CHAPTER 20! MENUJU DATING ERA /G
"Pak, saya tahu saya lagi cantik banget, tapi mau sampai kapan meluk terus?"
Raihan yang tersadar segera menjauhkan tangannya dari pundak Myra. Jelas dia tidak memeluk, sekadar merangkul Myra sepanjang keluar dari hall yang perjalanannya cukup panjang. Bagaimana tidak? Raihan merangkul Myra mulai dari hall yang berada di lantai tiga, hingga mereka tiba di lantai dasar, tepat di depan pintu lounge The Grand Royale yang diisi beberapa orang.
Selama tubuh mereka merapat, selama itu pula jantung Myra nyaris meledak. Sengaja Myra baru menegur, masih ingin berlama-lama karena tahu tidak akan ada kesempatan kedua.
"Udah puas meluknya, Pak?" tanya Myra lagi dengan nada jail.
"Saya nggak meluk," bantah Raihan sambil mundur selangkah memberi jarak yang lebih jauh dengan Myra.
"Ya, ya. Cuma nyari kesempatan," sahut Myra santai, tak terusik dengan tatapan tajam Raihan. "Terus kenapa bawa saya ke sini?" Myra memindai sepanjang jalan menuju lounge yang sepi. "Padahal bisa bawa saya ke Salwa aja, Pak. Enggak usah sejauh ini."
"Kalau ketemu Salwa, nanti kamu nggak bisa makan gelato."
Myra mengerjap. "G-gelato?"
"Iya. Tadi muka kamu agak pucet, pasti butuh gelato."
"Perhatian banget, sih." Senyum Myra melebar dengan tatapan yang jail.
"Saya emang disuruh Pak Brian buat ngawasin kamu," aku Raihan. "Tadi kamu syok juga lihat Pak Bastian. Makanya langsung saya bawa jauh supaya nggak ada yang curiga."
"Dibawa jauh sampai sini malah bikin banyak orang curiga," koreksi Myra tanpa melunturkan senyumnya.
"Kamu nggak akan kena gosip kalau sama saya, jadi aman."
"Banyak omong juga, ya, Bapak. Ngebet banget pengin berduaan sama saya?" goda Myra sambil merapatkan jas Raihan yang masih tersampir di tubuhnya.
Raihan berdecak lidah. "Jadi mau makan gelato atau nggak?"
Myra tertawa pelan dan mengangguk. "Oke, kalau Bapak maksa."
Raihan tidak berkomentar, mempersilakan Myra masuk lebih dulu ke lounge dan langsung menarik kursi yang tak jauh dari open kitchen. Begitu Myra duduk, Raihan langsung memesan gelato cokelat dan vanila, rasa standar yang semua orang suka. Tak lupa dua gelas air untuk menyegarkan dahaga mereka.
Gelato itu diberi topping potongan strawberry dan ceri, memberi warna manis seperti wanita yang hendak memakannya malam ini. Suasana hati Myra berubah drastis setelah gelato ada di depan matanya. Selagi Salwa tidak mengawasi, Myra tidak peduli ini sudah terlalu malam untuk menikmati makanan manis yang sudah lama dibatasi.
"Kenapa harus dilepas?" tanya Raihan ketika jas yang membungkus tubuh Myra tidak lagi menutupi tubuh kecilnya.
"Emangnya kenapa kalau dilepas?" Myra balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten Desire
Romance(Spin off Perfect Wife) Pasca pernikahannya gagal, Raihan tidak mau lagi berurusan dengan asmara. Jika harus gagal dua kali, lebih baik Raihan sendiri dan larut dalam pekerjaan yang lebih penting. Namun, saat dia harus berurusan dengan Myra, aktris...