(15). Support System

38 10 0
                                        

Sudah menjadi siswi tata boga selama 2 tahun bukan berarti Anata jago dalam hal memasak atau membuat hidangan. Ya, meskipun dia sudah praktek membuat puluhan macam makanan dari berbagai daerah beserta jenis tekniknya yang bukan main banyaknya itu, Anata masih berada dalam kategori hanya bisa memasak. Tapi kalau harus memasak tanpa resep, aduh, kasian deh Anata.

Anata mendaftar ke jurusan tata boga hanya karena semata-mata dia ingin bisa memasak. Tetapi semakin lama Anata merasa dirinya bukannya menguasai jurusannya itu tapi dia malah semakin ciut setiap disuruh membuat makanan. Apalagi kalau orang-orang berekspektasi ke dia kalau makanan buatannya bakal enak hanya karena latar belakang siswi tata boga.

Maka dari itu ketika Jojo meminta Anata untuk membuatkan kue, Anata sedikit terbebani. Karena pertama, ia belum mendalami ilmu bakery secara mendalam. Dan kedua, Anata sering melihat berbagai cara pembuatan cheesecake di sosial media, jadi gadis itu takut terbebani ekspektasi kalau realitanya nanti kuenya nggak sama persis seperti yang ada di tutorial. Lalu ketiga, dia nggak punya acuan untuk contoh hasil akhir dari kuenya, jujur dia nggak pernah makan cheesecake karena dia memang nggak tertarik dengan dunia perkejuan, jadi dia nggak bisa tau rasa original dan yang benar dari kue itu sendiri gimana.

Well, let's see if she cooking, or she cooked.

"Kalo atasnya dibakar makin enak, tuh, Na," celetuk Jojo saat Anata mengeluarkan kuenya dari oven.

"Bakar pake apa? Korek mau?" Tanya Anata sarkas.

Sedangkan Jojo tergelak, "pake api cemburu."

"Kamu sini ku bakar."

Lelaki itu semakin tergelak mendengarnya, puas sekali berhasil menyulut emosi Anata yang sudah di ambang ingin meledak.

Entah kenapa Anata kalau masak bawaannya kesel terus, apalagi kalau diganggu kayak gini. Mungkin efek terlalu fokus jadi mode senggol bacoknya gak sengaja ikut nyala.

"Makan dari loyangnya langsung boleh gak?" Jojo bertanya sambil mengambil sendok dari wadah cutleries yang ada di meja.

Anata mendelik ke arahnya, "sabar, masih panas."

"Justru pas masih panas malah enak."

"Ini cheesecake, please. Dikata gorengan kali," ucap Anata tidak habis pikir.

"Hehe, sorry deh."

Setelah dirasa acara memasaknya sudah selesai, Anata pun melepas apronnya lalu mengambil segelas air. Bukan main, bikin cheesecake aja butuh 3 jam, ini dia belum ngerjain laporan dan antek-anteknya.

"Anying," gumam Anata sambil berusaha menahan rasa lelahnya.

"Cantik loh kuenya, Na. Kamu titipin ke Rotella juga diborong ini, mah!"

Rotella itu toko kue yang tempatnya gabung dengan De Noesantara. Kedua tempat ini dimiliki orang yang sama, tapi meskipun begitu, dapur keduanya dipisah walaupun dapurnya dibuat hanya untuk memasak main course. Sedangkan untuk kuenya diantar dari pusat, jadi mereka nggak produksi kue sama sekali di dapur itu.

"Terus ternyata nggak enak," sahut Anata sambil terkekeh.

Jojo mendengus ketika mendengarnya, "pesimis banget. Percaya diri dikit kek," protesnya.

"Emang setelannya gak pede masak. Nanti kalo gak enak tolong maklum aja, deh."

Melihat Anata yang memang sama sekali tidak percaya diri dengan hasil akhir kuenya itu pun membuat Jojo menghela nafas lalu menopang dagu menatap Anata, "kalo kamu nggak percaya diri buat masak, kenapa kamu milih masuk jurusan tata boga?"

Sabotase Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang