Cung yang masih baca!
Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote kalian <3
Semangat membaca <3
Ini mudah. Terlampau mudah. Padahal Raihan sudah membayangkan segala hambatan dalam proses penawaran sebagai Brand Ambassador Luxe pada Myra. Segala skenario di kepala Raihan menguap begitu saja, setelah menjelaskan serangkaian proses dan nilai yang akan didapat, Myra langsung berucap, "Saya setuju, Pak Raihan."
Seharusnya Raihan lega dan berbangga hati karena satu langkah sudah diatasi. Namun, kemudahan ini menancapkan kengerian lain karena berkaca pada proses kemarin, Raihan tiba-tiba dihambat oleh Genta dan pihak Luxe akibat terlalu yakin proposalnya sempurna. Jika semudah ini mendapatkan Myra, maka bisa saja jadi jalan untuk kesulitan yang menunggu setelahnya.
"Kamu yakin nggak mau nego sesuatu?"
Raihan mengonfrontasi, mencari celah agar tidak terlena dengan persetujuan yang Myra beri. Wanita yang sejak tadi duduk tegak dan anggun itu tidak mengubah ekspresi sama sekali, tetap tersenyum tipis sambil memberi tatapan tajam sekaligus menarik setiap orang agar terus beradu pandang dengannya. Raihan yang sedang terdesak tentu harus mau menaruh atensinya, tanpa ada tendesi apa pun, murni demi membawa Myra bergabung dalam project Luxe.
Namun, harus Raihan akui, Myra memang cantik.
"Kalau udah setuju, proses tanda tangan kontrak bisa dilakukan besok. Apa kamu keberatan?"
"Saya harus langsung tanda tangan kontrak?"
Raihan kembali memutar ucapan Lukman beberapa waktu lalu yang membeberkan bahwa Myra paling anti tanda tangan kontrak di awal. Mungkin inilah yang akan terjadi sekarang dan Raihan mulai waspada.
"Kamu bisa baca-baca kontraknya dulu bareng Pak Brian dari Luxe. Semisal ada hal yang memberatkan, kamu bisa ubah sesuai kesepakatan," papar Raihan tenang, padahal kakinya sudah ingin diangkat dari sana.
Tatapan Myra terlalu dalam, seolah memiliki kekuatan x-ray yang bisa melihat bagian paling pribadi dari Raihan. Sejujurnya Raihan salut karena atensi Myra tidak pernah buyar, tetapi dia tahu ada magnet lain yang menarik sang pria untuk tetap diam di tempat.
"Ehm, permisi. Saya ke toilet sebentar, ya."
Salwa, manajer Myra yang sejak tadi menyimak, tiba-tiba berdiri dan memecah kesunyian saat Myra tidak kunjung bicara.
Private room akhirnya diisi dua orang setelah Salwa keluar, barulah Myra mencondongkan sedikit tubuhnya, berusaha lebih dekat pada Raihan yang menegang dalam posisinya. Myra menopang dagu, mengetuk-etuk telunjuk ke pipinya yang halus. Wanita ini tidak kunjung membuka suara dan itu membuat Raihan makin resah. Sebenarnya apa yang akan dia lakukan?
"Apa tawaran negosiasi tadi masih berlaku, Pak Raihan?"
Suara Myra makin lembut dan bernada manja, begitu menggoda kala menggelitik telinga. Tunggu, menggoda? Raihan pasti sudah gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten Desire
Romance(Spin off Perfect Wife) Pasca pernikahannya gagal, Raihan tidak mau lagi berurusan dengan asmara. Jika harus gagal dua kali, lebih baik Raihan sendiri dan larut dalam pekerjaan yang lebih penting. Namun, saat dia harus berurusan dengan Myra, aktris...