12. Teka-Teki

233 41 52
                                    

Ayo, siapa yang udah kangen sama Raihan dan Myra?

Jangan lupa kasih vote dan komentar kalian banyak-banyak, ya <3

"Myra nyampe dengan selamat, 'kan, Han?" Pertanyaan itu muncul dari belah bibir Amanda dengan ringan saat mereka baru tiba di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Myra nyampe dengan selamat, 'kan, Han?" Pertanyaan itu muncul dari belah bibir Amanda dengan ringan saat mereka baru tiba di rumah.

Raihan mengangguk kecil seraya membuka jaketnya. "Kok ragu gitu, sih, Ma?"

Amanda mengangkat bahunya. "Kalau dilihat dari sifat kamu, ada kemungkinan Myra malah diturunin di pinggir jalan," balasnya enteng. "Tapi nggak gitu, 'kan? Awas lho kalau beneran diturunin."

Raihan meringis kecil, mengekori Amanda ke ruang makan begitu ART menyerahkan teh jahe hangat. "Mama kayaknya lebih belain aku daripada Myra."

"Ya, gimana, dong? Myra lucu, sih." Amanda tertawa pelan, meletakkan gelasnya dan duduk di depan meja yang mulai diisi makanan. "Myra udah kayak anak Mama. Makanya nggak mau dia dianeh-anehin."

"Kalau Myra anak Mama, berarti aku kakaknya, gitu?"

"Kakaknya cukup Marvin, kamu suaminya aja. Mau, nggak?"

Raihan mendesah berat, sedangkan Amanda hanya tertawa akibat gurauannya yang tidak diterima. Langit sudah gelap saat mereka tiba di rumah, sedangkan Bakti masih sibuk di kantor untuk persiapan film terbaru PH-nya. Untuk Marvin, jangan ditanya. Pria itu sejak tadi ada di rumah, diam-diam mencuri dengar percakapan Raihan dan Amanda tentang Myra.

"Wih, udah ketemu sama Myra, nih?" ucap Marvin jail, muncul dari arah belakang dan mengejutkan Raihan yang ingin tenang dari nama itu.

"Udah, Vin. Coba deh tanya sama kakak kamu, suka atau nggak sama Myra," sahut Amanda setelah piringnya penuh oleh makanan.

Marvin mengambil posisi di samping Raihan yang otomatis menarik kursi agar menjaga jarak dari adiknya. Alih-alih tersinggung, reaksi itu menyulut tawa Marvin dan makin menambah rasa ingin tahunya.

"Myra cantik 'kan, Bang? Sesuai kata gue, dia tipe lo banget!" Marvin mulai heboh, didukung tawa kecil Amanda yang malah senang.

Raihan menatap Marvin dan Amanda bergantian, lalu mengembuskan napas berat. "Kalian sengaja 'kan nyuruh aku ke Pelita Hati buat ketemu Myra? Emang udah rencana, 'kan?"

"Rencana Marvin," koreksi Amanda, tak mau disalahkan begitu saja. "Mama aja baru tahu waktu Marvin chat tadi. Makanya tumben banget tuh anak nggak mau ke Pelita Hati, ternyata biar kamu ketemu sama Myra. Mama sendiri malah nggak kepikiran lho, Han."

Raihan tak ikut berkomentar, sudah menduga dalang dari ide itu adalah adiknya. Marvin akan mengerahkan cara agar Raihan punya pasangan, terlebih jika orangnya sudah ada. Raihan memilih merahasiakan keterikatannya dengan Myra dalam project Spark dan Luxe, setidaknya untuk beberapa saat karena tidak mau Marvin dan Amanda makin heboh. Toh, semua itu hanya menyangkut pekerjaan, tidak ada keterikatan emosi di dalamnyaㅡkecuali ketika Myra berulah dan membuat Raihan kesal.

Unwritten DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang