Chapter 28 (18+)

408 16 1
                                    

Di supermarket, suasana sibuk namun teratur. pria itu berjalan di lorong-lorong supermarket sambil mendorong troli. Dia mengenakan jaket kasual dan terlihat fokus memeriksa daftar belanja di ponselnya. Saat ia menemukan barang yang dibutuhkan, dia berhenti, mengambil produk dari rak, memeriksa labelnya untuk memastikan kandungannya, lalu menaruhnya di troli.

Tangannya bergerak lihai mengambil beberapa produk yang ia butuhkan untuk mengisi kulkas di apartemen kekasihnya tanpa melihat harganya.

Saat akan mengambil coklat matcha kesukaan nya, tangannya bersentuhan dengan tangan seseorang.

Pria manis itu menoleh kearah kesamping mendapati seorang pria yang begitu ia kenal, orang yang tidak akan pernah ia lupakan.

Pria tampan itu terkejut melihat nata, ia berdiri mematung, pandangannya terpaku pada pria manis di sampingnya. Ekspresi wajahnya kaku, matanya membesar, tubuhnya tidak bergerak sedikit pun. Napasnya melambat dan tertahan, menunjukkan keterkejutan yang mendalam.

"nata" panggil pria itu lirih

Pria manis itu menatap lurus ke arah orang di sampingnya dengan ekspresi datar dan dingin. Matanya tajam, tanpa emosi, seolah-olah menyampaikan ketidakpedulian atau ketidakpercayaan. Rahangnya sedikit mengeras, dan bibirnya tidak menunjukkan tanda senyum atau gerakan apa pun.

Pandangan itu terasa menusuk, membuat suasana di antara mereka menjadi tegang. Tidak ada kata yang keluar, tapi tatapan itu sendiri seakan berbicara, menyiratkan jarak emosional atau bahkan sedikit kekecewaan.

Pria manis itu melangkah pergi meninggalkan pria itu tanpa mengatakan apapun, namun langkahnya terhenti saat orang itu menahan tangannya.

"nata, aku ingin berbicara dengan mu" ucap naravit lirih, tersirat penyesalan mendalam di matanya.

"lepaskan tangan mu sialan" ucap nata dingin seraya menghempaskan tangan naravit dengan kasar

Segera pria manis itu meninggalkan pria itu, lalu membayar belanjaan nya. Setelah itu ia melajukan mobilnya membelah jalan. Tangannya terkepal dan rahangnya mengeras, mencoba keras menahan emosinya yang mendesak untuk keluar.

Matanya sedikit berkaca-kaca dan menatap tajam ke depan, seolah fokus pada satu titik untuk mengendalikan perasaan yang membara di dalam.

Bibirnya ditekan rapat, tarikan di sudut mulutnya yang menunjukkan usaha menahan amarah, sedih, atau bahkan dendam yang mendalam.

Dadanya naik-turun perlahan, menunjukkan napas yang dalam dan teratur, upaya untuk tetap tenang meski di dalam hatinya bergejolak.

Dengan kasar ia membuka pintu apartemen dan berjalan menyusuri ruangan mencari keberadaan kekasihnya itu.

Pria manis itu mendapati kekasihnya sedang berkutat dengan laptopnya di ruang kerjaan nya.

Segera nata menghampiri kekasihnya lalu berhamburan memeluk pria tampan itu.

"ada apa sayang?" tanya archen lembut, ia sedikit terkejut dengan nata yang tiba-tiba memeluknya

Nata hanya diam dan menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban, melihat itu archen mengubah posisi nata dengan membawanya ke pangkuannya.

Pria manis itu menyandarkan kepalanya di dada bidang kekasihnya, sedangkan archen mengusap lembut kepala nata memberikan ketenangan pada pria manis itu

+++

Di dapur yang penuh dengan aroma harum, nata sibuk mengaduk, mencincang, dan memasak dengan ekspresi penuh semangat untuk kekasihnya. Senyum kecil muncul di wajahnya saat ia bergerak lincah, berpindah dari satu bahan ke bahan lain.

Startel [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang