Anata tak pernah merasakan rasa iri sebesar ini yang bahkan mengalahkan rasa irinya ketika Disma dulu sudah bisa beradaptasi padahal baru hari ketiga mereka masuk magang, atau ketika waktu praktek tapi masakannya hancur sedangkan masakan milik teman-temannya dipuji-puji oleh gurunya.
Gadis itu menatap ibu dan anak di depannya dengan banyak sekali rasa cemburu dan iri di hatinya. Anata tak pernah merasa sekasian ini pada dirinya sendiri selama 17 tahun hidup.
Bahkan saat bertemu Bundanya tadi, Jojo langsung memeluk wanita itu, melepas rasa rindunya yang ia pendam selama 1 bulan lebih. Sedangkan Bundanya langsung tersenyum lebar dan menyambut lelaki jangkung itu. Gimana Anata nggak pengen nangis coba? Dia aja pas kecil nggak pernah sama sekali pelukan sama orang tuanya. Gini banget nasib terlahir di keluarga yang gengsinya segede truk tronton.
"Ini siapa, dek?"
Anata segera mengusap ekor matanya lalu memasang senyum lebar dan meraih tangan Bunda Jojo untuk disalimi.
"Ini namanya Anata, dia pacarku, Bun," ucap Jojo dengan nada bicara sombongnya.
"Salam kenal, tante."
Bunda Jojo menutup mulutnya guna menyamarkan mulutnya yang menganga karena tidak percaya dengan kabar yang baru saja dia dengar. Bahkan tangan Anata tak kunjung dilepas saking wanita itu shock kalau gadis cantik di depannya ternyata pacar anaknya.
"Yang bener, ah, kamu?"
"Iyaaa, bun."
"Kamu gak ngaku-ngaku, kan?"
"Dih, sakit hati loh aku."
Anata terkekeh, "beneran pacarnya kok, tante. Tapi emang baru jadian bulan lalu."
Bunda terkesiap mendengarnya, tangan wanita paruh baya itu terulur mengelus rambut Anata lalu mengajak Anata untuk masuk ke pelukannya, "aduh, kasiannya kamu harus jadi pacar Jojo," ucap Bunda yang sontak membuat Jojo mendelik ke arahnya.
"Kok gitu???"
"Kamu udah diapain aja sama bujang lapuk?"
Jojo menepuk dahinya, "gak ada pertanyaan lain, kah? Yang lebih penting gitu minimal?"
"Kamu kenapa mau sama Jojo?"
Anata sontak tergelak karena pertanyaan dari Bunda yang makin menyulut emosi Jojo. Kenapa kesannya Jojo nih gak pantes banget buat punya pacar gitu.
"Kak Jojo baik soalnya, terus pekerja keras juga," jawab Anata yang membuat si Bunda menganggukkan kepalanya paham.
"Tapi kok manggilnya 'Kak'? Kirain tadi seumuran sama Jojo."
"Yaiya lah, namanya juga masih kelas 12."
"Hah!" Jojo meringis saat mendengar respon Bundanya barusan, "gila kamu macarin anak Sekolah? Sok muda banget ngincer bocah, hey! Sadar kamu kalo udah kepala 2!"
"Astaga, Bun, masih wajar kali! Iya kalo aku udah umur 30 gitu, baru Bunda boleh marah-marah."
Sang Bunda mendengus, "lagian dulu kamu ceritanya suka sama temen kerja, deh. Kok tiba-tiba pacaran sama Anata?"
Tubuh Anata seketika membeku saat mendengar celetukan Bunda Jojo. Ia spontan menoleh pada Jojo yang mengerutkan dahinya tidak setuju lalu menjawab setelah meliriknya sekilas, "ya, Anata ini temen kerja aku, Bun. Dia, kan, lagi magang di Resto."
"Ohhh ini anaknya!" Bunda menatap Anata dari atas sampai bawah lalu mengangguk-anggukkan kepalanya lagi, "emang pantes, sih, kalo Anata pernah nolak kamu."
Anata menautkan kedua alisnya, sejak kapan dia pernah menolak Jojo?
Gadis itu menatap Jojo meminta penjelasan, namun nampaknya Jojo juga tidak paham dengan ucapan Bundanya barusan, "Itu abang gak, sih, Bun?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sabotase Rasa
Fiksi PenggemarSetia pada satu perempuan kau tak pandai, menyabotase perasaan kau paling lihai. © goldenjun, 2024