Ruangan itu terasa sesak dan lembab, dinding-dindingnya suram dan tampak kusam, berlumut di beberapa sudut.
Hanya ada satu sumber cahaya sebuah lampu redup bergantung rendah di langit-langit, memancarkan cahaya kuning samar yang menciptakan bayangan panjang dan menyeramkan di sekitar pria yang terikat pada kursi.
Kain hitam menutupi kepalanya, menutupi pandangannya dari dunia luar, tetapi napasnya yang berat dan cepat dapat terdengar, mencerminkan rasa cemas dan ketakutan yang menyelimuti dirinya.
Di sekitar, kesunyian terasa berat, hanya dipecahkan oleh sesekali bunyi detak jam di kejauhan atau suara samar tetesan air yang jatuh dengan ritme lambat. Udara yang dingin menusuk hingga ke tulang, menciptakan suasana penuh ancaman.
Di balik kegelapan, seolah ada bayangan lain yang mengintai, siap menunggu dan memperhatikan setiap gerakan kecil yang ia lakukan.
Kain hitam yang menutupi pandangan di lepas secara kasar oleh seseorang, perlahan ia menyesuaikan sedikit cahaya yang menyambut penglihatannya.
"hello my brother!" ucap pria yang duduk di sebuah sofa di depannya dengan smrik di wajahnya
Pria manis itu terkejut melihat orang di hadapannya, dia adalah kakaknya, nata.
Nata duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya, dan sampingnya terdapat seorang pria tampan, dia adalah archen, kekasihnya.
"bagaimana kabar mu?" tanya nata "bagaimana kabar mu setelah mencelakai adik tercinta ku?" ucap nata dengan nada yang berubah dingin.
Pria itu berdiri tegak, memancarkan aura dingin yang hampir terasa di udara. Matanya, tajam dan menusuk, menatap lurus tanpa berkedip, seakan mampu menembus pikiran siapa pun yang berani bertemu pandang.
Pandangan mata itu tidak hanya tajam, tetapi penuh ketenangan yang menyeramkan tatapan yang tahu lebih dari yang seharusnya, seolah membaca setiap ketakutan terdalam lawan bicaranya.
"bagaimana rasanya menjadi salah satu orang yang berperan penting dalam penderitaan ku di masa lalu" ucap nata membuat phuwin terkejut
Semua terasa terputar kembali, kenangan-kenangan buruk itu.
Flashback on
Seorang anak remaja laki-laki sedang mengawasi keadaan sekitar, ia sedang merencanakan sesuatu. Saat melihat kakaknya melewati lorong ia segera menjatuhkan sebuah guci di sana lalu segera bersembunyi.
Setelah melihat kakaknya sedang dimarahi oleh sang ibu barulah ia keluar dengan raut sedih buatannya dan tidak lupa air mata sedihnya.
***
Anak laki-laki itu dengan kasar menarik sebuah ransel di tangan seorang anak laki-laki lainnya yang bergaya culun, tarikan yang lumayan kasar itu membuat ransel itu sobek.
"Phu, apa yang kau lakukan?" kaget anak laki-laki berkacamata itu
Phuwin terkejut melihat ransel itu sobek, seketika ia panik. Di tengah kepanikannya nata datang menghampirinya.
"Ada apa ini?" tanya nata pada mereka berdua
"dia mey-
"ini semua karenamu, dia menggangu ku" potong phuwin cepat lalu mulai terisak
Melihat itu nata panik, ia langsung mengusap lembut punggung adiknya berusaha menenangkan.
Tiba-tiba segerombolan anak-anak laki-laki menghampiri mereka, dia adalah naravit dan kawan-kawan nya.
"heh, mana ransel ku culun, aku menitipkan nya tadi kan?" tanya naravit
"Aa-anu kak, ransel kakak sobek karena p-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Startel [End]
RomansaNatachai Nalendra Maurer, sosok laki-laki manis yang merasakan rasa sakit yang mendalam di hati nya seperti ada beban berat yang menghimpit tanpa pernah melepaskannya. Di dalam dada, perasaan itu membara sekaligus dingin, mengombang-ambingkan hati a...