aku ingin kau mencari restoran terbaik di sini, lalu aturkan jadwal ku untuk makan siang dengan tuan davandra" perintah archen

Nata menghela nafas dalam, dia benar-benar lelah

"oh apakah anda keberatan?" tanya archen

"Tidak, tidak sama sekali tuan" balas nata dengan memasang senyuman manisnya "kalau begitu saya permisi tuan"

Setelah itu nata segera kembali ke ruangan nya, ia sangat kesal sekarang namun ia tetap mengerjakan tugas dari atasannya.


+++


Saat ini nata berada di salah satu restoran mewah di negara ini, dengan malas ia menatap dua orang yang sedang asik mengobrol membahas tentang bisnis.

Nata duduk tepat disamping archen, seharusnya dia berdiri saja disamping atasannya itu atau kalau perlu ia menunggu di luar saja. Namun atasannya itu menyuruhnya untuk duduk disampingnya.

"Senang bertemu dengan anda tuan, semoga kedepannya kerja sama kita dapat berjalan lancar" ucap archen sambil menjabat tangan kolagennya.

"senang bekerja sama dengan anda tuan archen" ucan pria

Setelah kepergian pria itu archen kembali menatap sekertaris yang sedari tadi diam disamping nya.

"ada apa dengan wajahmu itu, apakah kau lelah?" tanya archen

Nata menatap kesal atasannya itu lalu tersenyum terpaksa pada archen "tidak tuan, sudah menjadi tanggung jawab saya atas tugas ini" balas nata

Archen mengangguk singkat "baguslah, kalau begitu bantu saya menghabiskan makanan ini" ucap archen membuat nata melotot

Bagaimana tidak makanan di meja begitu banyak, boros sekali orang-orang ini membeli banyak makanan padahal mereka tahu bahwa mereka tidak akan kuat menghabiskan nya.

"tidak tuan, saya sudah kenyang" tolak nata halus.

"tidak, kau tidak bisa pulang jika belum menghabiskan semua makanan ini" ucap archen santai

Ia tersenyum miring, dalam hati ia sangat senang melihat wajah masam sekertaris barunya itu, entah mengapa mengerjai sekertaris nya itu membuat senang hatinya.

"Baiklah tuan" pasrah nata


+++

Eyy eyy akhirnya si nata ketemu dengan archen gaiss bisa gak yahh mereka bersama haha

Ayok gaiss Jagan lupa vote dan comment supaya aku tambah semangat nulisnya!!!

Startel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang