Chapter 13! Semoga bisa selalu berjalan lancar sampai tamat :"
Selamat membaca <3
Sial! Sial! Sial!
Raihan terlambat dan dia membencinya. Lebih benci lagi karena dia terlambat menjemput Myra akibat revisi dadakan dari pihak Luxe terkait copywriting yang tidak sesuai, serta konsep untuk perkenalan Brand Ambassador Luxe selanjutnya. Semua damai saat Raihan mempresentasikannya pada Panca, tetapi jadi gagal total saat Luxe meminta perubahan besar-besaran karena dianggap tidak sesuai dengan image produk mereka maupun Myra.
Ada enam orang yang harus Raihan kepalai kinerjanya, membuat dia mengerti betapa mengerikannya Jeremy saat revisi datang di agensi sebelumnya. Sekarang Raihan di posisi itu dan matanya tak bisa relaks sebentar demi lebih teliti agar Luxe bisa puas dengan hasil kerja timnya. Dua jam Raihan terlambat dari janjinya dengan Myra, rumah wanita itu juga sudah kosong dari luar saat dia datang.
Alhasil Raihan pergi sendiri ke Epicentrum yang menjadi lokasi red carpet dan Gala Premiere film dari rumah produksi ayahnya. Pemutaran pertama sudah dimulai, jadi pasti Myra sudah masuk studio tanpa sempat Raihan temukan. Nuansa remang dan suram menyambut Raihan setibanya di XXI Epicentrum karena para penonton mengenakan pakaian serba hitam, sesuai dress code yang tertera dalam undangan.
Ya, untung saja Raihan sempat membawa baju ganti dan mandi secepat kilat di kantor, setidaknya penampilan dia masih sesuai acara.
Kepala Raihan berputar di sekeliling XXI, mencari sosok yang dia kenal di antara kelimun manusia. Mungkin saja orang tuanya atau ... oh, sial! Raihan bergegas kabur dari dalam XXI menemukan sosok familier yang sudah berusaha dia musnahkan dari hidupnya. Menghindari sebisa mungkin sampai jam kedua dimulai.
"Mas Raihan!"
Panggilan bernada manja yang menggeliat di antara suara banyak orang menusuk telinga Raihan. Suara itu terdengar sangat dekat, menandakan pemiliknya berada tak jauh dari Raihan.
"Mas, Mas! Tungguin saya!"
Lintasan menuju pintu keluar terhalang banyak orang, membuat langkah Raihan tersendat dan orang yang dia hindari berhasil mengejarnya. Raihan memaku di tempat ketika orang itu sudah menghadapnya, sedikit terengah akibat pasokan oksigen yang berkurang, tetapi senyumnya tidak lepas.
"Mas Raihan, masih inget saya, 'kan?" tanyanya dengan ceria.
Raihan mengetatkan rahang, tidak mampu berekspresi apalagi membalas pertanyaannya.
"Ita. Ini Ita! Inget 'kan, Mas?" Wanita mungil ini sedikit mendesak sambil merapatkan posisinya.
Raihan tersenyum singkat dan mengangguk kaku. "Inget," jawabnya singkat.
"Udah lama banget, ya, kita nggak ketemu. Mas Raihan makin ganteng, deh. Masih sendiri nggak, Mas? Saya baru putus, nih. Kita PDKT lagi, yuk. Saya janji nggak akan kayak dulu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten Desire
Romance(Spin off Perfect Wife) Pasca pernikahannya gagal, Raihan tidak mau lagi berurusan dengan asmara. Jika harus gagal dua kali, lebih baik Raihan sendiri dan larut dalam pekerjaan yang lebih penting. Namun, saat dia harus berurusan dengan Myra, aktris...